Max Weber. Struktur-Struktur Otoritas

Table of Contents
Max Weber tentang Struktur-Struktur Otoritas
Max Weber
Weber memulai analisanya atas struktur-struktur otoritas dalam suatu cara yang konsisten dengan asumsi-asumsinya tentang hakikat tindakan. Dia mendefinisikan dominasi sebagai probabilitas bahwa perintah-perintah spesifik (atau semua perintah) akan dipatuhi oleh sekelompok orang tertentu (Weber, 1921/1968:212). Dominasi dapat mempunyai varietas basis-basis, yang sah dan juga yang tidak sah, tetapi yang paling menarik perhatian Weber adalah bentuk-bentuk dominasi yang sah, atau apa yang dia sebut otoritas. Apa yang menarik perhatian Weber, dan apa yang memainkan peranan sentral di dalam sosiologinya, adalah tiga basis yang melandasi pengesahan otoritas bagi para pengikutnya—rasional, tradisional, dan karismatik.

Otoritas yang dilegitimasi berdasarkan landasan-landasan rasional bersandar pada kepercayaan terhadap legalitas aturan-aturan yang ditetapkan dan hak orang-orang yang diberi otoritas berdasarkan aturan-aturan itu untuk mengeluarkan perintah-perintah (Weber, 1921/1968:215). Otoritas yang disahkan berdasarkan landasan-landasan tradisional didasarkan pada kepercayaan yang sudah mapan pada kesucian tradisi-tradisi kuno dan legitimasi orang-orang yang melaksanakan otoritas menurut tradisi-tradisi itu (Weber, 1921/1968:215). Terakhir, otoritas yang disahkan oleh karisma bersandar pada kesetiaan para pengikut kepada kesucian luar biasa, watak teladan, heroisme, atau kekuasaan istimewa (misalnya kemampuan menghasilkan keajaiban) para pemimpin, dan juga pada tatanan normatif yang didukung oleh mereka.

Otoritas Legal-Rasional

Mengambil varietas bentuk-bentuk struktural, akan tetapi bentuk-bentuk yang paling menarik perhatian Weber ialah birokrasi, yang dia anggap sebagai tipe pelaksanaan otoritas legal yang paling murni (1921/1968:220).

Otoritas Tradisional

Otoritas tradisional didasarkan pada suatu klaim yang diajukan para pemimpin, dan suatu kepercayaan dipihak pengikut, bahwa ada kebajikan di dalam kesucian aturan-aturan dan kekuasaan kuno. Sang pemimpin di dalam sistem seperti itu bukan seorang atasan melainkan seorang tuan pribadi. Staf administratif, kalau ada, terdiri terutama bukan dari para pejabat melainkan pelayan-pelayan pribadi. Dalam kata-kata Weber, Kesetiaan pribadi, bukan tugas impersonal resmi, yang menentukan hubungan-hubungan staf administratif dengan tuan (1921/1968:227). Meskipun staf birokratif itu mendasarkan kesetiaan dan kepatuhan kepada aturan-aturan yang ditetapkan kepada sang pemimpin, yang bertindak atas nama mereka, staf pemimpin tradisional itu patuh karena sang pemimpin membawa muatan tradisi—dia telah dipilih untuk menduduki posisi itu dengan cara yang tradisional.

Otoritas Karismatik

Seorang pemimpin yang karismatik bisa berupa seseorang yang sangat biasa. Hal yang sangat penting adalah proses dipisahkannya seorang pemimpin dari orang biasa dan diperlakukannya seakan-akan diberkahi dengan kekuasaan atau kualitas-kualitas adialamiah, adimanusiawi, atau setidaknya luar biasa, yang tidak dapat diperoleh orang biasa (Miyahara, 1983).

Bagi Weber, karisma adalah suatu daya revolusioner, salah satu yang paling penting dalam dunia sosial. Munculnya seorang pemimpin karismatik dapat menghadapkan ancaman kepada sistem (dan juga kepada sistem legal-rasional) dan menimbulkan suatu perubahan dramatis di dalam sistem itu. Ketika struktur otoritas semacam itu muncul, ia mungkin mengubah pemikiran-pemikiran dan tindakan-tindakan orang secara dramatis. 


Ket. klik warna biru untuk link

Download di Sini

Sumber.
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi; dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.


Baca Juga
1. Max Weber. Biografi
2. Tokoh-Tokoh yang Mempengaruhi Perkembangan Ilmu Sosiologi
3. Teori-Teori Sosiologi Sesudah Comte: Mazhab Ekonomi
4. Max Weber. Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme
5. Max Weber. Metodologi: Sejarah dan Sosiologi
6. Max Weber. Sosiologi Substantif
7. Max Weber. Verstehen dan Kausalitas
8. Max Weber. Tindakan Sosial
9. Max Weber. Rasionalisasi
10. Paradigma Sosiologi. Definisi Sosial
11. Weber dan Teori Tindakan 
12. Max Weber. Tipe-Tipe Ideal
13. Pokok Bahasan Sosiologi
14. Weber dan Teori Tindakan
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment