Ferdinand Tonnies

Table of Contents
Biografi Ferdinand Tonnies
Ferdinand Tonnies
Ferdinand Tonnies (lahir di Oldenworth, Schleswig, 26 Juli 1855; meninggal di Kiel 11 April 1936) adalah seorang ahli sosiologi bangsa Jerman, guru besar di Universitas Kiel (1909-1933). Dalam bukunya berjudul Gemenischaft und Gesellschaft (tahun 1887) ia memisahkan dua dasar pengertian bentuk kehidupan manusia yang berbeda:
1. Gemeinschaft (rasa keterikatan tradisional, misalnya masyarakat pedesaan) dengan organisasi (komunitas dengan tujuan rasional seperti masyarakat di kota besar). Gemeinschaft yang ditandai dengan kepolosan, suatu yang wajar, solidaritas, keramah-tamahan, hubungan tetangga yang rukun secara tradisional dan desa tradisional).

2. Gesellschaft menurut Tonnies ialah aspek tanpa bentuk kepribadian, bersifat instrumental dan memang telah diciptakan dan ditunjukkan oleh kenyataan sosial.
 

Tonnies dengan perasaan menyesal memastikan bahwa untuk Gemeinschaft pada akhirnya akan dikalahkan oleh Gesellschaft. Ia juga menyadari bahwa situasi tidak akan mampu berbalik kembali. Walau pandangannya dikecam sebagai terlalu skematik, pandangan tersebut sangat berpengaruh pada tahun 1912. 

Riwayat Hidup

Ferdinand Tonnies lahir dalam keluarga Lutheran di wilayah pertanian Jerman yang kemudian berdaulat menjadi Denmark. Dia mendapatkan gelar doktoralnya di Universitas Tubingen pada tahun 1877 dan mengajar di Universitas Kiel nyaris selama pengabdian akademisnya. Dia memulai kuliah privatnya dan menerbitkan karyanya Gemeinschaft und Gesellscahft) (Ing= Community and Society; Komunitas dan Masyarakat).

Ket. Klik warna biru untuk link

Download

Baca Juga
1. Paguyuban (Gemeinschaft) dan Patembayan (Gesselschaft)
2. Teori-Teori Sosiologi Sesudah Comte: Mazhab Organis dan Evolusioner
3. Tokoh-Tokoh yang Mempengaruhi Perkembangan Ilmu Sosiologi
 
Sumber
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment