Pengertian Gender, Seks, Identitas dan Peran Gender
Table of Contents
Gender |
A. Pengertian Gender
Istilah gender berasal dari kata dalam bahasa Prancis Pertengahan gendre yang pada gilirannya berasal dari kata bahasa Latin genus yang berarti jenis atau tipe. Kata dalam bahasa Prancis modern yang terkait dengan istilah tersebut adalah genre (seperti pada genre sexuel). Oxford English Dictionary edisi pertama tahun 1900 menyebutkan bahwa arti awal gender sebagai jenis sudah tidak lazim dipakai.Kata gender masih dipakai luas terutama dalam linguistik untuk menyebut gender gramatikal (pengelompokan kata benda maskulin, feminin, dan netral). Seksolog Selandia Baru yaitu John Money mencetuskan perbedaan penggunaan isitilah jenis kelamin biologis dan gender sebagai peran pada tahun 1955. Sebelum itu, kata gender jarang digunakan untuk menyebut hal lain selain gender gramatikal dalam ilmu bahasa.
Definisi yang diajukan oleh Money tidak langsung banyak diakui sebelum akhirnya pada dekade 1970-an ketika teori feminis mengangkat konsep perbedaan antara jenis kelamin biologis dan gender sebagai konstruksi sosial. Definisi tersebut hingga kini masih digunakan untuk beberapa konteks seperti dalam ilmu sosial dan beberapa dokumen terbitan Organisasi Kesehatan Dunia. John Money mendefinisikan istilah peran gender sebagai perilaku atau tindakan yang dapat menunjukkan status seseorang sebagai laki-laki, pria, perempuan, atau wanita. Unsur-unsur dari peran gender di antaranya mencakup pakaian, gaya bicara, gerakan tubuh, pekerjaan, serta hal-hal lainnya selain dari jenis kelamin biologis. Beberapa filsuf feminis juga menyebutkan bahwa gender merupakan rangkaian besar yang dirundingkan antara seseorang dan orang di sekitarnya ketimbang hanya semacam motivasi privat di balik perilaku seseorang.
Dengan demikian istilah gender lebih merupakan perbedaan yang terlihat antara laki-laki dan perempuan apabila dilihat dari nilai dan tingkah laku. Pengertian gender dalam hal ini berbeda dengan pengertian jenis kelamin. Gender terbentuk secara sosial dan bukan dari bentuk tubuh laki-laki maupun perempuan. Gender didefinisikan sebagai perbedaan peran, kedudukan dan sifat yang dilekatkan pada kaum laki-laki maupun perempuan melalui konstruksi secara sosial maupun kultural. Sedangkan jenis kelamin merupakan pensifatan atau pembagian dua jenis kelamin manusia yang ditentukan gen biologis yang melekat pada jenis kelamin tertentu. Dalam konsep gender, terdapat istilah yang disebut dengan identitas gender dan ekspresi gender. Identitas gender adalah cara pandang seseorang dalam melihat dirinya, entah sebagai perempuan atau laki-laki. Sedangkan ekspresi gender adalah cara seseorang mengekspresikan gendernya (manifestasi), melalui cara berpakaian, potongan rambut, suara, hingga perilaku. Untuk lebih jelasnya berikut beberapa pengertian gender menurut ahli:
1) World Health Organization (WHO), gender adalah sifat perempuan dan laki-laki, seperti norma, peran, dan hubungan antara kelompok pria dan wanita, yang dikonstruksi secara sosial. Gender dapat berbeda antara satu kelompok masyarakat dengan masyarakat lainnya, serta dapat berubah seiring waktu.
2) Webster’s New World, gender diartikan sebagai perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan dilihat dari segi nilai dan tingkah laku.
3) Women’s Studies Encyclopedia dijelaskan bahwa gender adalah suatu konsep kultural yang berupaya membuat pembedaan (distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat.
4) Oakley (1972) dalam Fakih (1999:7-8), gender berarti perbedaan yang bukan biologis dan bukan kodrat Tuhan. Perbedaan biologis yakni perbedaan jenis kelamin (sex) adalah kodrat Tuhan dan oleh karenanya secara permanen berbeda. Sedangkan pengertian gender adalah perbedaan perilaku (behavioral differences) antara laki-laki dan perempuan yang dikonstruksi secara sosial, yakni perbedaan yang bukan kodrat dan bukan ketentuan Tuhan melainkan diciptakan oleh manusia (laki-laki dan perempuan) melalui proses sosial dan kultural yang panjang.
5) Caplan (1987) dalam Fakih (1999:72) mengemukakan bahwa perbedaan perilaku antara laki-laki dan perempuan tidaklah sekedar biologis, namun melalui proses sosial dan kultural. Oleh karena itu gender bisa berubah dari waktu ke waktu, dari tempat ke tempat bahkan dari kelas ke kelas, sedangkan jenis kelamin biologis (sex), meskipun bisa berubah (fisiknya) tetapi fungsi reproduksinya tetap tidak berubah pendapat tersebut senada dengan apa yang dikemukakan oleh Jacobsen (1998) dan Motmet (1991).
6) UNESCO (2007), gender merujuk pada peranan dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan yang diciptakan dalam keluarga, masyarakat dan budaya.
7) HT.Wilson (1998), yang memandang gender sebagai suatu dasar untuk menentukan perbedaan sumbangan laki-laki dan perempuan pada kebudayaan dan kehidupan kolektif yang sebagai akibatnya mereka menjadi laki-laki dan perempuan.
8) Yanti Muhtar (2002), gender dapat diartikan sebagai jenis kelamin sosial atau konotasi masyarakat untuk menentukan peran sosial berdasarkan jenis kelamin.
9) Mansour Fakih (2008:8), mendefinisikan gender sebagai suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun kultural.
10) Suprijadi dan Siskel (2004), gender adalah peran sosial di mana peran laki-laki dan peran perempuan ditentukan.
11) Azwar (2001), gender adalah perbedaan peran dan tanggung jawab sosial bagi perempuan dan laki-laki yang dibentuk oleh budaya.
12) Suryadi dan Idris (2004), gender adalah jenis kelamin sosial atau konotasi masyarakat untuk menentukan peran sosial berdasarkan jenis kelamin.
Dari semua definisi tentang gender yang telah diungkapkan diatas dapat dikatakan bahwa gender merupakan jenis kelamin sosial, yang berbeda dengan jenis kelamin biologis. Dikatakan sebagai jenis kelamin sosial karena merupakan tuntutan masyarakat yang sudah menjadi budaya dan norma sosial masyarakat yang melekat pada kaum laki-laki dan perempuan dan membedakan antara peran jenis kelamin laki-laki dan perempuan.
B. Perbedaan Seks dan Gender
Gender adalah karakteristik pria dan wanita yang terbentuk dalam masyarakat. Sementara itu, seks atau jenis kelamin adalah perbedaan biologis antara pria dan wanita. Perbedaan biologis tersebut dapat dilihat dari alat kelamin serta perbedaan genetik. Seseorang memiliki seks atau jenis kelamin sebagai perempuan, apabila ia memiliki vagina dengan 46 kromosom XX. Sedangkan pria memiliki organ reproduksi berupa penis dengan 46 kromosom XY. Seks terbentuk dengan alami, dapat dilihat sejak seorang individu lahir. Sedangkan gender dibentuk melalui konstruksi sosial dan budaya. Seks cenderung tidak bisa dipertukarkan, bahwa penis adalah milik laki-laki dan vagina milik perempuan. Sementara itu, gender bisa dipertukarkan. Misalnya, perempuan bisa bersifat maskulin dan laki-laki ada yang bersifat feminin.
C. Identitas gender dan peran gender
Identitas gender merupakan identifikasi personal seseorang terhadap gender dan peran gender tertentu dalam masyarakat. Istilah wanita dalam sejarah penggunaannya seringkali diartikan sebagai tubuh perempuan. Penggunaan tersebut kini dipandang kontroversial oleh beberapa kalangan feminis. Feminis mempertanyakan ide-ide dominan yang ada mengenai gender dan jenis kelamin biologis seperti jenis kelamin seseorang terikat dengan peran sosial tertentu. Filsuf Amerika Serikat, Judith Butler, menilai bahwa konsep wanita memiliki lebih banyak kesulitan yang bukan hanya akibat dari cara pandang masyarakat terhadap wanita sebagai sebuah kategori sosial, namun juga sebagai pengertian dan kesadaran diri, sebuah identitas subjektif yang diadakan atau dikonstruksi secara kultural. Identitas sosial merupakan identifikasi umum terhadap sebuah perkumpulan orang atau sebuah kategori sosial yang menyusun sebuah kebudayaan bersama di antara anggota-anggotanya. Menurut teori identitas sosial, sebuah komponen penting dari konsep diri berasal dari keanggotaan di dalam kelompok dan kategori sosial. Hal tersebut diperlihatkan dalam proses kelompok serta dalam bagaimana hubungan antarkelompok memiliki pengaruh siginifikan terhadap persepsi dan perilaku seseorang. Kelompok kemudian menyediakan anggota-anggotanya dengan definisi mengenai siapa diri mereka dan bagaimana mereka harus berperilaku di dalam lingkungan sosial mereka.
Masyarakat di seluruh dunia mengartikan perbedaan biologis antara pria dan wanita untuk menyusun ekspektasi-ekspektasi sosial yang menentukan perilaku mana saja yang pantas bagi pria dan bagi wanita. Hal tersebut juga menentukan perbedaan dari sisi hak serta akses terhadap kepemilikan, jabatan dalam masyarakat, dan kesehatan. Meskipun macam dan tingkat dari perbedaan-perbedaan tersebut bervariasi antara masyarakat satu dengan lainnya, pada umumnya pria lebih diuntungkan yang lalu membuat ketimpangan dan ketidaksetaraan gender ada di kebanyakan tempat. Sistem norma dan kepercayaan mengenai gender berbeda-beda dalam masing-masing kebudayaan dan tidak ada standar universal maskulin atau feminin yang berlaku bagi seluruh masyarakat. Peran sosial pria dan wanita berasal dari norma kebudayaan masyarakat tertentu yang menyusun sebuah sistem gender, yang juga mencakup pembedaan jenis kelamin dan pengutamaan sifat maskulin.
Dari berbagai sumber
Ket. klik warna biru untuk link
Download
Lihat Juga
1. Pandangan Sosiologis terhadap Masalah Sosial
2. Kenakalan Remaja
3. Patologi Sosial
4. Remaja
5. Pengangguran
6. Kemiskinan
7. Kesenjangan Sosial
8. Kejahatan
9. Disorganisasi Keluarga
10. Stereotip
11. Perilaku menyimpang. Korupsi
12. Penyimpangan seksual
13. Konsep sosiologi. Permasalahan sosial
14. Memahami patologi suatu realitas
15. Pengertian Depresi, Penyebab, Gejala, Jenis, dan Cara Mengatasinya
16. Pengertian Kriminalitas, Ciri, Penyebab, Dampak, Bentuk, dan Upaya Penanggulangannya
17. Definisi Pelecehan Seksual, Jenis, dan Tata Cara Pelaporan
18. Pengertian Diskriminasi, Sebab, Jenis, dan Bentuknya
19. Pengertian Marginalisasi, Ciri, Penyebab, Dampak, dan Contohnya
Materi Sosiologi SMA
1. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 2.1 Permasalahan Sosial dalam Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016)
2. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 2.2 Permasalahan Sosial dalam Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016)
3. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 2.3 Permasalahan Sosial dalam Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016)
4. Materi Sosiologi Kelas XI. Bab 2. Permasalahan Sosial (Kurikulum 2013)
5. Materi Ujian Nasional Kompetensi Permasalahan Sosial
Post a Comment