Karl Jaspers

Table of Contents
Biografi Karl Jaspers
Karl Jaspers

Riwayat hidup dan karya-karyanya

Jalan filosofis yang ditempuh oleh Karl Jaspers (1883-1969) berbeda dengan banyak profesor yang lain. Sudah sejak sekolah menengah ia merasa tertarik akan filsafat, tetapi baru pada umur 38 tahun ia dapat mengikuti panggilan filosofisnya, bila ia menjadi profesor filsafat, biarpun—anehnya—tidak pernah ia menikmati pendidikan sebagai filsuf profesional dan akibatnya tidak mempunyai gelar dokter filsafat.

Pada tahun 1883 Karl Jaspers lahir di kota Oldenburg, Jerman Utara. Ayahnya adalah ahli hukum dan direktur bank. Orang tuanya beragama Kristen Protestan, tetapi tidak mempraktekkan agamanya. Karl mendapatkan pendidikan agama di sekolah dan pemikirannya pasti dipengaruhi oleh agama Kristen, tetapi ia tidak mengaku diri seorang Kristen yang percaya. Selama tiga semester ia belajar hukum di Universitas Heidelberg dan Munchen (1901-1902), tetapi ia mengubah haluan dengan memilih studi kedokteran yang dijalankan di Berlin, Gottingen, dan Heidelberg (1902-1909). Pada Universitas Heidelberg ia mengambil spesialisasi psikiatri. Tetapi pada waktu itu ia masih tetap merasa tertarik pada filsafat, antara lain melalui Max Weber, ahli ekonomi, sejarawan dan sosiolog terkenal, yang sangat dikagumi olehnya. 


Pada tahun 1910 ia menikahi Gerturd Mayer, kakak sahabatnya, Ernst Mayer. Pada tahun yang sama ia memperoleh Habilitation di bidang psikologi berdasarkan buku Allgemeine Psychopathologie (Psikopatologi umum) (edisi empat yang diperbaharui dan diperluas terbit pada tahun 1964). Pada tahun 1916 ia menjadi profesor psikologi di Heidelberg. Tidak lama sesudah Perang Dunia I ia menerbitkan buku Psychologie der Weltanschauungen (1919) (Psikologi tentang pandangan-pandangan dunia), yang kemudian disebut oleh Jaspers sendiri suatu karya eksistensialistis, biarpun belum disadari oleh pengarangnya. Dua buku tersebut ditulis atas dasar pengalamannya sebagai psikiatris.

Jika pada tahun 1921 di Heidelberg suatu profesorat filsafat ditawarkan kepadanya, dengan senang hati ia menerima tawaran tersebut, sebab hal itu akan memungkinkan dia mewujudkan suatu keinginan lama, yaitu mencurahkan seluruh perhatiannya kepada studi filsafat. Oleh H. Rickert, yang sudah kita kenal sebagai filsuf neokantian dan profesor di Heidelberg, dikemukakan keberatan melawan pengangkatan Jaspers sebagai profesor filsafat, sebab ia tidak dianggap filsuf profesional. Dengan pengangkatannya sebagai profesor filsafat mulailah suatu metode yang amat subur. Ia menulis banyak, antara lain karya besar yang terdiri dari tiga jilid, Philosophie (1923). Pada tahun 1937 ia dipecat oleh penguasa nasional-sosialis. Selama perang ia berdiam diri; tidak berani mengangkat suara, karena prihatin akan istrinya yang keturunan Yahudi. 


Seandainya ia memberanikan diri mengatakan sesuatu yang tidak berkenan pada pemerintah nasional-sosialis, mereka dapat membalas dengan mengambil kebangsaan istrinya sebagai dalih. Setelah direhabilitasi pada tahun 1945, dengan semangat besar ia mendukung usaha-usaha untuk membangun suatu Jerman yang baru dan demokratis. Ia membahas kebersalahan Jerman dalam hal-ihwal nasional-sosialis melalui buku Die Schuldfrage. Ein Beitrag zur deutschen Frage (1946) (Masalah kebersalahan. Sumbangan pikiran tentang masalah Jerman). Ia juga dipilih dalam panitia 13 profesor yang bertugas untuk menghidupkan kembali Universitas Heidelberg sehabis perang. 

Tetapi pada tahun 1948 ia berpindah ke Swis dan menjadi profesor di Universitas Basel, di mana ia mengajar sampai tahun 1961. Sesudah itu ia tetap tinggal di Basel dan memperoleh kewarganegaraan Swis (1967). Karena pada akhir hidupnya kesehatannya semakin rapuh, ia tidak bepergian banyak dan hidup dalam kesepian. Tetapi ia tetap mengikuti perkembangan aktual (terutama masalah-masalah yang menyangkut Jerman) dan antara lain menulis sebuah buku tentang persoalan-persoalan sekitar bom nuklir. Juga melalui radio dan televisi ia sering memperdengarkan pendapatnya. Ia meninggal di Basel pada tahun 1969.

Selain buku-buku yang disebut tadi, ia menulis banyak karya lagi. Di sini boleh disebut dua karya besar yang ditinggalkannya dalam keadaan terbengkalai. Pada tahun 1947 diterbitkannya buku Von der Wahrheit (Tentang kebenaran) yang meliputi lebih dari seribu halaman. Kemudian buku ini diterbitkan lagi sebagai jilid pertama suatu karya raksasa yang diberi nama Philosophische Logik (Logika filosofis), tetapi jilid-jilid berikutnya tidak sampai selesai. Suatu proyek raksasa lain ialah sejarah filsafat sedunia, jadi lebih luas daripada sejarah filsafat Barat saja. Hanya direalisasikan tiga jilid: Die grossen Philosophen (1957 dan seterusnya) (Filsuf-filsuf besar), tetapi di samping itu Jaspers menulis banyak monografi tentang filsuf-filsuf lain, yaitu tentang Descartes (1937), Nietzsche (1936 dan 1946), dan Schelling (1955).

Kalau kita bertanya siapakah di antara filsuf-filsuf besar yang terutama mempengaruhi pemikiran Jaspers, rupanya harus dijawab: bagi dia Immanuel Kant merupakan filsuf yang paling besar. Tetapi di samping itu harus disebut juga: Kierkegaard dan Nietzsche; mereka terutama menyebabkan filsafat Jaspers berkembang ke arah filsafat eksistensi. Di antara pemikir-pemikir zaman kita ini yang mempengaruhi Jaspers, tidak ada yang lebih penting dari Max Weber (1864-1920).


Ket. klik warna biru untuk link


Baca Juga
Eksistensialisme Karl Jaspers

Sumber
Bertens. K. 2002. Filsafat Barat Kontemporer; Inggris-Jerman. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta


Download
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment