Sigmund Freud

Table of Contents
Biografi Sigmund Freud
Sigmund Freud

Biografi Psikolog

Sigmund Freud (1856-1939) lahir dengan nama asli Sigismund Schlomo Freud. Ia adalah seorang ahli saraf asal Austria yang dikenal sebagai bapak psikoanalisis. Teori ciptaan Freud tidak hanya berpengaruh signifikan dalam kajian psikologi, tetapi juga psikoterapi, psikiatri, serta seluruh bidang humaniora, termasuk sosiologi. Lebih dari itu, psikoanalisis telah diserap ke dalam beberapa bentuk gaya hidup dan budaya bangsa Eropa serta Amerika.

Freud lahir pada tanggal 6 Mei 1856 di Moravia, Pribor, Kekaisaran Austria-Hungaria (sekarang menjadi bagian dari negara Republik Cheska). Freud adalah anak pertama dari delapan bersaudara. Ia merupakan keturunan Yahudi Galicia. Ayahnya, Jakob Freud (1815-1896) adalah seorang pedagang wol yang memiliki dua putra dari istri pertamanya. Jakob cukup dikenal karena menguasai kitab Taurat. Ibu Sigmund Freud bernama Amalia yang berusia 20 tahun lebih muda dari Jakob. Ia merupakan istri ketiga dari Jakob. Mereka dinikahkan oleh Isaac Noah Mannheimer—seorang Rabi Yahudi terkenal—pada 29 Juli 1855. Mereka hidup dalam keadaan miskin dan tinggal di rumah kontrakan tukang kunci di Schlossergasse.

Pada tahun 1859, ayah, ibu, Freud, dan adiknya yang bernama Anna pindah ke Leipzig. Namun, setahun kemudian, mereka kembali hijrah ke Wina. Sementara itu, saudara-saudara seayahnya yang telah menjadi teman akrab Freud sejak kecil bermigrasi ke Manchester, Inggris. Pada tahun 1865, Freud masuk Leopoldstadter Kommunal-Realgymnasium yang ketika itu termasuk sekolah menengah atas terkemuka. Ia tergolong murid yang luar biasa dan lulus pada tahun 1873 dengan predikat sangat memuaskan. Freud mencintai sastra dan menguasai bahasa Jerman, Prancis, Italia, Spanyol, Inggris, Ibrani, Latin, serta Yunani. Freud membaca karya William Shakespeare sepanjang hidupnya. Ia mengatakan bahwa sebagian besar teori psikologinya banyak diilhami oleh drama-drama rekaan Shakespeare.

Freud masuk Universitas Wina pada usia 17 tahun. Semula, ia berencana mengambil jurusan hukum. Akan tetapi, ia mengubah pilihannya menjadi jurusan kedokteran. Selama menempuh kuliah, ia belajar filsafat dari Franz Bretano, filologi dari Ernst Brucke, serta zoologi dari Carl Claus. Pada tahun 1876, Freud meneliti di pusat penelitian zoologi Claus di Trieste, Italia, selama empat minggu. Ia membedah ratusan belut dalam meneliti organ reproduksi pria. Ia berhasil memperoleh gelar doctor of medicine pada tahun 1881.

Freud memulai karier medis pada tahun 1882 di Rumah Sakit Umum Wina. Pada tahun 1884, ia meneliti efek kokaina pada anatomi otak serta fenomena afasia. Ia banyak menghabiskan waktu di klinik kejiwaan Theodor Meynert sehingga kian tertarik dengan pekerjaan klinis. Setahun berselang, ia diangkat sebagai dosen neuropatologi di Universitas Wina.

Pada tahun 1886, Freud bekerja sebagai psikiatri gangguan saraf di sebuah lembaga swasta. Tahun itu pula ia menikah dengan Martha Bernays, cucu Isaac Bernays yang merupakan seorang kepala rabi di Hamburg. Pasangan ini dikaruniai enam anak, yakni Mathilde, Jean-Martin, Oliver, Ernst, Sophie, serta Anna.

Freud merupakan seorang perokok. Ia mulai merokok pada usia 24 tahun. Ketika tua, ia senang menghisap cerutu. Ia mengatakan bahwa merokok dapat meningkatkan kapasitasnya dalam bekerja dan mengendalikan diri. Meskipun diperingatkan oleh seorang rekan bernama Wilhelm Fliess, Freud tetap saja merokok. Akibatnya, ia terkena kanker saluran pernapasan. Pada tahun 1897, Freud berkata kepada Fliess bahwa merokok adalah satu kebiasaan besar.

Freud sangat mengagumi guru filsafatnya, Franz Brentano, yang dikenal berkat teori tentang persepsi dan introspeksi. Ia juga mengagumi Theodor Lipps yang memiliki konsep kesadaran empati. Freud kala itu memikirkan adanya alam bawah sadar yang dibantah oleh Brentano. Namun, ia tetap mempertahankan pendapatnya. Ia memanfaatkan karya Charles Darwin dan Eduard von Hartmann untuk meyakinkan diri tentang alam bawah sadar.

Pada tahun 1900, seorang ilmuwan bernama Nietzsche meninggal, Freud membeli karya-karyanya. Freud mengatakan kepada Fliess bahwa ia ingin menemukan kata yang tetap bisu di dalam diri dan sesuatu lebih dari yang dipelajari dalam karya Nietzsche. Hanya saja, minatnya dalam filsafat menurun setelah ia memutuskan untuk menekuni karier akademik di bidang neurologi dan psikiatri.

Freud sangat setia terhadap identitas Yahudi sekuler. Hal tersebut berpengaruh secara signifikan dalam membentuk pandangan moral dan intelektualnya, terutama berkaitan dengan pemikiran intelektual non-konformise. Identitas Yahudi juga memiliki pengaruh besar dalam pandangan psikoanalitik Freud, terutama dalam hal nilai-nilai rasional.

Pada bulan Oktober 1885, Freud pergi ke Paris untuk belajar dengan Jean-Martin Charcot, seorang ahli saraf terkenal yang sedang melakukan penelitian ilmiah tentang hipnotis dan histeria. Pengalaman belajar ini mengantarkan Freud ke arah praktik psikopatologi medis. Padahal, secara finansial, hal tersebut kurang menjanjikan dibanding neurologi.

Freud berkolaborasi dengan Josef Breuer mendirikan praktik psikopatologi swasta pada tahun 1886. Freud menggunakan metode hipnotis Charcot dalam praktik klinis. Hal itu ternyata membuahkan hasil positif. Namun demikian, Freud menemukan bahwa tanpa bantuan hipnotis, pasien dapat diredakan gejala penyakitnya. Hal itu dilakukan dengan cara mendorong pasien untuk berbicara bebas tentang ide-ide atau kenangan apa pun yang terpikirkan. Hal inilah yang menjadi dasar Freud menciptakan prosedur “asosiasi bebas”.

Tidak hanya itu, Freud juga menemukan bahwa mimpi pasien dapat mengungkapkan kompleksitas struktur kesadaran serta tindakan represi psikis yang mendasari gejala penyakitnya. Akhirnya, pada tahun 1896, Freud meninggalkan metode hipnotis dan menggunakan istilah psikoanalisis untuk menamai metode klinis baru dan teori-teori yang didasarkan pada pandangannya.

Pada saat Freud mengembangkan teori barunya itu, ia mengalami gangguan mimpi dan depresi. Ia menyebut periode ini sebagai neurasthenia, yakni sebuah gejala psikis yang berkaitan dengan kematian ayahnya pada tahun 1896. Ia pun menganalisis dirinya sendiri, terutama terkait rasa permusuhan terhadap ayahnya serta kecemburuan atas kasih sayang ibunya kepada ayahnya. Hal ini membawanya ke dasar-dasar teori tentang asal usul neurosis serta mengawali pemikirannya mengenai histeria dan Oedipus complex.

Freud menghabiskan sebagian besar hidupnya di Wina, Austria. Pada rentang tahun 1891-1938, ia dan keluarganya tinggal di sebuah apartemen di kawasan Berggasse, Wina. Sebagai dosen di Universitas Wina sejak pertengahan dekade 1880-an, Freud memberikan kuliah tentang teori-teori barunya ke sebuah kelompok kecil setiap Sabtu malam di ruang kuliah klinik psikiatri universitas. Kuliah itu disampaikan dari tahun 1886 hingga 1919.

Sejak musim gugur tahun 1902 atau tak lama setelah Freud mendapat gelar kehormatan auẞerordentlicher professor, kelompok kecil pengikutnya itu bertemu di apartemennya setiap rabu sore. Mereka membahas masalah yang berkaitan dengan psikologi dan neuropatologi. Kelompok ini menyebut dirinya Psychologische Mittwochs-Gesellschaft (Masyarakat Psikologi Rabu). Hal itu sekaligus menandai awal dari gerakan psikoanalitis di seluruh dunia. Kelompok diskusi ini didirikan oleh Freud atas saran dari seorang dokter bernama Wilhelm Stekel.

Kelompok itu awalnya hanya beranggotakan Stekel, Alfred Adler, Max Kahane, serta Rudolf Reitler. Stekel masuk jurusan psikologi Universitas Wina karena kagum terhadap metode Freud. Kahane membuka praktik psikoterapi Freudian di Bauernmarkt, Wina, pada tahun 1901. Ia juga menulis buku dasar-dasar metode psikoanalisis. Namun, Kahane memutuskan hubungan dengan Freud pada tahun 1907 untuk alasan yang tidak jelas. Bahkan, pada tahun 1923 ia ditemukan meninggal karena bunuh diri. Adapun Rudolf Reitler adalah direktur sebuah toko obat Dorotheergasse yang didirikan pada tahun 1901. Ia meninggal pada tahun 1917. Sementara itu, Alfred Adler adalah cendekiawan besar yang kelak menentang Freud dengan mendirikan aliran Adlerian.

Max Graf—seorang musikolog Wina yang ikut bergabung dengan kelompok Freud—menggambarkan proses diskusi dalam kelompok tersebut. Ia berkata, Pertemuan ini mengikuti ritual yang pasti. Mula-mula, salah satu anggota akan menyajikan makalah. Kemudian, kopi hitam dan kue disajikan bersama cerutu dan rokok di atas meja. Semua dikonsumsi dalam jumlah besar. Setelah sekitar seperempat jam beristirahat, diskusi akan dimulai kembali. Kata terakhir selalu diucapkan oleh Freud. Ada suasana dasar agamis di ruangan itu. Freud ibarat seorang ‘nabi baru’ yang membuat metode penyelidikan psikologisnya tetap bertahan hingga hari ini.

Pada tahun 1906, kelompok itu berkembang menjadi enam belas anggota, termasuk di dalamnya terdapat nama-nama seperti Otto Rank, Carl Jung, dan Ludwig Binswanger. Setelah itu, mereka membentuk kelompok psikoanalisis kecil di Zurich, Swiss. Pada tahun 1908, seiring dengan status kelembagaan yang tumbuh, kelompok Rabu berganti nama menjadi Vienna Psychoanalytic Society. Pada tahun 1911, dua anggota wanita bernama Tatiana Rosenthal dan Sabina Spielrein masuk sebagai anggota. Kedua wanita itu kelak memberi kontribusi penting dalam Russian Psychoanalytic Society yang telah didirikan pada tahun 1910.

Pengikut awal Freud bertemu bersama-sama secara resmi untuk pertama kalinya di Hotel Bristol, Salzburg, pada 27 April 1908. Pertemuan ini sekaligus menjadi kongres psikoanalisis internasional yang pertama. Pertemuan ini diadakan atas saran Ernest Jones, ahli saraf Inggris yang telah menerapkan metode psikoanalisis dalam pekerjaan klinisnya. Gerakan psikoanalisis internasional pun dimulai. Kelak, 42 orang yang menghadiri kongres akan menyebarkan psikoanalisis ke berbagai penjuru dunia, seperti Ernest Jones di Inggris, Karl Abraham dan Max Eitingon di Berlin (Jerman), Sandor Ferenczi di Budapest (Hungaria), serta Abraham Brill di New York (Amerika Serikat).

Kongres menghasilkan jurnal Jahrbuch fur psychoanlytische und psychopathologishe Forschungen. Carl Jung yang bertindak sebagai redaktur menerbitkan jurnal tersebut pada tahun 1909. Setahun berselang, jurnal bulanan psikoanalisis bernama Zentralblatt Psychoanalyse diterbitkan serta diedit oleh Adler dan Stekel. Tahun 1911, Imago sebagai sebuah jurnal aplikasi psikoanalisis untuk bidang studi budaya dan sastra diedit oleh Rank. Dua tahun kemudian, Internationale Zeitschrift fur Psychoanalyse juga diterbitkan dan diedit oleh Rank. Pada kongres Nuremberg 1910, kelompok Freud mendirikan Internasional Psychoanalytic Association (IPA) di mana Jung diangkat menjadi presiden pertama.

Freud menugaskan Brill dan Jones menyebarkan psikoanalisis di seluruh dunia dengan bahasa Inggris. Brill bertugas menerjemahkan karya-karya Freud sedangkan Jones yang mengajar di Universitas Toronto diberi tanggung jawab membangun platform ide-ide Freudian dalam kehidupan akademik dan medis di kawasan Amerika Utara. Dengan didampingi Jung dan Ferenczi, pada bulan September 1909, atas undangan Stanley Hall, Presiden Clark University, Freud memberikan lima ceramah psikoanalisis di Amerika Serikat. Setelah itu, psikoanalisis dengan cepat menjadi fenomena mencengangkan di Amerika Serikat.

Selama berada di Amerika Serikat untuk meraih gelar doktor kehormatan, Freud bertemu dengan James Jackson Putnam, guru besar penyakit sistem saraf di Universitas Harvard. Putnam dan Jones kemudian mendirikan American Psychoanalytic Association pada Mei 1911. Sementara itu, Abraham Brill mendirikan New York Psychoanalytic Society pada tahun yang sama. Terjemahan bahasa Inggris karya-karya Freud mulai muncul di hadapan publik pada tahun 1909.

Beberapa pengikut Freud kemudian menarik diri dari IPA dan mendirikan mazhab psikologi sendiri. Pada Februari 1911, Adler melepaskan jabatan presiden IPA. Di tahun itu pula Stekel mundur dari jabatannya sebagai wakil presiden. Adler akhirnya meninggalkan mazhab Freudian pada bulan Juni 1911 dan membuat kelompok terpisah bersama 9 anggota lain yang juga telah melepaskan diri dari pemikiran Freud. Formasi baru ini mendeklarasikan diri dengan nama Society for Individual Psychology.

Pada tahun 1912, Jung menerbitkan buku psikologi sadarnya berjudul Wandlungen und Symbole der Libido. Pada buku tersebut, ia mengambil cara pandang yang cukup berbeda dari Freud. Untuk membedakan mazhabnya dari psikoanalisis, Jung menyebutnya psikologi analitis. Untuk mengantisipasi keretakan, Jones membentuk komite loyalis yang diwajibkan menjaga koherensi teoretis dengan gerakan psikoanalisis. Komite ini dibentuk pada musim gugur 1912. Tokoh-tokohnya terdiri dari Freud, Jones, Abraham, Ferenczi, Rank, serta Hans Sachcs, serta Eitingon. Setiap anggota berjanji untuk tidak melenceng dari prinsip-prinsip dasar teori psikoanalisis sebelum mereka membahas pandangan masing-masing ke publik. Karena merasa tidak puas, Jung mengundurkan diri sebagai Presiden IPA pada bulan April 1914. Pada tahun yang sama, Freud menerbitkan makalah yang membahas pandangannya tentang kelahiran dan evolusi gerakan psikoanalitik serta keluarnya Adler dan Jung dari mazhab psikologi psikoanalisis.

Anggota kelompok terakhir yang memisahkan diri adalah Rank pada tahun 1924. Ia menerbitkan buku yang pada dasarnya mengkritik Oedipus Complex sebagai prinsip utama dari teori psikoanalisis. Namun demikian Rank tetap menjaga hubungan baiknya dengan Freud. Pada tahun 1926, Otto mengundurkan diri dari jabatan di IPA dan meninggalkan Wina menuju Paris. Tempatnya dikomite diambil alih oleh Anna Freud. Otto akhirnya menetap di AS dan merevisi teori Freud. Hasil revisinya mempengaruhi kalangan terapis psikoanalisis generasi baru yang tidak nyaman dengan ortodoksi IPA.

Pada bulan Februari 1923, Freud menderita Leukoplakia, yakni penyakit yang berhubungan dengan kecanduan rokok berat. Freud dirawat dan dioperasi oleh Marcus Hajek. Menurut Hajek, Freud beruntung bisa lolos dari kematian. Sebab, Leukoplakia adalah penyakit kanker mulut yang mudah merenggut nyawa penderitanya. Pada tahun 1930, Freud dianugerahi Goethe Award sebagai pengakuan atas kontribusinya terhadap bidang psikologi serta budaya sastra Jerman. Pada bulan Januari 1933, Nazi menjadi partai penguasa tunggal di Jerman dan sekitarnya. Pada masa tersebut, buku-buku Freud dibakar dan dihancurkan.

Freud terus bertahan tinggal di Wina dan meremehkan ancaman Nazi yang ingin membunuhnya. Jones terbang ke Wina dari London melalui Praha pada tanggal 15 Maret. Ia bertekad dapat membujuk Freud agar bersedia ikut dengannya melarikan diri ke Inggris. Ketika Anna Freud diinterogasi oleh Gestapo, akhirnya Freud sadar bahwa sudah waktunya ia dan keluarganya meninggalkan Austria. Minggu berikutnya, Jones berangkat ke London untuk mengurus proses emigrasi Freud. Pada bulan April dan Mei 1939, keluarga Freud berangsur-angsur pindah ke London.

Sesampainya di London, banyak nama-nama terkenal segera mendatangi Freud untuk memberikan penghormatan, termasuk Salvador Dali, Stefan Zweig, Leonard Woolf, Virgina Woolf, serta H.G. Wells. Bahkan Royal Society mengeluarkan piagam untuk ditandatangani oleh Freud agar tercatat sebagai anggota. Putri Bonaparte mengurus nasib empat saudara Freud yang masih di Wina sehingga mereka selamat dari ancaman kematian di kamp konsentrasi Nazi.

Pada pertengahan September 1939, kanker rahang Freud Kambuh. Dalam beberapa hari, penyakit itu semakin mengganas. Freud pun harus menjalani operasi. Pada tanggal 21 dan 22 September Freud diberikan morfin dengan dosis tinggi atas permintaan Anna agar ayahnya dapat bertahan hidup. Akan tetapi, kelebihan dosis ini justru menyebabkan Freud meninggal dunia pada 23 September 1939.

Tiga hari setelah kematiannya, tubuh Freud dikremasi di Golders Green Crematorium, di London Utara. Pidato pemakaman Freud disampaikan oleh Jones dan Zweig. Abu Freud kemudian ditempatkan di krematorium di dalam sebuah guci Yunani hasil hadiah dari Putri Bonaparte. Guci itu telah disimpan oleh Freud di ruang kerjanya selama bertahun-tahun di Wina. Setelah istrinya, Martha meninggal pada tahun 1951, abunya juga ditempatkan di dalam guci yang sama.


Ket. klik warna biru untuk link


Sumber
Irawan, Eka Nova. 2015. Pemikiran Tokoh-tokoh Psikologi; dari Klasik sampai Modern. IrcisoD. Yogyakarta


Download

Baca Juga
1. Sigmund Freud. Teori Psikoanalisis
2. Sigmund Freud. Komponen Struktural
3. Sigmund Freud. Komponen Dinamis
4. Sigmund Freud. Komponen Sekuensial
5. Sigmund Freud. Teori Agresi
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment