Ibnu Thufail. Riwayat Hidup
Table of Contents
Ibnu Thufail |
Selain terkenal sebagai filsuf Muslim yang gemar menuangkan pemikirannya dalam kisah-kisah ajaib dan penuh dengan kebenaran, ia juga seorang dokter, ahli matematika, dan kesusastraan. Karier Ibnu Thufail bermula sebagai dokter praktik di Granada. Melalui ketenarannya sebagai dokter, ia diangkat menjadi sekretaris gubernur di provinsi tersebut. Pada tahun 1154 M (549 H) Ibnu Thufail menjadi sekretaris pribadi Gubernur Cueta (Arab: Sabtah) dan Tangier (Arab: Thanjah/Latin: Tanger) Abu Yaqub Yusuf Al-Mansur, khalifah kedua dari Dinasti Muwahhidun (558 H/1163-M-580 H/1184 M). Selanjutnya, menjadi dokter pemerintah dan sekaligus menjadi qadhi di pengadilan serta wazir Khalifah Muwahhid Abu Ya’qub Yusuf (558 H/1163 M-580 H/1184 M).
Khalifah ini berminat pada filsafat dan memberikan kebebasan berfilsafat. Hal ini menjadikan pemerintahannya sebagai pemuka filosofis dan metode ilmiah serta membuat Spanyol, seperti yang dikatakan oleh R. Briffault, tempat kelahiran kembali negeri Eropa. Bersama Khalifah Abu Ya’qub Yusuf, Ibnu Thufail memiliki pengaruh besar, dan ia berkenalan dengan Ibnu Rusyd (meninggal pada tahun 595 H/1198 M). Selanjutnya, Ibnu Thufail menyarankan kepada Ibnu Rusyd untuk mengulas karangan Aristoteles, sebagaimana diharapkan oleh Abu Ya’qub Yusuf, penguasa tertinggi Daulah Muwahhidun. Saran-saran Ibnu Thufail secara lengkap adalah sebagai berikut: Abu Bakr Ibn Thufail, pada suatu hari, memanggilku dan bercerita kepadaku bahwa ia mendengar Amirul Mukminin mengeluh tentang keterpenggalan cara pengungkapan Aristoteles atau penerjemahannya dan akibatnya, maksudnya kabur. Ia mengatakan bahwa jika ada seseorang yang membaca buku-buku ini kemudian dapat meringkasnya dan menjernihkan tujuan-tujuannya, setelah pertama-tama memahaminya sendiri secara saksama, orang lain akan mempunyai waktu yang longgar untuk memahaminya. Kalau kamu mempunyai kesempatan, Ibn Thufail menasihatiku, Lakukanlah itu. aku percaya kamu bisa, karena aku tahu engkau mempunyai otak yang cemerlang dan watak yang baik, dan betapa besar rasa pengabdianmu kepada ilmu itu. kamu tahu bahwa usia tuaku, jabatanku—dan komitmenku pada tugas lain yang aku kira jauh lebih vital—yang menyebabkan aku tidak dapat melakukan sendiri hal itu.
Saran tersebut disampaikan kepada Ibnu Rusyd, karena kesibukannya dalam pemerintahan Ibnu Thufail tidak memiliki kesempatan banyak menulis. Sekalipun demikian, ia menulis beberapa risalah tentang kedokteran, astronomi, dan filsafat, tetapi hanya satu karya tulisnya yang dapat dijumpai, Risalah Hayy ibn Yaqzan Fi Asrar Al-Hikmah Al-Masyriqfyyah, yang disingkat menjadi Risalah Hayy ibn Yaqzan. Karya tulis ini digubah dalam bentuk kisah (roman) dan mencerminkan pemikiran Ibnu Thufail dalam lapangan filsafat. Miguel Casiri (1122 H/1710 M-1205 H/1790 M) menyebutkan dua karya yang masih ada: Risalah Hayy ibn Yaqzan Fi Asrar Al-Hikmah Al-Masyriqfyyah, yang disebut terakhir ini berbentuk naskah. Kata pengantar dari Asrar menyebutkan bahwa risalah itu hanya merupakan satu bagian dari Risalah Hayy ibn Yaqzan, yang judul lengkapnya adalah Risalah Hayy ibn Yaqzan Fi Asrar Al-Hikmah Al-Masyriqfyyah.
Ket. klik warna biru untuk link
Sumber
Hasan, Mustofa. 2015. Sejarah Filsafat Islam; Genealogi dan Transmisi Filsafat Timur ke Barat. Pustaka Setia. Bandung
Download
Baca Juga
1. Ibnu Thufail. Karya Filsafat
2. Ibnu Thufail. Pemikiran Filsafat
3. Ibnu Thufail. Tentang Tuhan dan Kekekalan Alam
4. Ibnu Thufail. Tentang Materi dan Jiwa
Post a Comment