Pemikiran Feminisme Fatima Mernissi dalam Karya-Karyanya

Table of Contents
Pemikiran Feminisme Fatima Mernissi dalam Karya-Karyanya
Feminisme Fatima Mernissi
Fatima Mernissi mengungkapkan bahwa agama harus dipahami secara progresif untuk memahami realitas sosial dan kekuatan- kekuatannya, karena agama baginya ternyata telah dijadikan pembenar kekerasan. Menurutnya, campur aduk antara yang sakral dan yang profan, antara Allah dan makhluknya, antara al-Qur’an dan fantasi para imam, mesti didekonstruksi (Amal Rasaam, dalam John L. Espsito (ed)., 1995: 123).

Berkaitan dengan hal tersebut, menurut Mernissi, wacana perempuan yang berlaku dalam komunitas yang telah dibentuk sedemikian rupa oleh kultur dominasi laki-laki dan  didukung oleh konstruksi para ulama dengan memanipulasi teks untuk kepentingan laki-laki mesti dirombak (Amal Rasaam, dalam John L. Espsito (ed)., 1995: 123). Oleh karena itu, ia mengkritisi penafsiran ayat-ayat al-Qur’an yang berkenaan dengan perempuan, juga (terutama) hadis-hadis misoginis dengan menggunakan pendekatan historis-sosiologis dan analisis hermeneutik.

Dengan metode tersebut, ia berusaha merekonstruksi kesamaan hak antara laki-laki dan perempuan yang terkandung dalam al-Qur’an. Karena dalam pandangannya, apa yang selama ini ada dalam sistem patriarkhi, yakni ketidakadilan, diskriminasi, pengasingan dan domestifikasi perempuan, hanyalah merupakan konstruksi sosial yang dilegitimasi oleh penafsiran para ulama yang konon mempunyai otoritas dalam penafsiran teks-teks agama (Assyaukanie, 1998: 87).

Oleh karena itu, Mernissi tidak sepenuhnya percaya pada sekelompok elit pemikir yang sementara memperetahankan turas turut membicarakan soal perempuan. Bahkan ia memandang turas secara negatif dan menganggap diskusi-diskusi di sekitar turas tidak lebih dari suatu cara baru kaum laki-laki mempertahankan dominasi atas perempuan. Dia percaya bahwa model masa lalu tidak lagi adequate untuk konteks modern (Assyaukanie, 1998: 87).

Dalam The Forgotten Queens of Islam, Mernissi secara tegas memetakan sebuah kerangka teori dengan apa yang ia sebut dengan Islam Politik—Islam Risalah. Islam politik bagi Mernissi adalah Islam sebagai praktek kekuasaan pada tindakan-tindakan manusia yang digerakkan oleh nafsu dan didorong kepentingan pribadi. Sedangkan Islam Risalah adalah pesan Ilahi yakni cita- cita yang terdapat di dalam al-Qur’an. Islam risalah ini, dalam beberapa kesempatan disamakannya dengan Islam Spiritual (Mernissi, 1994: 13).

Sedangkan dalam Beyond The Veil: Male-Female Dynamic in Modern Muslim Society, Mernissi berpendapat bahwa sikap muslimah yang pasif, pendiam dan penurut, tidak sesuai dengan pesan ajaran Islam. Oleh karena itu, ia berusaha merebut  kembali wacana ideologis mengenai perempuan dan seksulitas dari cengkeraman patriarkhi dengan secara kritis mengkaji teks- teks hukum keagamaan dalam kitab-kitab kalsik terutama hadis dan menafsirkannya kembali dalam perspektif seorang feminis (Amal Rasaam, dalam John L. Espsito (ed)., 1995: 94).


Ket. klik warna biru untuk link


Sumber
• https://media.neliti.com. M. Rusydi. Perempuan di Hadapan Tuhan; Pemikiran Feminisme Fatima Mernissi.
• http://www.madinaonline.id/sosok/perginya-fatima-mernissi-ulama-yang-menginspirasi-perempuan-dunia/
• https://www.kompasiana.com. Agus Farisi. Paradigma Pemikiran Fatima Mernissi tentang Gender.
• http://islamlib.com/tokoh/fatima-mernissi-dan-pembelaan-terhadap-kaum-perempuan


Download

Lihat Juga
1. Fatima Mernissi. Biografi dan Pemikiran
2. Pemikiran Fatima Mernissi tentang Kesetaraan 
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment