Al-Kindi. Pemikiran Filsafat

Table of Contents
Pemikiran Filsafat Al-Kindi
Al-Kindi
Al-Kindi membuat filsafat dan ilmu Yunani dapat dicerna, bahkan ditangkap intisarinya. Ia membangun fondasi filsafat Islam dari sumber-sumber yang jarang dan sulit, yang sebagian di antaranya diteruskan, dikembangkan, dan dimodifikasi oleh Al-Farabi.

Inti sumber filosofis Al-Kindi berasal dari sumber-sumber Yunani Klasik, terutama Neoplatonik. Risalahnya, Risalah Fi Al-Hudud Al-Asyya, secara keseluruhan dapat dipandang sebagai basis pandangannya sendiri. Ia meringkas definisi-definisi dari literatur Yunani untuk memberikan ringkasan filsafat Yunani dalam bentuk definisi. Kebanyakan definisi itu adalah definisi harfiah yang dipinjam dari Aristoteles.

Ketekunan Al-Kindi mengumpulkan definisi dari karya-karya Aristoteles dam kesukaannya pada Aristoteles tidak dapat diabaikan. Hal ini terbukti ketika ia meringkas sumber-sumber lain, tetapi secara keliru ia nisbatkan kepada Aristoteles. Subjek dan susunannya sesuai dengan sumber Neoplatonik. Pada definisi pertama, Tuhan disebut Sebab Pertama, mirip dengan Agen Pertama Plotinus, ungkapan yang juga digunakan Al-Kindi atau dengan istilahnya Yang Esa adalah sebab dari segala sebab. Definisi-definisi berikutnya dalam risalah Al-Kindi dikemukakan dalam susunan yang membedakan antara alam atas dan alam bawah. Alam atas ditandai dengan definisi-definisi Akal, Alam, dan Jiwa, diikuti dengan definisi-definisi yang menandai alam bawah, dimulai dengan definisi Badan (jism), Penciptaan (ibda’), Materi (hayula), Bentuk (shurah), dan sebagainya. Kerangka besar filsafatnya bermuara kepada Tuhan sebagai sumber filsafatnya.


Ket. klik warna biru untuk link


Sumber
Hasan, Mustofa. 2015. Sejarah Filsafat Islam; Genealogi dan Transmisi Filsafat Timur ke Barat. Pustaka Setia. Bandung
 

Download

Baca Juga
1. Al-Kindi. Riwayat Hidup
2. Al-Kindi. Karya Filsafat
3. Al-Kindi. Filsafat Ketuhanan 
4. Al-Kindi. Filsafat Jiwa
5. Arah dan Pembagian Filsafat Al-Kindi
6. Al-Kindi. Tentang Alam
7. Al-Kindi. Tentang Roh dan Akal
8. Al-Kindi. Tuhan Yang Maha Esa Menjadi Topik Utama
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment