Ibnu Miskawaih. Riwayat Hidup
Table of Contents
Ibnu Miskawaih |
Ibnu Miskawaih adalah seorang bendahara penguasa Dinasti Buwaihi dan anggota intelektual At-Tauhidi dan Al-Sijistani. Sebagai bendahara penguasa Dinasti Buwaihiyyah ‘Adhud Al-Daulah, ia banyak terlibat dalam segi praktis masyarakatnya, sementara sebagai anggota kelompok intelektual termasuk At-Tauhidi dan As-Sijistam, ia banyak memberikan andil bagi perdebatan teoretis pada masa itu. Meskipun banyak orang sezamannya meremehkan karya-karyanya, belum lagi orangnya, ia adalah seorang pemikir menarik yang banyak memperlihatkan ragam gaya masanya. Miskawaih menulis sejumlah topik yang luas, seperti dilakukan oleh banyak orang sezamannya, meskipun muncul pertanyaan mengapa karyanya kurang terkenal dibandingkan dengan karya-karya Ibnu Sina, segala yang kita ketahui tentangnya saat ini memberikan bukti sejumlah sumbangan menarik bagi perkembangan pemikiran filsafat. Dalam filsafat, klaim utama Miskawaih yang perlu diperhatikan terletak pada sistem etikanya yang tersusun dengan baik. Dengan pengalamannya yang terlibat secara praktis dengan kekuasaan dan masyarakat, ia sering memberikan pandangannya dalam berbagai hidup ke masyarakat.
Setelah menjelajahi banyak cabang ilmu pengetahuan dan filsafat, ia lebih memusatkan perhatian pada sejarah dan akhlak. Gurunya dalam bidang sejarah adalah Abu Bakr Ahmad bin Kamil Al-Qadhi, sedangkan dalam bidang filsafat adalah Ibnu Al-Khammar. Ahmad ibnu Muhammad ibn Ya’qub, yang nama keluarganya Miskawaih, disebut pula Abu Ali Al-Khazim.
Ibnu Miskawaih belajar sejarah, terutama Tarikh Al-Thabari, kepada Abu Bakr Ahmad ibn Kamil Al-Qadhi (350 H/960 M). Ibn Al-Khammar, mufasir kenamaan karya-karya Aristoteles adalah gurunya dalam ilmu-ilmu filsafat. Miskawaih mengkaji alkimia bersama Abu Ath-Thayyib Ar-Razi, seorang ahli kimia. Dari beberapa pernyataan Ibnu Sina dan At-Tauhidi tersirat bahwa Miskawaih tidak mampu berfilsafat. Sebaliknya, Iqbal menganggapnya sebagai salah seorang pemikir teistis, moralis, dan sejarawan.
Miskawaih pernah bekerja selama puluhan tahun sebagai pustakawan dengan sejumlah wazir dan amir bani Buwaihi, yaitu bersama Abu-Fadhl ibn Al-‘Amid (360 H/970 M) sebagai pustakawannya. Setelah wafatnya Abu-Fadhl (360 H/970 M), ia mengabdi kepada putranya Abu Al-Fath Ali bin Muhammad ibn Al-‘Amid, dengan nama keluarga Dzu Al-Kifayatain. Ia juga mengabdi kepada Adud Al-Daulah, salah seorang Buwaihi, kemudian kepada beberapa pangeran lain dari keluarga terkenal itu. miskawaih meninggal pada 9 Safar 421 H/16 Februari 1030 M.
Ket. klik warna biru untuk link
Sumber
Hasan, Mustofa. 2015. Sejarah Filsafat Islam; Genealogi dan Transmisi Filsafat Timur ke Barat. Pustaka Setia. Bandung
Download
Baca Juga
1. Ibnu Miskawaih. Karya Filsafat
2. Ibnu Miskawaih. Pemikiran Filsafat
3. Ibnu Miskawaih. Filsafat Etika
4. Ibnu Miskawaih. Filsafat Ketuhanan
5. Ibnu Miskawaih. Teori Evolusi dan Keabadian Roh
Post a Comment