Karl Polanyi. Kritik Terhadap Neoliberalisme
Table of Contents
Kritik Terhadap Neoliberalisme |
Pada kenyataannya, adalah ancaman ini, maupun bahaya lain yang sesungguhnya, yang telah menyebabkan munculnya reaksi tandingan oleh masyarakat dan negara (misalnya, sosialisme, komunisme, atau kebijakan New Deal yang dilakukan F.D. Roosevelt) untuk melindungi diri mereka dari berbagai masalah yang ditimbulkan oleh pasar bebas, terutama dalam bentuk proteksi terhadap produk-produknya, atau juga mereka yang bekerja di dalamnya (Munck, 2002). Ekspansi dari pasar laissez-faire dan reaksi memproteksi diri melawannya oleh negara dan masyarakat disebut double movement (gerakan ganda) (D. Hall, 2007). Liberalisme ekonomi memandang reaksi semacam itu sebagai kesalahan yang akan mengganggu beroperasinya pasar, tetapi Polanyi memandangnya sebagai reaksi yang diperlukan dan diinginkan pada jahatnya pasar bebas. Polanyi mempercayai bahwa pasar yang memiliki regulasinya sendiri sebagai suatu gagasan yang absurd. Dia menertawakan gagasan liberal yang menganggap bahwa pendukung sosialis, komunis, New Deal, dan sebagainya membuat suatu konspirasi melawan liberalisme pasar bebas. Pada masanya, Polanyi menyaksikan suatu gerakan balik terhadap kecenderungan sistem ekonomi untuk mendominasi masyarakat. Hal itu berjanji untuk menghentikan kejahatan yang dihasilkan oleh dominasi sistem pasar bebas dan juga untuk menghasilkan kebebasan yang jauh lebih besar, bukan semakin kecil. Dengan kata lain, Polanyi percaya bahwa perencanaan dan pengawasan secara kolektif akan menghasilkan kebebasan yang lebih besar untuk semua orang daripada yang tersedia dalam sistem ekonomi liberal yang sekarang berjaya.
Sangatlah menarik untuk melihat kembali pemikiran Polanyi yang telah berjalan selama lebih dari enam puluh tahun dan terutama dengan munculnya perekonomian global yang didominasi oleh semacam sistem pasar bebas yang ditakuti dan direndahkannya. Harapan Polanyi menjadi tanggung jawab masyarakat dan negara-bangsa untuk mewujudkannya, tetapi mereka telah dibuat sangat tidak berdaya dengan globalisasi, terutama perekonomian global. Yang dapat mengungkapkan kenyataan sesungguhnya adalah pernyataan yang dikenal dari Margaret Thatcher: Tidak ada sesuatu pun yang disebut masyarakat. Tanpa pengaruh sosial politik yang kuat, berbagai ekses pasar tidak bisa dikendalikan. Jelas kontrol dan perencanaan semacam itu jauh lebih tidak mencukupi dari yang sebelumnya di zaman global. Di luar hal tersebut, kita bertanya-tanya apakah perencanaan dan kontrol global yang sesungguhnya memang mungkin atau diharapkan. Terlepas dari kenyataan tersebut, jika dia masih hidup di masa sekarang, akan sangat mungkin bahwa logika posisi yang diambil Polanyi akan membuatnya untuk cenderung pada perencanaan atau kontrol global karena ketakutan terbesarnya pada perekonomian pasar bebas, yang kini menjadi semakin adigdaya dan berbahaya karena berlangsung pada skala global.
Krisis ekonomi global yang sangat besar pada 2007-2008 telah menekankan pentingnya pemikiran Polanyi. Pasar telah mengalami kebebasan yang belum pernah terjadi sebelumnya; batasan-batasan kepadanya ternyata sangat terbatas atau malah sama sekali tidak ada. Hasilnya adalah serangkaian ekses (penggadaian diberikan kepada mereka yang sungguh-sungguh tidak memenuhi syarat; usaha-usaha berisiko tinggi oleh banyak di antara institusi keuangan; berbagai instrumen yang tidak jelas (misalnya, dengan posisi turun) dan tanggung jawab yang tidak jelas atas kredit macet (sekuritas dengan jaminan penggadaian), dan lain-lain) yang mengakibatkan jatuhnya pasar perumahan di Amerika Serikat, kredit crunch, dan terakhir ambruknya perekonomian global. Polanyi akan mengatakan bahwa penyebab semua kejadian tersebut adalah kurangnya kontrol negara atas pasar. Pada kenyataannya, setelah terjadinya krisis itu, kita menyaksikan naiknya kembali keinginan untuk meregulasi pasar dan perekonomian.
Ket. klik warna biru untuk link
Download di Sini
Sumber.
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi; Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Post a Comment