Bahasa-Bahasa di Indonesia

Table of Contents
A-
Bahasa Anus: Bahasa Melayu-Polinesia yang dituturkan oleh sekitar 70 orang di suatu pulau di Teluk Jayapura, di sebelah timur sungai Tor, di Provinsi Papua.

Bahasa Aoheng/Penihing: Sebuah bahasa yang dipertuturkan oleh suku Aoeheng (disebut juga suku Penihing) di wilayah provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Suku Aoheng/Penihing merupakan 1,7% dari penduduk Kutai Barat.

Bahasa Asmat-Kamoro: Keluarga dari rumpun bahasa Trans-New Guinea dituturkan oleh suku Asmat dan Komunitas terkait di selatan Papua Barat.

B-
Bahasa Baduy: Bahasa yang digunakan suku Baduy. Penuturnya tersebar di gunung Kendeng, Rangkasbitung Lebak; Pandeglang; dan Sukabumi. Dari segi linguistik, bahasa Baduy bukan dialek dari bahasa Sunda, tetapi dimasukan ke dalam suatu rumpun bahasa Sunda.

Bahasa Bakati’: Sebuah bahasa yang dipertuturkan di Kalimantan Barat, Indonesia, dekat perbatasan Sarawak.

Bahasa Bakumpai: Bahasa Austronesia rumpun Barito Besar yang dituturkan oleh suku Dayak Bakumpai dan suku Dayak Bara Dia (Suku Dayak Mengkatip) yang mendiami di bagian utara Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan dan daerah sebelah hulunya yang termasuk wilayah Kalimantan Tengah, Indonesia.

Bahasa Balaesang: Sebuah bahasa Austronesia yang dipertuturkan di Semenanjung Manimbayu, Balaesang, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Indonesia.

Bahasa Balantak: Sebuah bahasa Austronesia yang dipertuturkan di Semenanjung Timur Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, Indonesia.

Bahasa Banggai: Yang masih merupakan anak cabang malayo-Polinesia, dituturkan oleh masyarakat suku Banggai yang berpusat di Provinsi Sulawesi Tengah, yakni di Kabupaten Banggai, Morowali, Tojo Una Una dan Banggai Kepualauan. Di samping wilayah-wilayah inti suku ini, mereka juga tersebar di pesisir Sulawesi Tengah, Maluku, dan Maluku Utara.

Bahasa Bangka: Bahasa yang dituturkan di Pulau Bangka, Indonesia. Pada tahun 2000, jumlah penutur bahasa ini mencapai 340.000. Bahasa Bangka dimasukkan dalam rumpun bahasa Melayu. Beberapa dialek bahasa ini diantaranya: dialek Bangka Utara, dialek Bangka Selatan, dialek Bangka Tengah, dan dialek Lom atau Belom atau Mapor.

Bahasa Banjar: Sebuah bahasa Austronesia yang dipertuturkan oleh suku Banjar di Kalimantan Selatan, Indonesia, sebagai bahasa ibu. Bahasa Banjar merupakan anak cabang bahasa yang berkembang dari Bahasa Melayu. Asal bahasa ini berada di provinsi Kalimantan Selatan yang terbagi atas Banjar Kandangan, Amuntai, Alabiu, Kalua, Alai, dan lain-lain.

Bahasa Batak: Rumpun bahasa yang dituturkan di Sumatera Utara. Kelompok ini dimasukkan ke dalam kelompok yang dijuluki Northwest Sumatera-Barrier Islands dalam rumpun bahasa Melayu-Polinesia.

Bahasa Batak Alas-Kluet: Sebuah bahasa yang dituturkan di timur laut Tapak-Tuan dan di sekitar Kutacane, Aceh. Pada tahun 2000, jumlah penutur bahasa ini mencapai 195.000 jiwa. Banyak orang menolak label “Batak” karena alasan konotasi budayanya.

Bahasa Batak Angkola: Bahasa yang paling mirip dengan bahasa Batak Toba, di samping letak geografis yang berdekatan bahasa Angkola sedikit lebih lembut intonasinya daripada bahasa Toba. Bahasa Batak Angkola meliputi daerah Padangsidempuan, Batang Toru, Sipirok, dan seluruh bagian kabupaten Tapanuli Selatan.

Bahasa Batak Karo: Bahasa yang digunakan oleh suku Karo yang mendiami Dataran Tinggi Karo (Kabupaten Karo), Langkat, Deli Serdang, Dairi, Medan, hingga ke Aceh Tenggara Indonesia.

Bahasa Batak Mandailing: Salah satu bahasa dari rumpun bahasa Batak. Mayoritas penuturnya menghuni daerah Mandailing Natal, Padang Lawas, dan Padang Lawas Utara. Bahasa Mandailing berbeda dari bahasa Natal, yang merupakan dialek bahasa Minangkabau.

Bahasa Batak Pakpak: Dipakai untuk penduduk yang bermukim di wilayah Kabupaten Dairi, Pakpak Bharat di Sumatera Utara dan sebagian wilayah kabupaten Singkil daratan di Aceh. Bahasa Pakpak juga terdapat di wilayah Parlilitan yang masuk wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan dan wilayah Manduamas yang merupakan bagian dari Kabupaten Tapanuli Tengah.

Bahasa Batak Simalungun: Atau Sahap Batak Simalungun (dalam bahasa Simalungun) adalah bahasa yang digunakan oleh suku Batak Simalungun yang mendiami Kabupaten Simalungun, Serdang Bedgadai, Deli Serdang, Dairi, Medan, hingga ke Tapanuli di Indonesia.

Bahasa Batak Toba: Salah satu bahasa daerah yang dipertuturkan di daerah sekitar Danau Toba dan sekitarnya, meliputi Samosir, Humbang Hasundutan, Tapanuli Utara dan Toba Samosir, Sumatera Utara.

Bahasa Benyadu’: Disebut juga Njadu, Nyadu, Balantiang atau Balantian, adalah salah satu bahasa dari rumpun bahasa Melayu-Polinesia yang dituturkan di Kalimantan. Penuturnya tinggal di Kabupaten Bengkayang dan Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat, dengan perbatasan dengan Sarawak. Jumlahnya sekitar 54.000 orang (2007). Bahasa Benyadu’ dimasukkan ke dalam rumpun bahasa Dayak Darat.

Bahasa Berau: Atau Dialek Melayu Berau (bve) adalah suatu bahasa Austronesia yang dituturkan suku Berau di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Bahasa Berau merupakan salah satu dialek Melayu Lokal sehingga dapat pula disebut Bahasa Melayu Berau.

Bahasa Bukat: Sebuah bahasa yang dipertuturkan oleh Suku Bukat di wilayah dekat perbatasan Sarawak, provinsi Kalimantan Barat, Indonesia. Suku Bukat merupakan 0,2 % dari penduduk Kutai Barat.

C-
Bahasa Cia-Cia: Atau bahasa Buton Selatan, ialah sejenis bahasa Austronesia yang ditutur di sekitar Kota Bau-Bau di selatan Pulau Buton yang terletak di tenggara Pulau Sulawesi di Indonesia.

D-
Rumpun Bahasa Dayak Darat: (Land Dayak Language) Adalah sekelompok bahasa dari rumpun bahasa Melayu-Polinesia yang ditutur penduduk sebagian pedalaman Pulau Borneo. Ada yang meragukan keserumpunan bahasa tersebut. Di antara bahasa tersebut dimasukkan bahasa Ahe, Bekati’, Biatah, Benyadu, Ribun, Sanggau, Semandang, Bukar Sadong, Jagoi, Sara, Tringgus, Kembayan, dan sejumlah bahasa lain.

Bahasa Dusun Malang: Sebuah bahasa yang dipertuturkan Suku Dayak Malang di wilayah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, Indonesia.

Bahasa Dusun Witu: Sebuah bahasa yang dipertuturkan di wilayah Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah, Indonesia. Bahasa ini memiliki dua dialek, yakni Dusun Pepas dan Dusun Witu.

E-
Bahasa Enggano: Bahasa yang digunakan suku Enggano yang persebarannya hanya di pulau Enggano dan empat pulau kecil di sekitarnya. Bahasa ini termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia, meskipun ada yang menganggapnya sebagai bahasa isolat yang meminjam rumpun bahasa Austronesia.

F-
Rumpun Bahasa Filipina: (Philippine Language) adalah suatu usulan yang dibuat tahun 1991 oleh Robert Blust untuk menggabungkan semua bahasa di Filipina dan bagian utara Pulau Sulawesi, kecuali rumpun bahasa Sama-Bajau (bahasa orang Bajau dan sejumlah bahasa di pulau Palawan) dalam satu kelompok di dalam kelompok bahasa Melayu-Polinesia.

G-
Bahasa Gayo: Sebuah bahasa dari rumpun Austronesia yang dituturkan oleh suku Gayo di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, yang terkonsentrasi di kabupaten Aceh Timur. Ketiga daerah ini merupakan wilayah inti suku Gayo.

Rumpun Bahasa Gorontalo-Mongondow: Sekelompok bahasa yang dipertuturkan di bagian utara pulau Sulawesi dan terdiri dari kelompok Gorontalic (bahasa Bolango, bahasa Buol, bahasa Bintauna, bahasa Gorontalo, bahasa Kaidipang, bahasa Lolak, bahasa Suwawa) dan kelompok Mongondowic (bahasa Mongondow dan bahasa Ponosakan).

H-
Bahasa Haji: Atau bahasa Aji adalah bahasa yang digunakan suku Haji di kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan. Bahasa ini termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia. Secara genetis, bahasa ini merupakan bahasa Melayu dengan sepertiga kosakatanya berasal dari bahasa Lampung.

Rumpun Bahasa Halmahera Utara: Kelompok yang terdiri dari 16 bahasa Papua Barat yang ditutur di pulau Halmahera dan sekitarnya. Kelompok ini terdiri dari kelompok Galela Loloda (bahasa Galela, bahasa Laba, bahasa Loloda, bahasa Modole, bahasa Pagu, bahasa Tabaru, bahasa Tobelo, bahasa Tugutil), kelompok Sahu (bahasa Gamkorona, bahasa Ibu, bahasa Kao, bahasa Sahu, bahasa Waioli), kelompok Ternate-Tidore (bahasa Ternate, bahasa Tidore), dan bahasa tersendiri (bahasa Makian Barat). Bahasa Halmahera Utara yang paling terkenal adalah bahasa Ternate, yang penuturnya berjumlah sekitar 50.000 orang dan merupakan lingua franca di kawasannya.

Bahasa Hovongan: Sebuah bahasa yang dipertuturkan oleh Suku Hovongan di wilayah dekat perbatasan Serawak, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia. Bahasa Hovongan memiliki 3 dialek, yakni Hovongan, Penyavung, dan Semukung Uheng.

I-
Rumpun Bahasa Ibanik: Sekelompok bahasa dalam rumpun bahasa Melayik. Bahasa ini dipertuturkan di bagian barat pulau Borneo dan terdiri dari bahasa Balau (Sarawak), bahasa Iban (Sarawak), bahasa Mualang (Kalimantan), bahasa Remun (Sarawak), bahasa Seberuang (Kalimantan), dan bahasa Sebuyau (Sarawak).

J-
Bahasa Jangkang: Atau Djongkang adalah sebuah bahasa yang dipertuturkan oleh Suku Jangkang di wilayah Jangkang, Sanggau, Kalimantan Barat, Indonesia. Bahasa Jangkang mempunyai dua dialek, yakni dialek Jangkang sejati dan dialek Pompang.

Bahasa Jawa Brebes: Bahasa Jawa yang dituturkan oleh sebagian masyarakat Kabupaten Brebes, bahasa Jawa di wilayah tersebut mempunyai ciri khas tersendiri yang tidak dimiliki oleh daerah lain.

Rumpun Bahasa Jawa: Adalah salah satu kelompok bahasa dalam rumpun bahasa Melayu-Polinesia. Bahasa dari kelompok ini dituturkan di Indonesia (pulau Jawa, tempat asalnya, dan Bali), dan juga di wilayah Prancis Kaledonia Baru dan Suriname.

Bahasa Jawa: Bahasa yang digunakan penduduk suku bangsa Jawa di Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur. Selain itu, Bahasa Jawa juga digunakan oleh penduduk yang tinggal di beberapa daerah lain seperti di Banten terutama kota Serang, kabupaten Serang, kota Cilegon dan kabupaten Tangerang, Jawa Barat khususnya kawasan pantai utara terbentang dari pesisir utara Karawang, Subang, Indramayu, kota Cirebon dan kabupaten Cirebon. Bahasa Jawa sangat beragam, dan keragaman ini masih terpelihara sampai sekarang, baik karena dituturkan maupun melalui dokumentasi tertulis. Dialek geografi, dialek temporal serta register dalam bahasa Jawa sangat kaya sehingga seringkali menyulitkan orang untuk mempelajarinya.

K-
Bahasa Kaidipang: Sebuah bahasa Melayu-Polinesia yang dipertuturkan di daerah pantai Kabupaten Majene dan Kabupaten Polewali Mamasa, Sulawesi Barat, Indonesia.

Bahasa Kaili: Bahasa yang digunakan oleh etnik Kaili di Sulawesi Tengah, yang tersebar di Kabupaten Banggai, Kabupaten Banggai Kepulauan, Kabupaten Donggala, Kabupaten Perigi Moutong, Kabupaten Toli-Toli, Kabupaten Poso, Kabupaten Morowali, dan sebagian Kabupaten Tojo Una Una.

Rumpun Bahasa Kaili-Pamona: Sekelompok bahasa yang dituturkan di bagian tengah provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia.

Bahasa Kanayatn: Atau Kendayan adalah sebuah bahasa yang dipertuturkan di wilayah Kabupaten Landak, Kalimantan Barat Indonesia. Bahasa Kendayan mempunyai beberapa dialek, antara lain Ambawang, Kendayan, Ahe, Selako.

Kata Kolok: (secara harfiah berarti “tuna rungu berbicara”), juga dikenal dengan nama Bahasa Isyarat Benkala atau Bahasa Isyarat Bali, adalah bahasa isyarat yang digunakan di desa Benkala, Bali Utara, Indonesia. Desa tersebut mempunyai tingkat tuna rungu yang tinggi dalam beberapa generasi. Seperti yang terjadi di beberapa tempat lain dengan ciri yang sama, bahasa isyarat telah dikembangkan untuk komunikasi di desa ini.

Bahasa Kaur: Atau Bahasa Ka’ur adalah bahasa yang digunakan suku Kaur di Kabupaten Kaur, Bengkulu. Bahasa Kaur juga dikenal dengan nama bahasa Bintuan dan bahasa Mulak.

Bahasa Kayan Busang: Sebuah bahasa yang dipertuturkan di wilayah Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Dialek bahasa Busang terdiri atas dialek Mahakam Busang, Belayan, dan Long Bleh.

Bahasa Kayan Mahakam: Sebuah bahasa yang dipertuturkan di wilayah Kutai Barat dan Malinau, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia.

Bahasa Kayan Mendalam: Sebuah bahasa yang dipertuturkan di wilayah Sungai Mendalam, Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia.

Bahasa Kayan Sungai Kayan: Sebuah bahasa yang dipertuturkan di wilayah sepanjang aliran Sungai Kayan, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Bahasa ini terdiri atas beberapa dialek, antara lain dialek Uma Leken, Kayaniyut Kayan, dan Uma Laran.

Bahasa Kayan Wahau: Sebuah bahasa yang dipertuturkan di wilayah Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia.

Bahasa Kelabit: Sebuah bahasa yang dipertuturkan oleh Suku Kelabit di wilayah Kalimantan Barat, Indonesia dan Sarawak bagian utara, Malaysia.

Bahasa Keninjal: Sebuah bahasa yang dipertuturkan di wilayah Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat, Indonesia. Bahasa Keninjal mempunyai satu dialek, yakni “Kubing”.

Bahasa Kenyah Kelinyau: Sebuah bahasa yang dipertuturkan oleh Suku Kenyah Kelinyau di wilayah desa Pimping, Long Setulang, Batu Kajang, Long Uli, Long Belua, aliran Sungai Kayan, Mahakam, Baram Hulu, Bahau, Balui Hulu, Malinau, Belayan, dan Telen di Kalimantan Timur bagian utara, Indonesia.

Bahasa Kenyah Wahau: Sebuah bahasa yang dipertuturkan oleh Suku Kenyah Wahau di wilayah Kabupaten Kutai Kertanegara bagian utara, Kalimantan Timur, Indonesia. Bahasa Kenyah Wahau mempunyai tiga dialek besar, yaitu Uma Timai, Lebu’ Kulit, dan Uma’ Ujok.

Bahasa Kereho: Sebuah bahasa yang dipertuturkan di wilayah sepanjang sungai Kereho (dekat Sarawak), Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia.

Bahasa Kerinci: Bahasa yang digunakan suku Kerinci di sekitar wilayah sungai Penuh. Bahasa ini termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia. Ragam dialeknya sangat tinggi bila dilihat dari wilayah penuturnya yang kecil. Beberapa dialek diantaranya Ulu, Mamak, Akit, Talang, dan Sakei. Aksara Kaganga adalah aksara yang digunakan untuk menuliskan bahasa Kerinci.

Bahasa Kohin: Sebuah bahasa yang dituturkan di wilayah Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, Indonesia.

Bahasa Komering: Atau bahasa Kumoring adalah bahasa yang digunakan suku Komering dan Kayu Agung. Penutur bahasa Komering tersebar di sepanjang sungai Komering, dari danau Ranau hingga dekat Palembang. Bahasa ini termasuk rumpun bahasa Lampung.

Bahasa Konjo Pesisir: Salah satu bahasa dari bahasa Melayu-Polinesia yang dituturkan di Sulawesi Selatan. Penuturnya adalah suku Konjo Pesisir, yang tinggal di kawasan pesisir, di sudut tenggara bagian selatan pulau Sulawesi.

Bahasa Kubu: Atau Bahasa Anak Dalam atau Bahasa Orang Rimba adalah bahasa yang digunakan suku Kubu. Persebaran penuturnya meliputi Provinsi Jambi, Riau, dan Sumatera Selatan. Bahasa ini termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia.

Bahasa Melayu Kutai Kota Bangun: Atau Bahasa Kutai Hulu adalah sebuah bahasa Austronesia yang dipertuturkan di daerah tengah cekungan Sungai Mahakam, Kalimantan Timur, Indonesia. Secara administratif, daerah ini meliputi Muara Pahu, Kota Bangun, hingga Sebulu.

L-
Rumpun Bahasa Lampung: Sekelompok bahasa yang dipertuturkan oleh Ulun Lampung di Provinsi Lampung, selatan Palembang dan pantai barat Banten. Rumpun ini terdiri dari Bahasa Komering, Bahasa Lampung Api dan Bahasa Lampung Nyo.

Bahasa Lauje: Sebuah bahasa Austronesia yang dipertuturkan di daerah sepanjang Teluk Tomini (kecamatan Sojol, Dondo, Tinombo, Tomini, dan Ampibabo), area Sungai Sidoan, Sulawesi Tengah, Indonesia.

Bahasa Loncong: Atau bahasa Seka atau bahasa Orang Laut adalah bahasa yang digunakan suku Loncong. Penuturnya tersebar di pesisir timur mulut sungai Kampar dan Indragiri hingga pulau-pulau sekitarnya, juga di pesisir pulau Bangka dan Belitung. Bahasa ini termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia.

Bahasa Lubu: Bahasa yang digunakan suku Lubu yang persebaran penuturnya terdapat di provinsi Sumatera Utara bagian selatan, berada di dalam wilayah penutur bahasa Batak.

Bahasa Lundayeh: Bahasa Austronesia dari kelompok bahasa Kelabitik yang dituturkan di sepanjang sungai Sesayap, Krayan, Nunukan dan Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur serta di Brunei dan Perbatasan Sabah-Sarawak, Malaysia Timur.

M-
Bahasa Maanyan: Bahasa yang dituturkan oleh suku Dayak Maanyan di Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah, dan sebagian Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan (Kecamatan Tanta).

Bahasa Makassar: Atau Mangkasara’ adalah bahasa yang dituturkan oleh suku Makassar, penduduk Sulawesi Selatan, Indonesia. Bahasa ini dimasukkan ke dalam suatu rumpun bahasa Makassar yang sendirinya merupakan bagian dari rumpun bahasa Sulawesi Selatan dalam cabang Melayu-Polinesia dari rumpun bahasa Austronesia.

Bahasa Manado: Dituturkan penduduk kota Manado, Bitung, Kabupaten Minahasa dan sekitarnya. Memiliki kesamaan dengan dialek bahasa di Sulawesi Tengah dan Maluku.

Bahasa Mandar: Bahasa suku Mandar, yang tinggal di Provinsi Sulawesi Barat, tepatnya di Kabupaten Mamuju, Polewali Mandar, Majene dan Mamuju Utara. Di samping di wilayah-wilayah inti suku ini, mereka juga tersebar di pesisir Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur.

Rumpun Bahasa Melayik: Salah satu kelompok dari bahasa Melayu-Sumbawa. Kelompok ini terdiri dari 53 bahasa dan dibagi dalam kelompok Ibanik (6 bahasa), Kendayan (2 bahasa), dan Melayu (45 bahasa).

Bahasa Melayik Dayak: Disebut juga bahasa Bamayo atau bahasa Bumayoh, adalah salah satu dari rumpun bahasa Melayu yang dipertuturkan di Kalimantan Barat (sebagian Kayong Utara, sebagian Ketapang, sebagian Kapuas Hulu, sebagian Melawi) dan bagian barat Kalimantan Tengah (sebagian Kabupaten Lamandau, sebagian Sukamara, sebagian Kotawaringin Barat, sebagian Seruyan, sebagian Kotawaringin Timur).

Bahasa Melayu Makassar: Salah satu bentuk bahasa Melayu yang dimasukkan ke dalam kelompok Trade Malay (“Melayu Pasar”). Bahasa ini digunakan sebagai bahasa perdagangan di lingkungan pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan. Jumlah penutur bahasa ini mencapai 1.889.000 jiwa pada tahun 2000.

Bahasa Melayu Jambi: Atau Baso Jambi adalah salah satu anak cabang bahasa Austronesia yang dituturkan khususnya di wilayah Jambi, bagian selatan Provinsi Riau serta tersebar di berbagai kota di seluruh Indonesia.

Bahasa Melayu Kutai: Bahasa Melayu yang hidup dan berkembang sejalan dengan perkembangan Suku Kutai. Suku Kutai adalah suku yang mendiami alur sepanjang sungai Mahakam, dan populasinya tersebar di wilayah bekas Kabupaten Kutai dahulu (kabupaten induk dari Kabupaten Kutai Barat, Kutai Kartanegara, dan Kutai Timur sekarang ini).

Bahasa Melayu Larantuka: Atau Bahasa Melayu Ende atau Bahasa Nagi adalah bahasa yang digunakan orang Larantuka. Penuturnya terdapat di Larantuka, Flores Timur dan desa Wure di pulau Andora. Bahasa ini termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia.

Bahasa Melayu Kutai Tenggarong: Atau Bahasa Kutai Hilir adalah sebuah bahasa Austronesia yang dipertuturkan di daerah Kabupaten Kutai Kartanegara bagian timur, Kabupaten Kutai Timur (utamanya wilayah Muara Ancalong, Kutai Timur bagian utara) dan Kota Samarinda.

Rumpun Bahasa Melayu-Sumbawa: Sekelompok bahasa yang terdiri dari kelompok Melayik dan Chamik dengan beberapa bahasa di Jawa dan di Nusa Tenggara Barat, kecuali bahasa Jawa sendiri.

Bahasa Mentawai: Sebuah bahasa dari rumpun Austronesia yang dipertuturkan di Mentawai, lepas pantai Sumatera Barat. Jumlah penutur bahasa ini sekitar 64.000 jiwa.

Rumpun Bahasa Minahasa: Sekelompok bahasa Melayu-Polinesia yang di pertuturkan di Sulawesi Utara. Kelompok ini termasuk dalam rumpun bahasa Filipina. Bahasanya adalah bahasa Tondano, bahasa Tombulu, bahasa Tonsea, bahasa Tontemboan, dan bahasa Tonsawang.

Bahasa Minangkabau Jamee: Dialek Jamee adalah sebuah dialek Bahasa Minangkabau. Dialek ini tersebar di sepanjang pesisir barat dan selatan Aceh. Meski merupakan dialek dari bahasa Minangkabau, Orang Aceh ada yang menyebutnya dengan Basa Jamee (Bahasa Jamee) atau Basa Baiko (Bahasa Baiko). Sedangkan suku Aneuk Jamee sendiri menyebutnya dengan Baso Jamu (Bahasa Jamu).

Bahasa Minangkabau: Atau Baso Minang adalah salah satu bahasa dari rumpun bahasa Melayu yang dituturkan oleh Orang Minangkabau sebagai bahasa ibu khususnya di Provinsi Sumatera Barat (kecuali kepulauan Mentawai), bagian barat Provinsi Riau, dan Negeri Sembilan, Malaysia.

Bahasa Mongondow: Bahasa yang digunakan Suku Mongondow di Sulawesi Utara, yang pada mulanya bahasa Mongondow merupakan bahasa yang digunakan oleh penduduk Kerajaan Boolang Mongondow yang kemudian menjadi Kabupaten Boolang Mongondow, Kota Kotamobagu, Kabupaten Boolang Mongondow Timur, Kabupaten Boolang Mongondow Utara dan Kabupaten Boolang Mongondow Selatan dan sebagian pula di Kota Manado dan Gorontalo serta kota-kota lain di Indonesia.

Bahasa Mualang: Sebuah bahasa yang dipertuturkan oleh Suku Mualang di wilayah Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat, Indonesia. Bahasa Mualang terdiri atas dialek Mualang Ili’ dan Mualang Ulu.

Rumpun Bahasa Muna-Buton: Kelompok bahasa yang dipertuturkan di pulau Muna dan Buton di lepas pantai Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia.

Bahasa Musi: Atau Bahasa Sekayu atau Bahasa Palembang adalah bahasa yang digunakan beberapa suku di sepanjang hulu dan hilir sungai Musi, diantaranya adalah Suku Belide, Lakitan, Lematang, Musi Banyuasin, Musi Sekayu, Palembang, Panesak, dan Rawas. Bahasa ini juga digunakan oleh penutur bahasa lain, seperti penutur bahasa Komering, sebagai bahasa perdagangan. Beberapa dialek diantaranya pegagan, Musi Sekayu, Penukal, Kelingi, dan Rawas. Bahasa ini termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia.

N-
Bahasa Ngaju: Bahasa Barito (Austronesia) yang dituturkan oleh suku besar Dayak Ngaju dan suku-suku lainnya di Provinsi Kalimantan Tengah. Suku Dayak Ngaju menempati DAS Sungai Kapuas, Kahayan, Katingan, Mentaya, Seruyan dan Barito. Jumlah penggunanya lebih dari 1.000.000 orang termasuk di dalamnya dialek Bakumpai, Mengkatip dan Mendawai.

O-
Bahasa Okolod: Sebuah bahasa yang dipertuturkan di wilayah dekat perbatasan Sarawak, Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia.

Bahasa Osing: Bahasa yang dipertuturkan di daerah Banyuwangi, Jawa Timur. Selain di Banyuwangi, penutur bahasa ini juga dapat dijumpai di wilayah Kabupaten Jember, khususnya di Dusun Krajan Timur, Desa Glundengan, Kecamatan Wuluhan, Jember. Namun dialek Osing di wilayah Jember ini telah banyak terpengaruh bahasa Jawa dan Madura akibat keterisolasiannya dari daerah penutur Osing lainnya di Banyuwangi.

Bahasa Ot Danum: Sebuah bahasa yang dipertuturkan di wilayah Kalimantan Tengah, Indonesia.

P-
Bahasa Palembang: Bahasa yang dipertuturkan oleh masyarakat Palembang dengan jumlah penutur asli diperkirakan 500.000 orang. Bahasa Palembang mempunyai dua tingkatan, yaitu baso Palembang alus atau bebaso dan baso Palembang sehari-hari.

Bahasa Pamona: Juga dikenal sebagai bahasa Poso, digunakan sekitar 200.000 orang.

Rumpun bahasa Papua Barat: Satu rumpun dugaan yang terdiri dari 23 bahasa di Semenanjung Doberai (Vogelkop)di bagian barat pulau Papua dan di bagian utara pulau Halmahera. Keseluruhan penuturnya berjumlah sekitar 220.000 orang. Bahasa Papua Barat yang paling terkenal adalah bahasa Ternate dengan sekitar 500.000 penutur. Bahasa ini merupakan lingua franca di kawasannya. Bahasa Papua Barat terdiri atas 3 kelompok utama, Halmahera Utara (16 bahasa), West Bird’s Head (5 bahasa), dan Yapen (2 bahasa).

Bahasa Pekal: Bahasa yang digunakan suku Pekal yang berdiam di Provinsi Bengkulu dekat perbatasan Jambi dan Sumatera Selatan. Beberapa dialek dalam bahasa ini banyak dipengaruhi bahasa Minangkabau dan Rejang.

Bahasa Punan Aput: Sebuah bahasa yang dipertuturkan di Wilayah Ujoh Bilang timur (Sungai Mahakam), Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia.

Bahasa Punan Merah: Sebuah bahasa yang dipertuturkan di wilayah Ujoh Bilang timur (Sungai Mahakam), Provinsi Kalimantan Timur.

S-
Rumpun Bahasa Saluan-Banggal: Grup dari bahasa-bahasa yang berhubungan dekat yang dituturkan di bagian timur Provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia.

Bahasa Sanggau: Salah satu bahasa dari rumpun bahasa Melayu-Polinesia yang dituturkan di Kalimantan. Penuturnya tinggal di Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat, di sepanjang Sungai Kapuas. Bahasa Sanggau dimasukkan dalam rumpun bahasa Dayak Barat.

Bahasa Sangir: Disebut juga bahasa Sangihe, Sangi, Sangih adalah bahasa yang digunakan oleh etnis Sangihe di Sulawesi Utara, yang tersebar di Kepulauan Sangihe dan Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Kabupaten Kepulauan Talaud yaitu kepulauan yang terletak di utara jazirah Sulawesi. Sebagian penutur bahasa ini juga terdapat di kota Manado, kota Bitung dan Kabupaten Minahasa terutama daerah pesisir pantai utara.

Bahasa Sarudu: Sebuah bahasa Austronesia yang dipertuturkan di daerah Pasangkayu, Mamuju Utara, Sulawesi Barat, Indonesia.

Bahasa Sasak: Dipakai oleh masyarakat Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Bahasa ini mempunyai gradasi sebagaimana bahasa Bali dan bahasa Jawa. Bahasa Sasak serumpun dengan bahasa Sumbawa.

Bahasa Sawai: Juga disebut bahasa Weda adalah sebuah bahasa Halmahera Selatan dari Austronesia yang dituturkan di Kecamatan Weda dan Gane Timor, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara, Indonesia.

Bahasa Seberuang: Sebuah bahasa yang dipertuturkan oleh Suku Seberuang di wilayah Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, Indonesia.

Bahasa Segai: Sebuah bahasa yang dipertuturkan di wilayah sepanjang Sungai Kelay dan Long Laai, Berau, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Bahasa Segai memiliki dua dialek, yakni dialek Kelai dan Segah.

Rumpun Bahasa Seko: Sekelompok bahasa rumpun bahasa Melayu-Polinesia yang dituturkan di kawasan yang meliputi provinsi Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah. Kelompok ini termasuk dalam rumpun bahasa Sulawesi Selatan.

Bahasa Siang: Sebuah bahasa yang dipertuturkan oleh Suku Siang Murung di wilayah Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah, Indonesia.

Bahasa Sigulai: Atau Sikule merupakan sebuah bahasa yang dituturkan oleh suku Sigulai yang terdapat di Pulau Simeulue bagian utara. Bahasa ini terdapat di Kecamatan Simeulue Barat, Alafan dan Salang.

Bahasa Devayan: Sebuah bahasa yang dituturkan oleh Suku Devayan yang mendiami Pulau Simeulue bagian tengah dan selatan. Bahasa ini dituturkan di Kecamatan Teupah Barat, Simeulue Timur, Simeuleu Tengah, Teupah Selatan dan Teluk Dalam.

Rumpun Bahasa Sulawesi: Rumpun bahasa Sulawesi, dalam bahasa Inggris Celebic Languages, adalah suatu usulan pengelompokan sejumlah bahasa Melayu-Polinesia yang dipertuturkan di pulau Sulawesi, yang dulu oleh orang Barat dijuluki “Celebes”.

Bahasa Sunda: Atau Basa Sunda adalah sebuah bahasa dari cabang Melayu-Polinesia dalam rumpun bahasa Austronesia. Bahasa ini dipertuturkan oleh sekitar 34 juta orang (sekitar 1 juta orang di luar negeri) dan merupakan bahasa dengan penutur terbanyak kedua di Indonesia. Bahasa Sunda dituturkan di hampir seluruh provinsi Jawa Barat, melebar hingga sebagian Jawa Tengah mulai dari Kali Pamali (Cipamali) di wilayah Brebes dan Majenang, Cilacap, di kawasan provinsi Banten dan Jakarta, serta di seluruh Provinsi di Indonesia dan luar negeri yang menjadi daerah urbanisasi Suku Sunda.

Bahasa Sunda Brebes: Bahasa Sunda yang digunakan oleh sebagian masyarakat di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah terutama di bagian selatan dan barat daya wilayah tersebut. Wilayah Kabupaten Brebes merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang berbatasan dengan wilayah Jawa Barat. Di wilayah itu, terutama di wilayah Brebes bagian selatan, terjadi persinggungan antara dua bahasa di Indonesia, yaitu persinggungan antara bahasa Jawa dan bahasa Sunda.

Bahasa Sunda Cirebon: Atau disebut sebagai Bahasa Sunda Cirebonan merupakan ragam percakapan bahasa Sunda yang ada di wilayah eks-Karesidenan Cirebon dan sekitarnya, yang meliputi Kuningan, Majalengka, Cirebon, Indramayu dan Subang serta Brebes di Jawa Tengah.

T-
Bahasa Talaud: Bahasa yang digunakan oleh etnik Talaud di Sulawesi Utara, yang tersebar di Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Kabupaten Kepulauan Talaud. Sebagian pula bahasa ini dituturkan di Kabupaten Minahasa.

Bahasa Tausug: Sejenis bahasa yang dituturkan di wilayah Sulu di Filipina, Malaysia dan Indonesia oleh orang Tausug. Mengikuti sejarah, bahasa asal Tausug atau Suluk sebenarnya adalah dari bahasa asal Orang Tagimaha (Taguima dari Basilan).

Bahasa Tawoyan: Sebuah bahasa yang dipertuturkan di wilayah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, Indonesia.

Bahasa Tengger: Dituturkan di daerah gunung Bromo yang termasuk wilayah Pasuruan, Probolinggo, Malang dan Lumajang.

Bahasa Tombelala: Sebuah bahasa Austronesia yang dipertuturkan di 4 desa di Bungku Tengah, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, Indonesia.

Rumpun Bahasa Tomini-Tolitoli: Sekelompok bahasa yang dituturkan di sekitar teluk Tomini dan kabupaten Tolitoli di utara provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia.

Bahasa Tonsawang: Salah satu bahasa yang dipertuturkan di daerah sekitar Tombatu, Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara. Bahasa Tonsawang termasuk dalam rumpun bahasa Minahasa.

Bahasa Tonsea: Sebuah bahasa Melayu-Polinesia yang dipertuturkan di daerah ujung timur laut Sulawesi, Indonesia. Bahasa Tonsea termasuk dalam rumpun bahasa Minahasa.

Bahasa Totoli: Sebuah bahasa Austronesia yang dipertuturkan di daerah pantai utara, Kecamatan Tolitoli Utara, Galang, Baolan, dan Dondo di Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah, Indonesia.

Bahasa Tukang Besi: Atau bahasa Kaumbeda merupakan bahasa Austronesia yang digunakan di Kepulauan Tukangbesi tepatnya di Kabupaten Wakatobi Sulawesi Tenggara dituturkan lebih dari 200.000 penutur. Penutur di luar daerah yakni kota Baubau, Kepulauan Maluku, Bacan, Taliabu, Mongole, Buru, Sulabesi, Seram, dan Pulau Ambon, Papua; Sumbawa juga di Singapura.

Bahasa Tunjung: Sebuah bahasa yang dipertuturkan oleh Suku Tunjung di wilayah Kabupaten Kutai, Kalimantan Timur, Indonesia. Dialek bahasa Tunjung terdiri atas dialek Tunjung (Tunjung Tengah), Tunjung Londong, Tunjung Linggang, dan Pahu.

W-
Bahasa Wolio: Salah satu bahasa daerah yang ada di Pulau Buton. Bahasa ini merupakan bahasa resmi pada saat sistem pemerintahan kerajaan atau kesultanan Buton. Hingga saat ini bahasa Wolio masih dipakai oleh masyarakat khususnya yang ada di kota Bau-Bau, namun bahasa Wolio ini tetap dikenal oleh masyarakat dari berbagai penjuru daerah bekas pemerintahan kerajaan atau kesultanan Buton.

Bahasa Wotu: Sebuah bahasa Austronesia yang dipertuturkan di daerah Kecamatan Wotu, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Tengah, Indonesia.

Y-
Bahasa Yapen: Sekelompok 2 bahasa dari rumpun bahasa Papua Barat yang terdiri dari bahasa Saweru dan Bahasa Yawa.


Ket. klik warna biru untuk link

Download Bahasa di Indonesia di Sini
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment