Muhammad Iqbal. Filsafat Khudi

Table of Contents
Filsafat Khudi Muhammad Iqbal
Muhammad Iqbal
Konsep tentang hakikat ego atau individualitas merupakan konsep dasar dari filsafat Iqbal dan menjadi alas penopang keseluruhan struktur pemikirannya. Masalah ini dibahas dalam karyanya yang ditulis dalam bahasa Persia dengan bentuk matsnawi berjudul Asrar-I Khudi; kemudian dikembangkan dalam berbagai puisi dan dalam kumpulan ceramah yang dibukukan dengan judul The Reconstruction of Religious Thought in Islam.

Menurut Iqbal, Khudi merupakan suatu kesatuan yang nyata, adalah pusat dan landasan dari semua kehidupan, iradah kreatif yang terarah secara rasional. Terarah secara rasional artinya menjelaskan bahwa hidup bukanlah arus tak terbentuk, melainkan prinsip kesatuan yang bersifat mengatur, suatu kegiatan sintesis yang melingkupi serta memusatkan kecenderungan yang bercerai-berai dari organisme yang hidup ke arah suatu tujuan konstruktif. Iqbal menerangkan bahwa khudi merupakan pusat dan landasan dari keseluruhan kehidupan.

Menurut Iqbal, ada tiga tahap yang harus dilalui untuk mencapai kesempurnaan diri, yaitu:
a. Setiap individu harus belajar mematuhi dan secara sabar tunduk pada kodrat makhluk dan hukum ilahiah
b. Ia harus belajar berdisiplin dan diberi wewenang untuk mengendalikan dirinya sendiri melalui ketakutan dan cintanya kepada Tuhan serta ketakbergantungannya pada dunia
c. Individu menyelesaikan perkembangan dirinya dan mencapai kesempurnaan spiritual

Apabila ketiga syarat tersebut telah dijalani, ia dianggap telah memenuhi syarat untuk menjalankan perannya sebagai wakil Tuhan untuk memerintah dan menjadi guru dunia, menampilkan sifat-sifat ilahiah dalam mikrokosmos.


Ket. klik warna biru untuk link


Sumber
Hasan, Mustofa. 2015. Sejarah Filsafat Islam; Genealogi dan Transmisi Filsafat Timur ke Barat. Pustaka Setia. Bandung
 

Download

Baca Juga
1. Muhammad Iqbal. Riwayat Hidup
2. Muhammad Iqbal. Karya Filsafat
3. Muhammad Iqbal. Pemikiran Filsafat
4. Muhammad Iqbal. Teori Gerak
5. Muhammad Iqbal. Teori Kedinamisan Islam
6. Muhammad Iqbal. Filsafat Ketuhanan
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment