Max Weber. Rasionalitas Formal dan Substantif
Table of Contents
Rasionalitas Formal dan Substantif |
Teknologi-teknologi nonmanusia (seperti sistem-sistem yang terkomputerisasi) dianggap lebih dapat dihitung, lebih efisien dan lebih dapat diramalkan daripada teknologi-teknologi manusia. (5) sistem-sistem rasional secara formal berusaha mendapatkan kendali atas suatu susunan ketidakpastian-ketidakpastian, khususnya ketidakpastian-ketidakpastian yang dihadapkan oleh manusia yang sedang bekerja di dalam, atau dilayani oleh, mereka. (6) sistem-sistem rasional cenderung mempunyai serangkaian konsekuensi irasional untuk orang-orang yang terlibat di dalamnya dan untuk sistem-sistem itu sendiri, dan juga untuk masyarakat yang lebih besar (Sica, 1988). Salah satu dari ketidakrasionalan rasionalitas, dari sudut pandang Weber, ialah bahwa dunia cenderung menjadi kurang memesona, kurang magis, dan akhirnya kurang bermakna bagi manusia (MacKinnon, 2001; Ritzer, 2005a; M. Scheider, 1993).
Rasionalitas formal bertentangan dengan semua tipe rasionalitas yang lain, tetapi secara khusus berkonflik dengan rasionalitas substantif (Brubaker, 1984:4). Kalberg berargumen bahwa Weber percaya bahwa konflik di antara kedua tipe rasionalitas itu memainkan peran yang secara khusus penting dalam membentangkan proses rasionalisasi di Barat (1980: 1157).
Selain membedakan di antara empat tipe rasionalitas, Kalberg membahas kemampuannya untuk memperkenalkan cara-cara hidup yang metodis. Rasionalitas praktis kekurangan kemampuan tersebut karena ia meliputi reaksi-reaksi terhadap situasi-situasi daripada usaha-usaha untuk menatanya. Rasionalitas teoretis bersifat kognitif dan oleh karena itu mempunyai kemampuan yang sangat terbatas untuk menindas rasionalitas praktis dan tampak lebih berupa produk akhir daripada produsen. Bagi Weber, rasionalitas substantif adalah tipe satu-satunya yang mempunyai potensi untuk memperkenalkan cara-cara hidup yang metodis (Kalberg, 1980: 1165). Oleh karena itu, di Barat, suatu rasionalitas substantif khusus dengan penekanan pada cara hidup yang metodis—Calvinisme—menundukkan rasionalitas praktis dan menghasilkan pengembangan rasionalitas formal.
Hal yang ditakutkan Weber ialah bahwa rasionalitas substantif menjadi kurang signifikan dibandingkan tipe-tipe rasionalitas lainnya, khususnya rasionalitas formal, di Barat. Oleh karena itu, para praktisi rasionalitas formal, seperti birokrat dan kaum kapitalis, sedang mendominasi Barat, dan tipe yang mewujudkan cita-cita tertinggi peradaban Barat (yakni, individu yang otonom dan bebas yang tindakan-tindakannya berkesinambungan karena mengacu kepada nilai-nilai fundamental) sedang layu (Kalberg, 1980:1176).
Ket. klik warna biru untuk link
Sumber.
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi; Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Download
Baca Juga
1. Max Weber. Biografi
2. Tokoh-Tokoh yang Mempengaruhi Perkembangan Ilmu Sosiologi
3. Teori-Teori Sosiologi Sesudah Comte: Mazhab Ekonomi
4. Max Weber. Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme
5. Max Weber. Metodologi: Sejarah dan Sosiologi
6. Max Weber. Sosiologi Substantif
7. Max Weber. Verstehen dan Kausalitas
8. Max Weber. Tindakan Sosial
9. Max Weber. Rasionalisasi
10. Paradigma Sosiologi. Definisi Sosial
11. Max Weber. Struktur-Struktur Otoritas
12. Weber dan Teori Tindakan
13. Max Weber. Tipe-Tipe Ideal
14. Pokok Bahasan Sosiologi
15. Weber dan Teori Tindakan
16. Max Weber. Tipe-Tipe Rasionalitas
17. Max Weber. Tentang Nilai-nilai
18. Max Weber. Kelas, Status, dan Partai
Post a Comment