Alexandre Koyre
Table of Contents
Alexandre Koyre |
Sebagaimana Bachelard, Koyre menekankan diskontinuitas dalam sejarah ilmu pengetahuan. Tetapi dalam hal ini ia membatasi diri pada revolusi-revolusi ilmiah pada abad ke-17 dan ke-18 dan mengemukakan pandangannya terutama sebagai kritik terhadap Pierre Duhem (1861-1916), seorang sejarawan ilmu pengetahuan yang justru menekankan kontinuitas dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Misalnya, Koyre menunjukkan diskontinuitas antara teori-teori Galilei dan teori-teori yang sudah terdapat sebelumnya. Perubahan yang dilakukan oleh Galilei tidak dapat ditafsirkan sebagai peralihan dari pandangan akal sehat ke teori ilmiah sungguh-sungguh dan juga tidak dapat ditafsirkan seolah-olah ia untuk pertama kali menghadapi fakta-fakta. Alasannya ialah karena Abad Pertengahan betul-betul memiliki suatu teori ilmiah (yaitu Aristotelisme) dan peralihan dari pengalaman biasa ke teori sudah dilakukan di Yunani. Terlahirlah suatu teori yang benar, bila orang bertolak belakang dengan suatu teori lama yang ternyata salah.
Apa lagi, teori yang benar tidak mendapatkan fakta-fakta, tetapi mengkonstitusikan fakta-fakta, seperti diperbuat Galilei dengan mematematisasikan alam. Sejak ilmu pengetahuan didirikan menurut sifat teoretisnya dan sejak ilmu pengetahuan mengkonstitusikan dunianya sendiri, ia mempunyai sejarahnya sendiri. Tetapi kata sejarah di sini tidak menunjukkan suatu evolusi yang logis dari suatu titik tolak tertentu, melainkan serangkaian kejadian yang tidak kontinu. Koyre berbicara tentang revolusi-revolusi dalam sejarah ilmu pengetahuan. Pemikiran dasar Koyre dikembangkan lebih lanjut dalam berbagai karya. Boleh ditambah lagi bahwa ia secara mendalam telah mempengaruhi sejumlah sejarawan ilmu pengetahuan di Amerika Serikat, antara lain Thomas Kuhn.
Ket. klik warna biru untuk link
Sumber
Bertens. K. 2001. Filsafat Barat Kontemporer; Prancis. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Download
Post a Comment