Pengertian Merkantilisme, Sejarah, Tujuan, dan Dampak

Table of Contents
Pengertian Merkantilisme
Merkantilisme

A. Pengertian Merkantilisme

Merkantilisme merupakan suatu teori ekonomi yang menyatakan bahwa kesejahteraan suatu negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau modal yang disimpan oleh negara yang bersangkutan, dan bahwa besarnya volume perdagangan global teramat sangat penting. Aset ekonomi atau modal negara dapat digambarkan secara nyata dengan jumlah kapital (mineral berharga, terutama emas maupun komoditas lainnya) yang dimiliki oleh negara dan modal ini bisa diperbesar jumlahnya dengan meningkatkan ekspor dan mencegah (sebisanya) impor sehingga neraca perdagangan dengan negara lain akan selalu positif.

Merkantilisme mengajarkan bahwa pemerintahan suatu negara harus mencapai tujuan ini dengan melakukan perlindungan terhadap perekonomiannya, dengan mendorong ekspor (dengan banyak insentif) dan mengurangi impor (biasanya dengan pemberlakuan tarif yang besar). Kebijakan ekonomi yang bekerja dengan mekanisme seperti inilah yang dinamakan dengan sistem ekonomi merkantilisme.

Istilah merkantilisme ini pertama kali diperkenalkan oleh Victor de Riqueti, marquis de Mirabeau pada tahun 1763. Setelah itu baru dipopulerkan oleh Adam Smith pada tahun 1776. Menurut sejarah, Adam Smith menjadi orang pertama kali menyebutkan kontribusi merkantilis terhadap ilmu ekonomi dalam bukunya yang berjudul The Wealth of Nations. Kata merkantilis sendiri berasal dari bahasa Latin mencari, yang artinya untuk mengadakan pertukaran, yang berakar dari kata merx yang berarti komoditas. Istilah merkantilisme pada awalnya digunakan oleh para kritikus seperti Mirabeau dan Smith saja, akan tetapi kemudian kata ini juga digunakan dan diadopsi para sejarawan.

B. Sejarah Merkantilisme

Latar belakang merkantilisme dapat tumbuh dan berkembang di antaranya,
a. Munculnya negara-negara merdeka di Eropa (Inggris, Perancis, Jerman, Italia, dan Belanda)
b. Negara tersebut ingin mempertahankan kedaulatan, kebebasan, dan kesejahteraan rakyatnya.
c. Diperlukan kondisi perekonomian yang kuat agar tetap mampu bertahan.
d. Ditetapkan logam mulia sebagai standar ukuran kekayaan suatu negara.
e. Dibuka jaringan perdagangan, diadakan pelayaran serta eksplorasi ke wilayah-wilayah baru.

Ajaran merkantilisme dominan sekali diajarkan di seluruh sekolah Eropa pada awal periode modern (dari abad ke-16 sampai ke-18, era di mana kesadaran bernegara sudah mulai timbul). Peristiwa ini memicu, untuk pertama kalinya, intervensi suatu negara dalam mengatur perekonomiannya yang akhirnya pada zaman ini pula sistem kapitalisme mulai lahir. Kebutuhan akan pasar yang diajarkan oleh teori merkantilisme akhirnya mendorong terjadinya banyak peperangan di kalangan negara Eropa dan era imperialisme Eropa akhirnya dimulai. Tujuan dari kebijakan ekonomi merkantilis adalah untuk membangun negara, dan negara harus mencari cara untuk memperkuat ekonomi dan melemahkan musuh asing. Dalam menjalankan gerakan merkantilisme, negara-negara ini melakukan perlindungan dagang dengan mengenakan bea cukai masuk yang sangat tinggi. Perencanaan ekonomi dilakukan dengan menerapkan kebijakan sebagai berikut.
a. Berusaha mendapatkan logam mulia sebanyak-banyaknya
b. Meningkatkan perdagangan luar negeri
c. Mengembangkan industri berorientasi ekspor
d. Meningkatkan pertambahan penduduk sebgai tenaga kerja industri
e. Melibatkan negara sebagai pengawas perekonomian
 

Sistem ekonomi merkantilisme mulai menghilang pada akhir abad ke-18, seiring dengan munculnya teori ekonomi baru yang diajukan oleh Adam Smith dalam bukunya The Wealth of Nations, ketika sistem ekonomi baru diadopsi oleh Inggris, yang notabene saat itu adalah negara industri terbesar di dunia.

C. Tujuan Merkantilisme

Merkantilisme sebagai praktik dan teori ekonomi yang dominan di Eropa abad 16 sampai abad ke-18, yang dipromosikan lewat peraturan ekonomi pemerintahan suatu negara untuk tujuan menambah kekuasaan negara dengan mengorbankan kekuatan nasional saingannya. Ini adalah mitra dari politik ekonomi absolutisme atau monarki absolut. Secara historis, kebijakan tersebut sering menyebabkan perang dan juga termotivasi untuk melakukan ekspansi kolonial. Tarif tinggi, terutama pada barang-barang manufaktur, merupakan fitur yang hampir universal dari kebijakan merkantilis. Kebijakan lainnya termasuk:
a. Menciptakan koloni di luar negeri
b. Melarang daerah koloni untuk melakukan perdagangan dengan negara-negara lain;
c. Memonopoli pasar dengan port pokok
d. Melarang ekspor emas dan perak, bahkan untuk alat pembayaran
e. Melarang perdagangan untuk dibawa dalam kapal asing
f. Subsidi ekspor
g. Mempromosikan manufaktur melalui penelitian atau subsidi langsung
h. Membatasi upah
i. Memaksimalkan penggunaan sumber daya dalam negeri; dan
j. Membatasi konsumsi domestik melalui hambatan non-tarif untuk perdagangan.

D. Dampak Merkantilisme

Gerakan merkantilisme timbul seiring bermunculannya negara- negara di Eropa yang baru merdeka, sehingga negara-negara tersebut berusaha untuk memperbaiki perekonomian mereka dengan cara merkantilisme. Banyak raja- raja yang menganut kebijakan ini seperti Charles V dari Jerman, Ratu Elizabeth dari Inggris, Pangeran Maurits dari Belanda. Di mana gerakan merkantilisme ini pada gilirannya menyebabkan munculnya paham lain seperti kapitalisme, imperialisme dan berujung pada kolonialisme.

Dampak dari gerakan merkantilisme tersebut tentunya menimbulkan banyak pemberontakan dan persaingan sengit di kalangan negara bangsa di Eropa sendiri untuk menguasai perdagangan dunia. Setiap negara berlomba- lomba membangun industri perkapalan dan persenjataan guna memperluas monopoli perdagangannya. Kebutuhan akan pasar yang diajarkan oleh teori merkantilisme akhirnya memicu terjadinya banyak peperangan di kalangan negara Eropa. Sementara itu, dampak negatif lain terutama sangat mempengaruhi bagi kelangsungan masyarakat di tanah jajahan. Mereka tidak dapat bebas bahkan di tanah mereka sendiri. Mereka juga harus melakukan pengerukan logam mulai dan hasilnya bukan untuk kesejahteraan mereka. Namun keuntungan akan masuk pada kas negara penjajah. 


Dari berbagai sumber

Ket. klik warna biru untuk link

Download

Lihat Juga
1. Feodalisme
2. Bentuk-bentuk lapisan kekuasaan
3. Lembaga kemasyarakatan (lembaga sosial)
4. Konsep lembaga sosial (social institutions)

5. Wewenang
6. Unsur-unsur, saluran, dan dimensi kekuasaan
7. Tipe-tipe lembaga sosial
8. Tipe-tipe kekuasaan
9. Legitimasi
10. Kekuasaan, wewenang, dan kepemimpinan
11. Kekuasaan (power)
12. Hakikat kekuasaan dan sumbernya
13. Birokrasi

14. Pranata dan lembaga sosial
15. Pranata sosial

16. Komunisme
17. Sosialisme

Materi Sosiologi SMA
1. Materi Sosiologi Kelas X Bab 2.2 Individu, Kelompok, dan Hubungan Sosial (Kurikulum Revisi 2016)
2. Materi Sosiologi Kelas XII. Bab 3. Lembaga Sosial (KTSP)
3. Materi Ringkas Lembaga Sosial 
4. Materi Ujian Nasional Kompetensi Lembaga Sosial
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment