Mikel Dufrenne
Table of Contents
Mikel Dufrenne |
Ia menekankan bahwa objek estetis tidak dapat dipisahkan dari pengalaman estetis dan sebaliknya pengalaman estetis tidak mempunyai arti terlepas dari objek estetis. Dengan demikian, ia menolak di satu pihak pandangan idealistis di bidang filsafat kesenian (seperti misalnya terdapat pada B. Croce) dan di lain pihak tendensi positivistis. Jadi, seperti halnya pada Merleau-Ponty, pada Dufrenne pun fenomenologi memungkinkan untuk mengatasi idealisme maupun positivisme.
Pada awal bukunya Dufrenne mengatakan bahwa ia tidak akan mengikuti Husserl secara harfiah. Dalam hal ini pun, ia sejalan dengan fenomenologi Prancis pada umumnya, yang tidak begitu menghiraukan aspek-aspek teknis dari metode fenomenologi Husserl. Juga fenomenologi Max Scheler digunakan Dufrenne sebagai salah satu sumber inspirasi dalam mengerjakan fenomenologi estetisnya; terutama pandangan Scheler tentang apriori non-formal (sekaligus kritik atas apriori formal dari Kant) dianggap sangat berguna. Beberapa tahun kemudian ia menulis buku mengenai tema apriori: La notion de I’apriori (1959) (Pengertian apriori). Sebuah buku lain lagi tentang filsafat kesenian berjudul Le poetique (1963) (Yang puitis).
Ket. klik warna biru untuk link
Sumber
Bertens. K. 2001. Filsafat Barat Kontemporer; Prancis. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Download
Post a Comment