Pembelajaran Teman Sejawat (Peer Tutoring)
Table of Contents
Peserta didik yang berperan sebagai tutor sejawat dapat menunjukkan hanya satu peran atau beberapa peran sekaligus tergantung pada tanggung jawab yang diberikan oleh guru. Peserta didik yang berperan sebagai guru (pure teacher) dapat dilibatkan dalam penyusunan dan penyampaian informasi dan keterampilan, memberi umpan balik dan evaluasi kepada peserta didik lain yang menjadi bimbingannya.
Tutor sejawat (peer tutor) disebut sebagai mediator jika kurang memiliki otonomi atau kekuasaan kelompoknya. Tutor sejawat dapat berperan sebagai asisten guru apabila selain mengajar teman-temannya sendiri, dia juga mendapat tugas administrasi seperti mengecek apakah tugas sudah lengkap, tugas apa yang masih kurang, menyiapkan lembar kerja (jobsheet), menyiapkan blangko nilai, dan sebagainya. Tutor sejawat dapat berperan sebagai teman kerja (work partner) jika dilibatkan dalam pekerjaan proyek guru dan diberi wewenang untuk mengontrol dan memberi bantuan kepada peserta didik lain supaya hasil kerja memenuhi standar kerja yang diterapkan dalam proyeknya. Tutor sejawat dapat berperan sebagai pelatih (coaches) jika ia bekerja secara kooperatif dengan cara memberi dorongan kepada peserta didik lain untuk mengumpulkan tugas, memberi umpan balik secara informal, menulis tugas yang harus dikerjakan. Tutor sejawat dapat berperan sebagai model (role model) jika dalam proses pembelajaran dia disuruh mendemonstrasikan keterampilan-keterampilan yang dimilikinya di hadapan peserta didik yang lain, atau sebagai contoh dalam mengerjakan ujian praktik.
Tahapan pembelajaran dengan teman sejawat pada umumnya mengikuti pola sebagai berikut.
Tahapan Pembelajaran Peer Tutoring |
1) Guru menyusun kelompok belajar. Setiap kelompok beranggota 3 atau 4 yang memiliki kemampuan beragam. Setiap kelompok minimal memiliki satu orang peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi untuk menjadi tutor teman sejawat.
2) Guru menjelaskan tentang cara penyelesaian tugas melalui belajar kelompok dengan metode peer teaching, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing anggota kelompok, dan memberi penjelasan tentang mekanisme penilaian tugas melalui penilaian sejawat (peer assessment) dan penilaian diri (self assessment).
3) Guru menjelaskan materi pelajaran kepada semua peserta didik dan memberi peluang tanya jawab apabila terdapat materi yang belum jelas.
4) Guru memberi tugas dengan catatan peserta didik yang kesulitan dalam mengerjakan tugas dapat meminta bimbingan kepada teman yang ditunjuk sebagai tutor/guru.
5) Guru mengamati aktivitas belajar dan memberi penilaian kompetensi
6) Guru, tutor, dan peserta didik memberikan evaluasi proses belajar mengajar untuk menetapkan tindak lanjut kegiatan putaran berikutnya.
Beberapa modifikasi dapat dilakukan untuk membuat pembelajaran teman sejawat menjadi menyenangkan, misalnya sebagai berikut.
1. Mengelilingi Narasumber (Circle the Sage)
a. Guru mengecek peserta didik untuk melihat yang memiliki pengetahuan tertentu untuk saling berbagi. Pengetahuan yang dimiliki, misalnya: peserta didik yang mampu menyelesaikan permasalahan matematika yang sulit. Tentu saja, pengetahuan tersebut harus terkait dengan mata pelajaran yang dipelajari.
b. Beberapa peserta didik yang paham tersebut (ahli) berdiri di depan kelas.
c. Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok dan meminta mereka untuk mengelilingi masing-masing ahli, di mana anggota kelompok disebar untuk bertanya pada ahli yang berbeda.
d. Ahli menjelaskan apa yang dipahaminya, dan peserta yang mengelilingi mendengar, mengajukan pertanyaan, dan mencatat informasi.
e. Semua peserta didik kembali ke kelompoknya
f. Anggota kelompok menjelaskan apa yang dipelajarinya dan membandingkan informasi yang diperoleh dari berbagai ahli yang telah dikunjungi.
2. Metode Fishbowl
Metode ini mirip dengan circle the sage. Perbedaannya adalah beberapa peserta didik yang dijadikan narasumber dikelilingi oleh semua peserta didik yang lain. Circle the sage dan Fishbowl merupakan variasi pembelajaran teman sejawat dan dapat dimodifikasi pelaksanaannya dengan seminar Socratic. Prosedur pelaksanaan metode ini adalah sebagai berikut.
a. Guru memilih beberapa peserta didik yang pintar untuk menjelaskan sebuah konsep, prosedur, atau aktivitas.
b. Peserta didik tersebut mengelilingi guru yang menjelaskan informasi kepada mereka. Sementara itu, peserta didik lainnya mengelilingi kelompok narasumber tersebut.
c. Setelah memahami informasi yang disampaikan oleh guru, peserta didik yang menjadi narasumber menjelaskan materi atau prosedur atau mendemonstrasikan sebuah aktivitas kepada peserta didik lainnya (bukan narasumber) yang mengelilingi mereka.
d. Setelah menyampaikan informasi atau diskusi dilakukan, guru melakukan evaluasi untuk mengecek pemahaman semua peserta didik.
3. Belajar dengan Mengajar (Learning by Teaching)
Learning by teaching atau Lernen durch Lehren (LdL) dikembangkan oleh Jean Pol Martin. Tahap pembelajaran LdL ini adalah sebagai berikut.
Learning by teaching |
Ket. klik warna biru untuk link
Sumber
Sani, Ridwan Abdullah. 2015. Inovasi Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta
Download
Post a Comment