Nasionalisme
Table of Contents
Nasionalisme |
Begitupun nasionalisme Indonesia, jika ditarik akar-akarnya secara formal, berawal dari berdirinya organisasi pergerakan nasional secara modern, yakni lahirnya Boedi Oetomo dan Sumpah Pemuda, yang secara teoretis-praktis dapat dikatakan bahwa pada saat itu, bangsa (nation) Indonesia adalah suatu imagined community sebagai sebuah komunitas baru yang merindukan masa lalu seraya merancang masa depan yang penuh harapan. Anderson (1983: 15) menyebut sebuah bangsa atau nation dalam pendekatan antropologis adalah sebuah komunitas yang dibayangkan (an imagined political community) karena setiap anggota komunitas tersebut sesungguhnya tidak mengenal satu sama lainnya secara akrab, termasuk sebuah nation yang paling kecil sekalipun. Hanya dalam pikiran saja mereka hidup dalam kebersamaan.
Nilai-nilai nasionalisme semacam ini penting diajarkan kepada peserta didik, khususnya melalui pelajaran sejarah nasional karena tanpa pemahaman nilai-nilai tersebut, mana mungkin segenap bangsa Indonesia dapat mempertahankan persatuan dan kesatuannya. Dengan adanya pembelajaran sejarah dan PKn pun ternyata fenomena-fenomena disintegrasi bangsa dan gerakan-gerakan SARA lainnya, begitu menguat terjadi di Aceh, Kalimantan Barat (Ambon), dan Papua, terutama di Era Reformasi pasca krisis multidimensional ini (Supardan, 2004: vi-vii). Dapat dibayangkan, bagaimana nasib bangsa Indonesia jika tidak diajarkan pentingnya nasionalisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ket. klik warna biru untuk link
Download
Sumber
Supardan, Dadang. 2008. Pengantar Ilmu Sosial; Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Bumi Aksara. Jakarta
Post a Comment