Persepsi

Table of Contents
Persepsi dalam Psikologi
Persepsi
Istilah persepsi dalam Kamus Lengkap Psikologi karya Chaplin (1999: 358). Memiliki arti:
a. Proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan indra
b. Kesadaran dari proses organis
c. Satu kelompok pengindraan dengan penambahan arti-arti yang berasal dari pengalaman masa lalu
d. Variabel yang menghalangi atau ikut campur tangan, berasal dari kemampuan organisme untuk melakukan pembedaan di antara perangsang
e. Kesadaran intuitif mengenai kebenaran langsung atau keyakinan yang serta merta mengenai sesuatu
 

Dari pernyataan tersebut, jelas bahwa persepsi mengacu pada mekanisme yang menjadi alat kita menyadari dan memproses informasi tentang stimuli ataupun dunia eksternal, baik itu yang menyangkut kualitas kognitif maupun afektif. Nilai penting teoretis dari persepsi berasal dari sudut pandang empiris dalam filsafat yang berusaha menjaga pengetahuan dan pemahaman yang diperantarai oleh kemampuan indra kita. Dalam hal ini, keterbatasan sistem sensorik, ilusi, dan distorsi akibat pengalaman dengan faktor-faktor motivasional memainkan peran sangat penting karena menentukan isi pikiran. Keunggulan dari pandangan empiris adalah bertanggung jawab terhadap penekanan atas kajian terhadap persepsi selama sejarah awal psikologi eksperimental (Leibowitz, 2000:961).

Di atas telah dikemukakan bahwa pengetahuan dan pemahaman diperantarai oleh indra kita. Aristoteles mengklasifikasikan indra kita menjadi lima (panca) kategori, yaitu penglihatan (vision), pendengaran (audition), penciuman (olfaction), perasaan (gustation), dan perabaan (groping). Adalah biasa pada saat ini untuk membagi lebih jauh perabaan menjadi kategori yang terpisah, yaitu sakit, sentuhan, kehangatan, dingin, dan sebagainya. Selain itu, ada dua indra yang biasanya tidak kita sadari, yaitu kinestesis, indra tentang posisi tungkai kita dan indra vestibular, yang memberikan informasi tentang gerakan dan posisi kepala (Leibowitz, 2000:960).

Informasi dari indra-indra inilah yang digabungkan dengan pengalaman masa lalu, baik disadari maupun tidak. Kemudian informasi-informasi tersebut membentuk kesadaran kita mengenai dunia luar dan membimbing motorik respons kita. Untuk sebagian besar bagian, berbagai peran persepsi ini diterima secara akurat, tetapi ada pula contoh-contoh yang menunjukkan persepsi ini melakukan kesalahan. Persepsi yang tidak tepat, mengacu pada ilusi yang mungkin muncul ketika mekanisme normal diaktifkan secara tidak benar atau tidak tepat. Ketika melihat foto atau gambar dua dimensi, distorsi ukuran, bentuk dan arah mungkin terjadi karena penerapan yang salah dari sensorik dan mekanisme perseptual yang biasanya hanya untuk visi tiga dimensi. Inilah kekeliruan yang disebabkan oleh ilusi, suatu kekeliruan yang disebabkan oleh kesalahan pengamatan yang tidak sesuai dengan pengindraan. Akan tetapi, ilusi berbeda dengan halusinasi yang mengacu pada persepsi yang tidak berdasarkan pada dunia luar yang akurat. Halusinasi biasanya terkait dengan psikopatologi, narkotika, atau patologi sistem saraf (Leibowitz, 2000:961).


Ket. klik warna biru untuk link

Download


Sumber
Supardan, Dadang. 2008. Pengantar Ilmu Sosial; Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Bumi Aksara. Jakarta
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment