Karl Marx. Kerja

Table of Contents
Karl Marx tentang Kerja
Pekerja Pabrik
Bagi Marx, sifat esensial spesies dan potensi manusia terkait erat dengan kerja, Pertama-tama kerja adalah suatu proses ketika manusia dan alam berpartisipasi dan manusia atas kemauannya sendiri memulai, mengatur, dan mengendalikan hubungan-hubungan material di antara dirinya dan alam. Oleh karena itu, dengan bertindak kepada dunia luar dan mengubahnya, manusia sekaligus mengubah hakikatnya sendiri. Dengan mengembangkan kekuatannya yang sedang tidur dan memaksanya patuh pada kemauannya. Kami mengandaikan kerja di dalam bentuknya yang khas manusiawi. Seekor laba-laba melakukan pekerjaan yang mirip dengan pekerjaan seorang penenun dan seekor lebah melebihi seorang arsitek dalam membangun sarangnya. Akan tetapi, apa yang membedakan arsitek yang paling buruk dari lebah-lebah yang terbaik ialah bahwa sang arsitek memunculkan bangunannya di dalam imajinasi sebelum ia mendirikannya di dalam kenyataan. Pada akhir setiap proses kerja kita memperoleh hasil yang semula ada di dalam imajinasi pekerja. Dia tidak hanya menyebabkan perubahan bentuk di bidang materi pada benda yang dikerjakannya, tetapi dia juga mewujudkan suatu maksud (Marx, 1867/1967: 177-178).

Kita melihat di dalam kutipan di atas banyak bagian penting pandangan Marx mengenai hubungan antara kerja dan hakikat manusia. Pertama, apa yang membedakan kita dari hewan-hewan lain—sifat esensial spesies kita—ialah bahwa kerja kita menciptakan sesuatu di dalam kenyataan yang sebelumnya hanya ada di dalam imajinasi kita. Produksi kita mencerminkan maksud kita. Marx menyebut hal itu proses menciptakan objek-objek luar yang berasal dari objektivasi pemikiran-pemikiran kita bagian dalam. Kedua, kerja demikian bersifat material (Sayers, 2007). Kita bekerja dengan aspek-aspek alam yang lebih material (misalnya, menanam buah-buahan dan sayur-sayuran, menebang pohon untuk mendapatkan kayu) untuk memenuhi kebutuhan material kita. Akhirnya, Marx percaya bahwa kerja tidak sekadar menstransformasi aspek-aspek material alam, tetapi juga menstransformasi kita, kesadaran kita, dan hakikat kita sebagai manusia. Dengan demikian, kerja sekaligus adalah (1) objektivasi maksud kita, (2) pembentukan hubungan esensial di antara kebutuhan manusia dan objek-objek material kebutuhan kita, dan (3) transformasi hakikat kita sebagai manusia.

Penggunaan istilah kerja oleh Marx tidak terbatas pada kegiatan-kegiatan ekonomi; ia meliputi seluruh tindakan produktif yang mengubah aspek-aspek material alam sesuai dengan maksud manusia. Apa pun yang diciptakan melalui kegiatan bermaksud yang bebas ini adalah ungkapan hakikat manusia kita dan juga transformasi terhadapnya.

Seperti yang akan kita lihat di bawah, proses kerja telah berubah di bawah kapitalisme, yang membuat sulit bagi kita untuk memahami konsepsi Marx, tetapi kita mendekati konsep Marx ketika kita memikirkan kegiatan kreatif seorang seniman. Karya seni adalah suatu representasi pemikiran sang seniman. Di dalam peristilahan Marx, karya seni adalah suatu objektivasi sang seniman. Akan tetapi, juga benar bahwa proses menciptakan seni mengubah sang seniman. Melalui proses menghasilkan seni, ide-ide seniman tentang seni berubah, atau sang seniman mungkin menjadi sadar akan suatu visi baru yang memerlukan objektivasi. Selain itu, karya seni yang lengkap dapat menghasilkan makna baru bagi sang seniman dan mengubah konsepsi-konsepsi sang seniman atas karya tertentu atau seni pada umumnya

Kerja, bahkan kerja seni, adalah tanggapan terhadap suatu kebutuhan, dan transformasi yang dihasilkan kerja juga mentransformasi kebutuhan-kebutuhan kita. Kepuasan kebutuhan kita dapat menyebabkan terciptanya kebutuhan-kebutuhan baru (Marx dan Engels, 1845-1846/1970:43). Contohnya, produksi mobil untuk memenuhi kebutuhan kita akan transportasi jarak jauh menyebabkan kebutuhan baru akan jalan raya. Bahkan, yang lebih signifikan, meskipun hanya segelintir orang yang menganggap bahwa mereka membutuhkan mobil ketika mobil ditemukan pertama kali, sekarang sebagian orang merasa bahwa mereka juga membutuhkannya. Perubahan yang serupa juga terjadi dengan komputer. Sementara satu generasi yang lalu hanya sedikit orang yang merasa membutuhkan sebuah komputer pribadi, kini banyak orang yang membutuhkannya, dan juga perangkat lunak serta perlengkapan yang menyertainya.

Kita bekerja untuk menjawab kebutuhan-kebutuhan kita, tetapi kerja itu sendiri mentransformasi kebutuhan-kebutuhan kita, yang dapat menyebabkan bentuk-bentuk baru kegiatan produktif. Menurut Marx, transformasi kebutuhan-kebutuhan kita melalui kerja inilah mesin sejarah manusia. Bukan hanya kondisi-kondisi objektif yang berubah di dalam tindakan produksi... tetapi para produsen juga berubah karena mereka menghasilkan kualitas-kualitas baru di dalam dirinya, mengembangkan diri di dalam produksi, mentransformasi dirinya sendiri, mengembangkan kekuasaan dan ide-ide baru, cara-cara pergaulan yang baru, kebutuhan-kebutuhan baru dan bahasa yang baru (Marx, 1857-1858/1974:494).

Kerja, bagi Marx adalah pengembangan kekuasaan-kekuasaan dan potensi-potensi manusiawi kita yang sejati. Dengan mentransformasikan realitas material agar sesuai dengan maksud kita, kita juga mentransformasi diri kita sendiri. Selanjutnya, kerja adalah suatu kegiatan sosial. Kerja melibatkan orang lain, yang bergabung secara langsung di dalam produksi, atau karena orang lain memberi kita alat-alat yang dibutuhkan atau bahan-bahan mentah untuk pekerjaan kita, atau karena mereka menikmati buah-buah dari kerja kita. Kerja tidak hanya mentransformasi manusia individu; ia juga mentransformasi masyarakat. Sungguh, bagi Marx, munculnya seorang manusia sebagai seorang individu tergantung pada suatu masyarakat. Marx menulis, Manusia adalah arti yang paling harfiah dari kata zoon politicon, bukan hanya hewan sosial, tetapi hewan yang dapat berkembang menjadi seorang individu hanya di dalam masyarakat (1857-1858/1964:84). Selain itu, Marx mengatakan kepada kita bahwa transformasi tersebut bahkan meliputi kesadaran kita: Oleh karena itu, kesadaran, sejak permulaan adalah suatu produk sosial, dan tetap demikian selama manusia ada (Marx dan Engels, 1845-1846/1970:51). Akibatnya, transformasi individu melalui kerja dan transformasi masyarakat tidak dapat dipisahkan.


Ket. klik warna biru untuk link

Download di Sini

Sumber.
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi; Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.


Baca Juga
1. Karl Marx. Biografi
2. Pemikiran Karl Marx (1818-1883)
3. Karl Marx (1818-1883)
4. Analisa Masyarakat Kapitalis Periode Modern dan Postmodern
5. Teori Karl Marx sebagai Model Pengembangan Paradigma Terpadu dalam Sosiologi
6. Karl Marx. Das Kapital (1848, Terbit 1861)
7. Karl Marx. Manifesto Komunis (1848, Brussel Belgia)
8. Karl Marx. The German Ideology (1845, Paris Prancis)
9. Karl Marx. Dialektika
10. Karl Marx. Manuskrip Ekonomi dan Filsafat (April 1844, Paris Prancis)
11. Karl Marx. Konflik Kelas 
12. Karl Marx. Eksploitasi
13. Karl Marx. Pemberhalaan Komoditas
14. Karl Marx. Komunisme   
15. Karl Marx. Konsepsi Materialis atas Sejarah
16. Karl Marx. Struktur-Struktur Masyarakat Kapitalis
17. Karl Marx. Determinisme Ekonomi
18. Karl Marx. Alienasi
19. Karl Marx. Modal, Kaum Kapitalis, dan Kaum Proletariat
20. Karl Marx. Potensi Manusia
21. Karl Marx. Kebebasan, Kesetaraan, dan Ideologi
22. Karl Marx. Ideologi
23. Karl Marx. Agama
24. Karl Marx. Komoditas
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment