David Hume

Table of Contents
David Hume
David Hume
Filsafat modern, yaitu filsafat zaman Pencerahan, berkembang dalam dua cabang besar: rasionalisme dengan tokoh-tokoh Descartes, Spinoza, dan Leibniz, dan empirisme. Empirisme bertanah air di Inggris. Empirisme dirintis oleh Francis Bacon (1561-1626) yang untuk pertama kalinya menyatakan pengalaman sebagai sumber kebenaran yang paling terpercaya. Thomas Hobbes (1588-1679) mendasarkan filsafat politiknya pada penelitian empiris motivasi-motivasi manusia yang dibandingkannya dengan sebuah arloji.

John Locke (1632-1704) membangun filsafat pengetahuannya atas dasar pengandaian bahwa segala pengetahuan manusia berasal dari pengalaman indriawi serta refleksi batin di atasnya. George Berkeley (1685-1753) mengekstremkan anggapan Locke itu dengan pendapatnya bahwa yang ada hanyalah kesadaran. Empirisme itu mencapai puncaknya dalam filsafat David Hume. Ia secara definitif melepaskan tradisi metafisik Barat yang berlangsung dari Heraklit sampai Leibniz. Hume membuka jalan bagi perkembangan bentuk-bentuk filsafat anti metafisika modern. Hume dianggap sebagai pemikir positivis pertama karena ia menyangkal segala apa yang melebihi faktisitas murni.

Hume seorang Skot; ia lahir di dekat kota Edinburgh pada tahun 1711. Seperti banyak filsuf Pencerahan, Hume tidak pernah mengajar di universitas—barangkali juga karena ia dianggap ateis sehingga tidak akan diterima sebagai profesor. Ia banyak berkeliling Eropa, terutama di Prancis, tempat ia bergaul dengan para ensiklodis dan Rousseau. Kemudian, ia menjadi Sekretaris Muda dan Departemen Luar Negeri Kerajaan Inggris. Bukunya yang terkenal adalah A Treatrise of Human Nature (1739/40), Enquiry concerning human understanding (1748) dan Enquiry concerning the Principles of morals (1751). Hume meninggal pada tahun 1776.


Ket. klik warna biru untuk link


Sumber
Suseno, Franz Magnis. 1996. 13 Tokoh Etika; Sejak Zaman Yunani Sampai Abad Ke-19. Kanisius. Jogjakarta


Download

Baca Juga
1. David Hume (1711-1776)
2. David Hume. Skeptisisme
3. David Hume. Etika
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment