Peter L. Berger. Konstruksi Realitas Secara Sosial
Table of Contents
Peter L. Berger |
Berger dan Luckman meringkas teori mereka dengan menyatakan realitas terbentuk secara sosial dan sosiologi ilmu pengetahuan (sociology of knowledge) harus menganalisa proses bagaimana hal itu terjadi. Mereka mengakui realitas objektif, dengan membatasi realitas sebagai kualitas yang berkaitan dengan fenomena yang kita anggap berada di luar kemauan kita (sebab ia tidak dapat dienyahkan). Menurut Berger dan Luckman kita semua mencari pengetahuan atau kepastian bahwa fenomena adalah riil adanya dan memiliki karakteristik khusus, yang berada di tengah-tengah; di antara orang awam dan para filosof.
Orang awam mengetahui realitasnya tanpa bersusah payah menggunakan analisa sistematis. di pihak lain, para filosof dipaksa untuk mengetahui apakah pengetahuan itu valid atau tidak. Kepada para sosiolog tidak bisa disodorkan pertanyaan filsafat seperti, apa sebenarnya yang riil? Sebaliknya pertanyaan itu harus terpusat pada soal bagaimana realitas sosial terjadi, terlepas apa pun validitasnya. Para sosiolog tidak memperdebatkan apakah kursi benar-benar kursi atau keluarga benar-benar keluarga; label yang demikian itu mereka ambil begitu saja, tanpa dipertanyakan. Mereka menerima berbagai realitas masyarakat yang nyata dan dari sinilah analisa itu dilanjutkan.
Berger setuju dengan pernyataan fenomenologis bahwa terdapat realitas berganda daripada hanya suatu realitas tunggal--(Etnometodologi menekankan perbedaan dua realitas; realitas sehari-hari yang diterima tanpa dipertanyakan atau common sense dan realitas ilmiah). Berger bersama dengan Garfinkel berpendapat bahwa ada realitas kehidupan sehari-hari yang diabaikan, yang sebenarnya merupakan realitas yang lebih penting. Realitas ini dianggap sebagai realitas yang teratur dan terpola; biasanya diterima begitu saja dan non-problematis, sebab dalam interaksi-interaksi yang terpola (typefied) realitas sama-sama dimiliki dengan orang lain.
Akan tetapi, berbeda dengan Garfinkel, Berger menegaskan realitas kehidupan sehari-hari memiliki dimensi-dimensi subjektif dan objektif. Manusia merupakan instrumen dalam menciptakan realitas sosial yang objektif melalui proses eksternalisasi, sebagaimana ia mempengaruhinya melalui proses internalisasi (yang mencerminkan realitas subjektif). Dalam mode yang dialektis, di mana terdapat tesa, anti tesa dan sintesa, Berger melihat masyarakat sebagai produk manusia dan manusia sebagai produk masyarakat. Selanjutnya kita akan menjelajahi berbagai implikasi dimensi realitas subjektif dan objektif, maupun proses dialektis dari objektivikasi, internalisasi, dan eksternalisasi.
Ket. klik warna biru untuk link
Download di Sini
Sumber.
Poloma, Margaret. M. Sosiologi Kontemporer. Jakarta. PT. RajaGrafindo Perkasa.
Lihat Juga
Konstruksi Realitas Secara Sosial Peter L. Berger (Youtube Channel. https://youtu.be/5Wr_kVkvt3A ) Jangan lupa like, komen, dan subscribe yah...
Baca Juga
1. Peter L. Berger. Biografi
2. Peter L. Berger. Refleksi Atas Interaksi Kesadaran dan Struktur dalam Modernisasi
3. Peter L. Berger. Momen Eksternalisasi, Munculnya Kesadaran Modern dan Aspek-Aspeknya
4. Peter L. Berger. Momen Objektivasi, Pranata-Pranata Modern
5. Peter L. Berger. The Sacred Canopy
6. Peter L. Berger. Pembentukan Realitas Secara Sosial
7. Peter L. Berger. Masyarakat Sebagai Realitas Subjektif
8. Peter L. Berger. Masyarakat Sebagai Realitas Objektif
9. Peter L. Berger. Modernisasi Sebagai Pembangunan Alam Artifisial
10. Peter L. Berger. Konstruksi Realitas Secara Sosial dan Legitimasinya
11. Peter L. Berger. Momen Internalisasi yang Susah Payah
12. Peter L. Berger. Perkawinan
13. Pokok Bahasan Sosiologi
14. Mirror On The Wall. Gambaran Realitas Sosial yang Terdistorsi
Post a Comment