Muhammad Iqbal. Teori Gerak

Table of Contents
Teori Gerak Muhammad Iqbal
Muhammad Iqbal

Realisasi Filsafat Iqbal

Setelah mempelajari watak bangsa-bangsa Eropa, ada beberapa hal yang memberikan kesan mendalam pada diri Iqbal, yaitu vitalitas dan dinamisme kehidupan orang-orang Eropa, kemungkinan yang terbentang luas bagi manusia serta pengaruh yang mengancam harkat manusia yang dimiliki masyarakat kapitalis atas jiwa orang-orang Eropa. Kenyataan terakhir menguatkan keyakinan atas keunggulan Islam sebagai cita-cita moral dan spiritual. Ia berusaha keras untuk mempertahankan dan mengembangkan cita-cita tersebut.

Untuk memajukan umat Islam di India, Muhammad Iqbal mengetengahkan beberapa pemikiran, di antaranya umat Islam di India perlu mengembangkan konsep ijtihad dan paham dinamisme Islam

Teori Gerak

Seperti halnya beberapa tokoh pembaharu Islam lainnya, Iqbal berpendapat bahwa kemunduran umat Islam lima ratus tahun terakhir disebabkan merosotnya jumlah dan kualitas pengetahuan yang dimiliki, yang bersamaan dengan itu merosot juga kecintaannya kepada Allah SWT dan rasul-Nya pada potensi terpendamnya ajaran agama dan khazanah kebudayaan yang kaya. Hal tersebut sebagai akibat dari kebekuan dalam pemikiran yang disebabkan beberapa faktor.
a. Hancurnya Baghdad yang pernah menjadi pusat politik, kebudayaan dan pusat kemajuan pemikiran Islam pada pertengahan abad ke-13. Akibatnya, pemikiran ulama pada masa itu hanya bertumpu pada keseragaman kehidupan sosial dengan melarang segala jenis pembaharuan yang substansial dalam hukum Islam. Hal ini menyebabkan hilangnya dinamika berpikir umat Islam.
b. Timbulnya paham fatalisme yang menyebabkan umat Islam pasrah pada nasib dan enggan bekerja keras. Pengaruh zuhud yang terdapat dalam ajaran tasawuf yang dipahami secara berlebihan menyebabkan umat Islam tidak mementingkan masalah kemasyarakatan.
c. Sikap jumud dalam pemikiran umat Islam, yaitu hukum dalam Islam telah sampai pada keadaan statis. Kaum konservatif menganggap bahwa kaum rasional (Mu’tazilah) telah menyebabkan timbulnya disintegrasi yang mengancam kestabilan umat. Oleh karena itu, kaum konservatif hanya memilih tempat yang aman dengan bertaklid kepada imam-imam mazhab.

Beberapa faktor penyebab kebekuan berpikir di kalangan umat Islam membuat Iqbal tersentak dan mengatakan bahwa hukum Islam tidak bersifat statis, tetapi dapat berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Oleh karena itu, pintu ijtihad harus selalu terbuka pada setiap zaman karena ijtihad adalah kekuatan penggerak bagi Islam. Menurutnya, ijtihad berarti upaya mencurahkan segenap kemampuan intelektual. Hal ini berarti akal ditempatkan pada kedudukan yang tinggi.

Bagi Iqbal, dunia merupakan sesuatu yang ditundukkan melalui tindakan yang bertujuan. Dalam ceramahnya, ia mempertegas posisinya—sebagaimana dikutip oleh A. Syafi’i Maarif: ... Bahwa dunia bukanlah sesuatu yang semata-mata dipandangi atau dikenali melalui konsep-konsep, melainkan merupakan sesuatu untuk diciptakan kembali dengan tindakan yang berkelanjutan.

Dalam pandangan Iqbal, menciptakan kehidupan yang lebih baik di atas bumi ini tidak hanya dianjurkan, tetapi juga kewajiban setiap Muslim. Oleh karena itu, perkembangan individualitas adalah suatu proses kreatif yang mendorong manusia untuk memainkan peranan aktif, terus-menerus beraksi dan bereaksi dengan penuh tujuan terhadap lingkungan. Iqbal percaya bahwa gagasan semata-mata tidaklah memberikan momentum pada gerak maju manusia, kecuali perbuatan yang membentuk esensi dan bobot kehidupan manusia.


Ket. klik warna biru untuk link


Sumber
Hasan, Mustofa. 2015. Sejarah Filsafat Islam; Genealogi dan Transmisi Filsafat Timur ke Barat. Pustaka Setia. Bandung
 

Download

Baca Juga
1. Muhammad Iqbal. Riwayat Hidup
2. Muhammad Iqbal. Karya Filsafat
3. Muhammad Iqbal. Pemikiran Filsafat
4. Muhammad Iqbal. Teori Kedinamisan Islam 
5. Muhammad Iqbal. Filsafat Khudi
6. Muhammad Iqbal. Filsafat Ketuhanan
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment