Aliran Filsafat. Empirisme
Table of Contents
Empirisme |
Rasionalisme mengatakan bahwa pengenalan yang sejati berasal dari rasio, karena itu pengenalan indriawi merupakan suatu pengenalan yang kabur. Sebaliknya, empirisme berpendapat bahwa pengetahuan berasal dari pengalaman sehingga pengenalan indriawi merupakan pengenalan yang paling jelas dan sempurna. Seorang yang beraliran empirisme biasanya berpendirian bahwa pengetahuan didapat melalui penampungan yang secara pasif menerima hasil-hasil pengindraan tersebut. Ini berarti bahwa semua pengetahuan, betapa pun rumitnya, dapat dilacak kembali dan yang tidak dapat bukanlah ilmu pengetahuan. Empirisme radikal berpendirian bahwa semua pengetahuan dapat dilacak sampai pada pengalaman indriawi dan apa yang tidak dapat dilacak bukan pengetahuan.
Lebih lanjut, penganut empirisme mengatakan bahwa pengalaman tidak lain akibat suatu objek yang merangsang alat-alat indriawi, yang kemudian dipahami di dalam otak, dan akibat dari rangsangan tersebut terbentuklah tanggapan-tanggapan mengenai objek yang telah merangsang alat-alat indriawi tersebut. Empirisme memegang peranan yang amat penting bagi pengetahuan. Penganut aliran ini menganggap pengalaman sebagai satu-satunya sumber dan dasar ilmu pengetahuan. Pengalaman indriawi sering dianggap sebagai pengadilan yang tertinggi.
Namun demikian, aliran ini banyak memiliki kelemahan karena (1) indra sifatnya terbatas, (2) indra sering menipu, (3) objek juga menipu, seperti ilusi/fatamorgana, dan (4) indra dan sekaligus objeknya. Jadi, kelemahan empirisme ini karena keterbatasan indra manusia sehingga muncullah aliran rasionalisme. Tokoh-tokoh aliran ini antara lain, Francis Bacon (1210-1292 M), Thomas Hobbes (1588-1679 M), John Locke (1632-1704 M), David Hume (1711-1776 M), George Berkeley (1665-1753 M), Herbert Spencer (1820-1903 M), dan Roger Bacon (1214-1294 M).
Ket. klik warna biru untuk link
Download
Sumber
Maksum, Ali. 2016. Pengantar Filsafat. Ar-Ruzz Media. Yogyakarta
Post a Comment