Friedrich Nietzsche

Table of Contents
Biografi Friedrich Nietzsche
Friedrich Nietzsche
Friedrich Nietzsche lahir di Rocken di Saksonia, Jerman, pada tahun 1844. Ayahnya, seorang pendeta Lutheran, meninggal lima tahun kemudian sehingga Friedrich Nietzsche dibesarkan dalam lingkungan yang hanya terdiri dari wanita saleh: ibu, kakak, dan dua tante. Sesudah gimnasium, tempat ia belajar mengagumi semangat Yunani, ia belajar bahasa Latin dan Yunani di Universitas Bonn dan Leipzig. Di situ ia sudah melepaskan iman Kristiani. Ia membaca Schopenhauer. Atas rekomendasi profesornya, meskipun belum berumur 25 tahun dan belum mencapai doktorat, ia diangkat menjadi profesor di Basel, Swis.

Dari situ ia banyak bergaul dengan Richard Wagner, komponis termasyhur yang waktu itu sangat dikaguminya. Namun kemudian Nietzsche berbalik dan semakin membenci Wagner karena Wagner tetap menjunjung tinggi agama Kristiani. Namun, kesehatan Nietzsche memburuk. Pada tahun 1877 ia melepaskan keprofesorannya. Sejak itu, ia mengembara, terutama di Swis dan Italia. Pada saat itu ia menulis karya-karyanya yang paling besar, seperti Also sprach Zarathustra (Demikian sabda Zoroaster), Jenseits von Gut und Bose (Di Seberang yang Baik dan yang jahat, dan Zur Genealogie der Moral (Tentang Asal Usul Moralitas). Tahun 1889 ia jatuh sakit jiwa dan tidak sembuh lagi. Ia dibawa kembali ke Sachsen, dirawat oleh ibu dan kakaknya sampai meninggal tahun 1900.

Bersama dengan Marx dan Kierkegaard Nietzsche adalah pemikir revolusioner ketiga dalam filsafat abad ke-19. Nietzsche sendiri melihat diri sebagai penghancur. Aku bukan manusia, aku dinamit... Aku menentang sebagaimana belum pernah ada yang menentang. Meskipun tidak sistematik dan tergerogoti oleh penyakit jiwa yang akan merenggutnya, pemikirannya merupakan peristiwa yang menggetarkan alam pikiran Eropa dan getarannya terasa sampai sekarang. Apakah tepat bahwa kaum pascamodern mengklaim Nietzsche sebagai kakek mereka dapat diragukan, tetapi bahwa ia menentang segala sistem pikiran tidak dapat diragukan. Heidegger, Jaspers, dan Camus merasa berhutang budi padanya. 


Psikologi alam tak sadar dibuka medannya olehnya. Padahal Nietzsche hampir tidak membaca buku filsafat apa pun kecuali filsafat Yunani. Ia seorang amatir keterampilan filsafat, tetapi teresapkan keberanian fantasi berpikir yang senantiasa menariknya ke percobaan-percobaan pemikiran baru... pemikiran Nietzsche kerasukan setan keekstreman dan ke arah mana pun ia menarik konsekuensi yang paling tajam (Gadamer, 1970:188). Etika barangkali tidak dapat belajar dari Nietzsche, tetapi ia pasti dikejutkan olehnya. Kejutan itu membuatnya merefleksikan diri. Oleh karena itu, Nietzsche yang anti moralitas sangat pantas dibahas dalam etika.

Ket. klik warna biru untuk link


Sumber
Suseno, Franz Magnis. 1996. 13 Tokoh Etika; Sejak Zaman Yunani Sampai Abad Ke-19. Kanisius. Jogjakarta


Download

Baca Juga
1. Friedrich Nietzsche (1844-1900)
2. Friedrich Nietzsche. Culture, Power, Truth
3. Jejak Filsafat Friedrich Nietzsche
4. Friedrich Nietzsche. The Death Of God
5. Friedrich Nietzsche. Mazhab Nihilisme
6. Friedrich Nietzsche. Kehendak untuk Berkuasa
7. Friedrich Nietzsche. Moralitas Budak dan Moralitas Tuan
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment