Perkembangan Teori Sosiologis Akhir Abad Dua Puluh. Integrasi Agensi-Struktur

Table of Contents
Perkembangan Teori Sosiologis Akhir Abad Dua Puluh Integrasi Agensi-Struktur
Teori Sosiologi
Pertumbuhan minat di Amerika Serikat pada integrasi mikro-makro sepadan dengan minat di Eropa untuk integrasi agensi-struktur (J. Ryan, 2005b; Sztompka, 1995). Sebagaimana saya melihat isu mikro-makro merupakan masalah sentral di dalam teori Amerika, Margareth Archer (1988) melihat topik agensi-struktur sebagai perhatian dasar di dalam teori sosial Eropa. Sementara terdapat banyak kemiripan antara literatur mikro-makro dan agensi-struktur (Ritzer dan Gindoff, 1992, 1994), ada juga perbedaan-perbedaan substansialnya. Contohnya, meskipun para agen biasanya adalah para aktor level mikro, kolektivitas-kolektivitas seperti serikat buruh juga dapat menjadi agen. Dan sementara struktur-struktur biasanya adalah fenomena level makro, kita juga menemukan struktur-struktur di level mikro. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dalam menyamakan kedua himpunan karya tersebut dan harus sangat berhati-hati ketika mencoba menghubungkan mereka satu dengan yang lain.

Ada beberapa usaha besar di dalam teori sosial Eropa kontemporer yang dapat dimasukkan di bawah judul integrasi agensi-struktur. Pertama, teori strukturasi karya Anthony Giddens (1984; Stones, 2005b). Pendekatan Giddens melihat agensi dan struktur sebagai suatu dualitas. Yakni, mereka tidak dapat dipisahkan satu sama lain: agensi tersirat di dalam struktur, dan struktur tercakup di dalam agensi. Giddens menolak melihat struktur hanya sekedar pembatas (seperti yang dilakukan, misalnya, Durkheim), tetapi sebagai gantinya dia melihat struktur baik sebagai sesuatu yang membatasi maupun yang memungkinkan. Margareth Archer (1982) menolak ide bahwa agensi dan struktur dapat dipandang sebagai dualitas, tetapi malah melihat mereka sebagai suatu dualisme. Yakni, agensi dan struktur dapat dan harus dipisahkan. Dengan membedakan mereka, kita menjadi mampu menganalisis dengan lebih baik hubungan mereka satu sama lain. Archer (1988) juga patut diperhatikan karena memperluas literatur agensi-struktur untuk memerhatikan hubungan antara kebudayaan dan agensi, juga karena mengembangkan suatu teori agensi-struktur yang lebih umum (Archer, 1995).

Sementara baik Giddens maupun Archer adalah orang Inggris, tokoh kontemporer utama lainnya yang muncul di dalam literatur agensi-struktur adalah Pierre Bourdieu dari Prancis (Bourdieu, 1977; Bourdieu dan Wacquant, 1992; Swartz, 1997). Dalam karya Bourdieu, isu agensi-struktur diterjemahkan menjadi perhatian kepada hubungan antara habitus dan field (medan) (Eisenberg, 2007). Habitus adalah suatu struktur mental yang diinternalisasi, atau kognitif, melalui orang berhubungan dengan dunia sosial. Habitus memproduksi, dan diproduksi oleh, masyarakat. Medan adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antara posisi-posisi objektif. Struktur medan membantu membatasi agen, entah mereka individu atau kolektivitas. Secara keseluruhan, Bourdieu memerhatikan hubungan antara habitus dan medan. Medan mengondisikan habitus, dan habitus menyusun medan. Oleh karena itu ada hubungan dialektis antara habitus dan medan.

Teoretisi utama terakhir mengenai hubungan agensi-struktur adalah pemikir sosial Jerman, Jurgen Habermas. Habermas adalah kontributor penting kontemporer bagi teori kritis. Habermas (1987a) juga membahas isu agensi-struktur di bawah judul penjajahan dunia-kehidupan. Dunia-kehidupan adalah suatu dunia mikro tempat orang-orang berinteraksi dan berkomunikasi. Sistem berakar di dalam dunia-kehidupan, tetapi pada akhirnya mengembangkan karakteristik-karakteristik strukturalnya sendiri. Sewaktu independensi dan kekuasaan struktur-struktur tersebut kian meningkat, mereka semakin banyak mengendalikan dunia kehidupan. Di dunia modern, sistem itu telah menjajah dunia-kehidupan—dan mengendalikannya.

Setelah periode panjang dominasi teoretisi Amerika (Mead, Parsons, Merton, Homans, dan lainnya), pusat teori sosial tampaknya kembali ke tempat kelahirannya—Eropa. Selanjurnya, Nedelmann dan Sztompka berargumen bahwa dengan berakhirnya Perang Dingin dan jatuhnya komunisme, kita sedang menyaksikan Mata Emas Sosiologi Eropa yang lainnya (1993:1). Hal itu tampaknya didukung oleh fakta bahwa sekarang ini karya-karya yang menarik perhatian sejumlah besar teoretisi dunia adalah karya orang Eropa.


Ket. klik warna biru untuk link

Berikutnya.
1. Perkembangan Teori Sosiologis Akhir Abad Dua Puluh. Sintesis Teoretis
2. Perkembangan Teori Sosiologis Akhir Abad Dua Puluh. Integrasi Mikro-Makro


Biografi, Pemikiran, dan Karya Tokoh Terkait
1. Anthony Giddens
2. Pierre Bourdieu
3. Jurgen Habermas

Sumber.
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi; Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.


Download
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment