Periodisasi Filsafat Skolastik Islam (Arab)

Table of Contents
Periodisasi Filsafat Skolastik Islam (Arab)
Filsafat Skolastik
Kendati Islam sudah dikenal dunia sejak awal abad VII Masehi, namun filsafat di kalangan kaum Muslim baru dimulai pada awal abad VIII. Ini disebabkan karena pada abad pertama perkembangan Islam tidak terdapat isme-isme atau paham-paham selain wahyu. Di kalangan kaum Muslim filsafat dianggap berkembang dengan baik mulai abad IX Masehi hingga abad XII. Keberadaan filsafat pada masa ini juga menandai masa kegemilangan dunia Islam, yaitu selama masa Daulah Abbasiyah di Baghdad (750-1258) dan Daulah Amawiyah di Spanyol.

Menurut Hasbullah Bakry, istilah skolastik Islam jarang dipakai dalam khazanah pemikiran Islam. Istilah yang sering dipakai adalah ilmu kalam atau filsafat Islam. Kedua ilmu tersebut dalam pembahasannya dipisahkan. Periode skolastik Islam dapat dibagi ke dalam empat masa, yaitu:

1. Periode Kalam Pertama

Periode ini ditandai dengan munculnya kelompok-kelompok mutakallimin/aliran-aliran dalam ilmu kalam, yakni:
a. Khawarij
b. Murjiah
c. Qadariyah
d. Jabariyah
e. Mu’tazilah
f. Ahli Sunnah

Dalam kaitannya dengan filsafat, aliran yang paling menonjol adalah Mu’tazilah yang dimotori oleh Wasil bin Atha dan dianggap sebagai rasionalisme Islam. Timbulnya aliran ini antara lain sebagai jawaban atas tantangan-tantangan yang timbul berupa paham-paham mengenai masalah Tuhan dan hubungan manusia dengan Tuhan, yaitu paham tasybih (antropomorphisme), jabariyah (determinisme), dan khawarij (paham teokratik). Mu’tazilah memberi jawaban dengan konsep-konsep dan ajarannya, yaitu:
a. Keesaan Tuhan
b. Kebebasan kehendak (al-iradah)
c. Keadilan Tuhan (al-‘adalah)
d. Posisi tengah (al-manzilah bain al-manzilatain)
e. Amar ma’ruf nahi munkar (al-amr bi al-ma’ruf wa al nahy ‘an al-munkar)

2. Periode Filsafat Pertama

Periode ini ditandai dengan munculnya ilmuwan dan ahli-ahli dalam berbagai bidang yang menaruh perhatian terhadap filsafat Yunani, terutama filsafat Aristoteles.

Periode filsafat Islam pertama adalah periode munculnya filsuf-filsuf Muslim di wilayah Timur, masing-masing adalah...
a. Al-Kindi (806-873 M)
b. Al-Razi (865-925 M)
c. Al-Farabi (870-950)
d. Ibn Sina (980-1037 M)

3. Periode Kalam Kedua

Periode ini ditandai dengan tampilnya tokoh-tokoh kalam penting dan besar pengaruhnya terhadap perkembangan ilmu kalam berikutnya, mereka antara lain:
a. Al-Asy’ari (873-957 M)
Semula ia adalah penganut Mu’tazilah, tetapi karena tidak puas dengan keterangan-keterangan yang diberikan oleh gurunya, Al-Juba’i, akhirnya ia keluar dari Mu’tazilah. Aliran dan pahamnya disebut Asy’ariyah. Di samping Asy’ariyah juga Al-Matudiri.

b. Al-Ghazali (1065-1111 M)
Ia adalah sosok Muslim yang berpengaruh besar terhadap dunia Islam. Ia bergelar Hujjatul Islam (benteng Islam). Semula ia adalah seorang mutakallimun, namun karena kemudian ia tidak menemukan kepuasan dengan metode-metode pemikiran kalam, ia beralih ke lapangan filsafat. Namun di filsafat ia juga tidak menemukan kepuasan dan akhirnya beralih ke lapangan tasawuf. Di bidang terakhir inilah ia menemukan sesuatu yang dicarinya. Sikapnya terhadap filsafat dan filsuf tercermin dalam bukunya Tahaful al-Falasifah (Kerancuan Para Filsuf).

4. Periode Filsafat Kedua

Periode ini ditandai dengan tampilnya sarjana-sarjana dan ahli-ahli dalam berbagai bidang yang juga meminati filsafat. Mereka hidup dalam masa Daulah Amawiyah di Spanyol (Eropa) pada saat Eropa sedang dalam masa kegelapan. Dengan tampilnya para filsuf Muslim di Eropa, ilmu dan peradaban berkembang dan terus meningkat. Mereka adalah:
a. Ibnu Bajjah (1100-1138 M), di Barat dikenal Avempace
b. Ibnu Tufail (-1185 M), di Barat dikenal Abubacer
c. Ibnu Rusyd (1126-1198 M), di Barat dikenal Averroce

Perlu dicatat bahwa pada masa ini Ibn Rusyd menunjukkan sikap pembelaannya terhadap filsafat dan para filsuf atas serangan-serangan Al-Ghazali. Ia berusaha meng-counter Al-Ghazali dalam buku Tahafut al-Falasifah dengan bukunya yang berjudul Tahafut al-Tahafut (Kerancuan [kitab] Tahafut).

Sampai pertengahan abad ke-12 orang-orang Barat belum mengenal filsafat Aristoteles secara keseluruhan. Skolastik Islamlah yang membawakan perkembangan filsafat Barat. Berkat tulisan ahli pikir Islam, terutama Ibn Rusyd, orang-orang Barat mengenal Aristoteles. Para ahli pikir Islam (periode Skolastik Islam) ini adalah Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Ghazali, Ibnu Rusyd dan lainnya. Peran mereka besar sekali, tidak hanya dalam pemikiran filsafat tetapi juga memberikan sumbangan yang tidak kecil bagi Eropa dalam bidang ilmu pengetahuan. Para ahli pikir Islam sebagian menganggap bahwa filsafat Aristoteles adalah benar, Plato dan Al-Qur’an adalah benar, mereka mengadakan perpaduan dan sinkretisme antara agama dan filsafat. Banyak buku filsafat dan sejenisnya mengenai peranan para ahli pikir Islam atas kemajuan dan peradaban Barat yang sengaja disembunyikan disebabkan mereka (Barat) tidak mengakui secara terus terang jasa para ahli pikir Islam dalam mengantarkan kemodernan Barat.

5. Periode Kebangkitan

Periode ini dimulai dengan adanya kesadaran dan kebangkitan kembali dunia Islam setelah mengalami kemerosotan alam pikiran sejak abad XV hingga abad XIX. Oleh karena itu, periode ini disebut juga sebagai Renaissans Islam. Di antara tokoh yang berpengaruh pada periode ini adalah Jamaludin Al-Afghani, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, Muhammad Iqbal, dan masih banyak lagi.

Ket. klik warna biru untuk link

Download


Sumber.
Maksum, Ali. 2016. Pengantar Filsafat; dari Masa Klasik hingga Postmodern. Ar-Ruzz Media. Yogyakarta.
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment