Teams-Games-Tournament (TGT)

Table of Contents
Pembelajaran Teams Games Tournament atau TGT
Teams Games Tournament (TGT)
Model ini dikembangkan berdasarkan metode yang dikembangkan oleh De Vries dan Slavin, dengan menugaskan kelompok untuk bekerja atau berdiskusi memahami informasi dan latihan sebelum berkompetisi dengan kelompok lainnya dalam turnamen. Tahapan pembelajaran TGT mirip dengan tahapan pembelajaran STAD, namun kuis mingguan diganti dengan turnamen. Pembelajaran TGT ini sebaiknya dilakukan jika pertanyaan yang diajukan bersifat konvergen atau hanya ada satu jawaban yang tepat. Model ini juga dapat digunakan untuk memotivasi siswa saling membantu dalam menguasai kompetensi yang dapat dipertandingkan, misalnya kemampuan membaca surat pendek dalam Al-Qur’an. Variasi TGT untuk kompetensi membaca Al-Qur’an dilakukan dalam bentuk musabaqoh di kelas atau di sekolah.

Model pembelajaran TGT memiliki tipe yang hampir sama dengan STAD. Pembelajaran TGT melibatkan aktivitas seluruh peserta didik tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran peserta didik sebagai tutor teman sebaya, dan mengandung unsur permainan dan penguatan (reinforcement). Pembelajaran TGT memberi peluang kepada peserta didik untuk belajar lebih rileks di samping menumbuhkan tanggung jawab, kerja sama, persaingan sehat, dan keterlibatan belajar.

Prosedur pelaksanaan pembelajaran TGT secara umum adalah sebagai berikut.
1) Guru memilih topik pembelajaran dan menyajikannya pada peserta didik
2) Guru mengembangkan daftar pertanyaan, memberi nomor, dan mengguntingnya menjadi potongan kecil. Misalnya jika ada 30 pertanyaan, ada 30 lembar potongan kertas yang masing-masing berisi satu soal. Guru juga mempersiapkan kertas kecil yang diberi nomor sebanyak jumlah soal.
3) Guru mengelompokkan peserta didik secara heterogen bergantung pada kemampuannya dalam beberapa kelompok. Jadi dalam satu kelompok ada peserta didik yang pintar, ada yang kemampuannya menengah, dan ada yang kurang pintar. Peserta didik diminta mengambil nomor dari sebuah kotak dan harus menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor yang diambil. Peserta didik dalam satu kelompok saling berbagi pengetahuan dengan mendiskusikan jawaban untuk pertanyaan yang diberikan.
4) Guru menempatkan peserta didik dalam beberapa kelompok pertandingan, di mana anggota kelompok yang baru tersebut memiliki kompetensi yang sama (homogen). Masing-masing kelompok menghadapi Meja Pertandingan. Turnamen dilakukan dengan menjawab pertanyaan yang diberikan (sama atau mirip dengan pertanyaan yang telah didiskusikan). Peserta didik memperoleh nilai dalam turnamen ini dan nilai tersebut memberikan kontribusi terhadap nilai kelompok awal.
5) Peserta didik kembali ke meja kelompoknya (kelompok awal) dan melaporkan perolehan nilainya. Guru membandingkan akumulasi nilai kelompok dan memberikan penghargaan pada kelompok pemenang.
6) Peserta didik mengikuti ujian


Ket. klik warna biru untuk link


Sumber
Sani, Ridwan Abdullah. 2015. Inovasi Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta


Download

Baca Juga
a. Model Pembelajaran Kooperatif
b. Student teams-achievement divisions (STAD)
c. Jigsaw
d. Investigasi Berkelompok (Group Investigation)
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment