Elemen-elemen Modernitas
Table of Contents
Modernitas |
Ada elemen keempat yang mendasari tiga yang lain, yaitu universalisme. Dengan itu dimaksudkan bahwa elemen-elemen modernitas itu bersifat normatif untuk segala masyarakat yang mau melangsungkan modernisasi. Secara historis sifat normatif ini diaktualisasikan dalam gerakan humanisme Renaisans abad ke-16 dan perkembangan sains dan teknologi yang sangat menentukan gerakan-gerakan Pencerahan abad ke-18 di Eropa. Dengan modernisasi, kebenaran wahyu diuji di hadapan rasionalitas, legitimasi kekuasaan dipersoalkan melalui kritik, dan kesahihan tradisi dipertanyakan berdasarkan harapan akan masa depan yang lebih baik. Sejak suatu masyarakat melangsungkan modernisasi, masyarakat itu kehilangan sikap naifnya, dan melibatkan diri pada suatu proyek sejarah universal untuk mencapai tujuan tertentu di masa depan. Bahwa elemen-elemen itu bersifat universal, dapat kita buktikan dalam proyek modernisasi masyarakat kita sendiri, mulai dari pergerakan nasional (penemuan subjektivitas), revolusi kemerdekaan (kritik), dan era pembangunan (progres).
Apakah keempat elemen tersebut diwujudkan tanpa ekses yang tidak diharapkan? Pertanyaan ini dijawab negatif oleh para pemikir posmodernisme. Untuk memahami reaksi mereka, kita perlu lebih dulu memahami apa yang sejak Weber disebut rasionalisasi (Rationalisierung). Modernisasi adalah suatu rasionalisasi, yaitu perluasan rasionalitas ke segenap sektor kemasyarakatan, sebagaimana tampak dalam birokratisasi dan kapitalisasi. Posmodernisme marah terhadap apa yang sejak Lyotard disebut Grandnarrative ini, karena wataknya yang bukan hanya universalistis, melainkan juga totaliter. George Bataille mengkritik rasionalisasi tak kurang sebagai homogenisasi, dan Foucault menyingkapkannya sebagai praktek kuasa untuk mengekslusi mereka yang tidak rasional. Karena itu, rasionalisasi adalah represi totaliter yang tersentralisasi dan tidak mengizinkan pluralisme serta mengeliminasi heterogenitas. Ekses itu secara historis terbukti dalam proyek Stalinisme, Nazisme, Fasisme, tetapi juga teknokratisme, yang menyingkirkan pluralisme pendapat. Singkatnya, ekses itu adalah totalitarianisme gaya baru (gaya lama; totalitarianisme agama).
Ket. klik warna biru untuk link
Download di Sini
Sumber
Hardiman, F. Budi. 2003. Melampaui Positivisme dan Modernitas. Penerbit Kanisius. Yogyakarta
Post a Comment