Teori Maslow

Table of Contents
Menurut Abraham Maslow, individu berperilaku dalam upaya memenuhi kebutuhan yang bersifat hierarkis. Setiap individu mempunyai berbagai perasaan takut seperti rasa takut untuk berusaha atau berkembang, takut untuk mengambil kesempatan, takut membahayakan apa yang sudah ia miliki, dan sebagainya. Individu juga memiliki dorongan untuk lebih maju ke arah keutuhan, keunikan diri, berfungsinya semua kemampuan, kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat itu juga ia dapat menerima diri sendiri. Hierarki kebutuhan manusia dapat digambarkan berikut.
Piramida Kebutuhan Manusia (Teori Maslow)

Piramida Kebutuhan Manusia Maslow
Piramida Kebutuhan Manusia Maslow
Proses pembelajaran perlu memperhatikan pentingnya kesadaran akan perbedaan individu dengan memperhatikan aspek-aspek kemanusiaan. Peserta didik seharusnya menggali dan menemukan sisi-sisi kemanusiaan, pada taraf tertentu akan sampai pada penemuan diri. Proses belajar yang ada pada diri manusia adalah proses untuk sampai pada aktualisasi diri. Belajar adalah mengerti dan memahami diri sendiri, bagaimana menjadi diri sendiri, apa potensi yang dimiliki, apa langkah-langkah yang diambil, apa yang dirasakan, nilai-nilai apa yang dimiliki dan diyakini, dan ke arah mana perkembangan yang dituju. Belajar di satu sisi adalah bagaimana peserta didik memahami perbedaannya dengan yang lain, dan di sisi lain memahami persamaannya dengan orang lain.

Pembelajaran humanistik cenderung mendorong peserta didik untuk berpikir induktif, yakni dari contoh ke konsep, dari konkret ke abstrak, atau dari khusus ke umum. Teori ini mementingkan faktor pengalaman dan keterlibatan aktif peserta didik dalam proses belajar mengajar. Pembelajaran berdasarkan teori humanistik ini cocok untuk diterapkan untuk pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial. Indikator keberhasilan pembelajaran adalah peserta didik merasa senang/bergairah belajar dan terjadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atau inisiatif/kemauan sendiri. Peran guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran humanistik adalah sebagai berikut.
a. Fasilitator sebaiknya memberi perhatian kepada penciptaan suasana awal, situasi kelompok, atau pengalaman kelas
b. Fasilitator membantu untuk memperoleh dan memperjelas tujuan-tujuan perorangan di dalam kelas dan juga tujuan-tujuan kelompok yang bersifat umum
c. Fasilitator perlu menyadari keinginan masing-masing peserta didik untuk melaksanakan tujuan-tujuan yang bermakna bagi dirinya, sebagai kekuatan pendorong dalam belajar
d. Fasilitator mengatur dan menyediakan sumber-sumber untuk belajar yang mudah dimanfaatkan oleh peserta didik untuk membantu pencapaian tujuan mereka
e. Fasilitator menempatkan diri sebagai sumber yang fleksibel untuk dapat dimanfaatkan oleh kelompok peserta didik
f. Fasilitator perlu menanggapi ungkapan-ungkapan peserta didik dan menerima pemikiran yang bersifat intelektual dan sikap/perasaan, serta mencoba untuk menanggapi dengan cara yang sesuai, baik bagi individual maupun kelompok
g. Jika suasana belajar telah terbentuk, fasilitator dapat berperan sebagai pembelajar yang turut berpartisipasi atau sebagai anggota kelompok, dan turut menyatakan pandangannya sebagai seorang individu, seperti peserta didik yang lain
h. Fasilitator mengambil prakarsa untuk ikut serta dalam kelompok, mengungkapkan perasaan dan pikirannya dengan tidak menuntut dan memaksakan. Saran fasilitator boleh saja digunakan atau ditolak oleh peserta didik dalam kelompok
i. Fasilitator harus tetap waspada terhadap ungkapan-ungkapan yang menandakan adanya perasaan yang mendalam selama belajar
j. Fasilitator harus mencoba untuk menganalisis dan menerima keterbatasan-keterbatasannya dalam membantu peserta didik dalam belajar

Teori Pembelajaran Humanistik

Ket. klik warna biru untuk link

Sumber
Sani, Ridwan Abdullah. 2015. Inovasi Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta


Download

Baca Juga
1. Abraham Maslow. Biografi
2. Abraham Maslow. Teori Aktualisasi Diri Humanistik
3. Abraham Maslow. Hierarki Kebutuhan
4. Abraham Maslow. Pengalaman Puncak
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment