Max Weber. Kelas, Status, dan Partai

Table of Contents
Max Weber tentang Kelas, Status, dan Partai
Kelas, Status, dan Partai
Aspek penting analisis ini ialah bahwa Weber menolak mereduksi stratifikasi menjadi faktor-faktor ekonomi (atau kelas, di dalam terminologi Weber) namun melihatnya bersifat multidimensional. Oleh karena itu, masyarakat distratifikasi berdasarkan ekonomi, status, dan kekuasaan. Implikasi yang dihasilkan ialah bahwa orang dapat menempati jenjang yang tinggi pada satu atau dua dimensi stratifikasi tersebut dan berada di jenjang yang rendah pada satu dimensi lainnya (atau beberapa dimensi lainnya). Hal itu memungkinkan analisis yang lebih canggih atas stratifikasi sosial daripada yang dimungkinkan oleh stratifikasi yang direduksi (seperti yang dilakukan oleh beberapa Marxis) hanya kepada berbagai variasi di dalam situasi ekonomi seseorang.

Memulai dengan kelas, Weber setia kepada orientasi tindakannya dengan menyatakan bahwa suatu kelas bukanlah suatu komunitas. Lebih tepatnya, suatu kelas adalah sekelompok orang, yang mungkin dan terkadang kerap, bertindak berdasarkan situasi yang dialami bersama (K. Smith, 2007). Weber berpendapat bahwa suatu situasi kelas ada ketika terpenuhi tiga kondisi: (1) sejumlah orang mempunyai komponen penyebab spesifik yang sama untuk peluang-peluang kehidupan mereka, sejauh (2) komponen itu digambarkan secara eksklusif oleh kepentingan-kepentingan ekonomi untuk pemilikan barang-barang dan peluang-peluang untuk penghasilan, dan (3) digambarkan di bawah kondisi-kondisi komoditas atau pasar-pasar tenaga kerja. Itulah situasi kelas (Weber, 1921/1968: 927).

Konsep kelas mengacu kepada setiap kelompok orang yang ditemukan di dalam situasi kelas yang sama. Oleh karena itu, suatu kelas bukan suatu komunitas tetapi hanyalah kelompok orang di dalam situasi ekonomi, atau pasar yang sama.

Berbeda dengan kelas, status benar-benar secara normal mengacu kepada komunitas; kelompok-kelompok status adalah komunitas-komunitas keseharian, meskipun agak tidak berbentuk. Situasi status didefinisikan oleh Weber sebagai setiap komponen khas kehidupan manusia yang ditentukan oleh penaksiran sosial yang spesifik, positif atau negatif, atas kehormatan (1921/1968: 932). Sebagaimana lazimnya, status dikaitkan dengan suatu gaya hidup. (Status terkait dengan konsumsi barang-barang yang dihasilkan, sementara kelas terkait dengan produksi ekonomi). Orang-orang yang ada di puncak hierarki status mempunyai gaya hidup yang berbeda dibanding orang-orang yang berada di bawah. Di dalam kasus ini, gaya hidup, atau status, dihubungkan dengan situasi kelas. Akan tetapi, kelas dan status tidak mesti berhubungan satu sama lain: Uang dan posisi pengusaha itu sendiri bukan kualifikasi status, meskipun hal itu dapat menghasilkannya; dan kurangnya harta itu sendiri bukan diskualifikasi status, meskipun hal itu mungkin menjadi suatu alasan baginya (Weber, 1921/1963: 306). Ada sekumpulan hubungan yang rumit di antara kelas dan status, dan itu diperumit lagi ketika kita menambahkan dimensi partai.

Sementara kelas ada di dalam tatanan ekonomi dan kelompok-kelompok status di dalam tatanan sosial, partai-partai dapat ditemukan di dalam tatanan politis. Bagi Weber, partai-partai selalu merupakan struktur-struktur yang berjuang mendapat dominasi. Oleh karena itu, partai-partai adalah unsur-unsur yang paling terorganisir dari sistem stratifikasi Weber. Weber memikirkan partai-partai sangat luas tidak hanya mencakup partai-partai yang ada di dalam negara, tetapi juga yang mungkin ada di dalam suatu klub sosial. Partai-partai biasanya, tetapi tidak selalu, menggambarkan kelas atau kelompok status. Apa pun yang mereka gambarkan, partai-partai diorientasikan kepada pencapaian kekuasaan.

Sementara Weber tetap dekat dengan pendekatan tindakannya di dalam ide-idenya mengenai stratifikasi sosial, ide-ide sudah menunjukkan suatu pergerakan di dalam arah komunitas-komunitas dan struktur-struktur tingkat makro. Di dalam sebagian besar karyanya, Weber berfokus pada unit-unit analisis berskala besar tersebut. Weber tidak kehilangan pandangan terhadap tindakan; sang aktor hanya bergeser dari sebagai fokus perhatiannya terutama menjadi suatu variabel dependen yang ditentukan oleh varietas kekuatan-kekuatan berskala besar. Contohnya, Weber percaya bahwa Calvinis individual didorong oleh norma-norma, nilai-nilai, dan kepercayaan-kepercayaan agamanya untuk bertindak dalam berbagai cara, tetapi fokusnya bukan pada individu, tetapi kepada kekuatan-kekuatan atau kolektif yang mendorong sang aktor.


Ket. klik warna biru untuk link

Sumber.
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi; Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.


Download

Lihat Juga
Kelas, Status, Dan Partai Max Weber (Youtube Channel. https://youtu.be/TL6tqOzc8Ak ) Jangan lupa like, komen, dan subscribe yah...

Baca Juga
1. Max Weber. Biografi
2. Tokoh-Tokoh yang Mempengaruhi Perkembangan Ilmu Sosiologi 
3. Teori-Teori Sosiologi Sesudah Comte: Mazhab Ekonomi
4. Max Weber. Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme
5. Max Weber. Metodologi: Sejarah dan Sosiologi
6. Max Weber. Sosiologi Substantif
7. Max Weber. Verstehen dan Kausalitas
8. Max Weber. Tindakan Sosial
9. Max Weber. Rasionalisasi
10. Paradigma Sosiologi. Definisi Sosial
11. Max Weber. Struktur-Struktur Otoritas
12. Weber dan Teori Tindakan
13. Max Weber. Tipe-Tipe Ideal
14. Pokok Bahasan Sosiologi
15. Weber dan Teori Tindakan

16. Max Weber. Tipe-Tipe Rasionalitas
17. Max Weber. Tentang Nilai-nilai
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment