Pengertian Kelompok Etnis atau Suku Bangsa, Identitas, Perubahan, Contoh dan Jenisnya

Table of Contents
Pengertian Kelompok Etnis atau Suku Bangsa
Kelompok Etnis

A. Pengertian Kelompok etnis atau suku bangsa

Etnis atau kelompok etnik merupakan sebuah himpunan manusia (Subkelompok manusia) yang di persatukan oleh suatu kesadaran atas kesamaan sebuah kultur atau subkultur tertentu. Sementara suku bangsa merupakan sebuah kelompok manusia yang menggolongkan dirinya dengan sesamanya berdasarkan dari garis keturunan yang masih mempunyai kesamaan yang merujuk pada sebuah ciri khas, seperti budaya, bahasa, agama atau kepercayaan dan perilaku. Perbedaan etnis dan suku secara mendasar terletak di faktor keturunan atau asal usul nenek moyang.

Etnis dan suku bangsa merupakan suatu kesatuan sosial yang dapat dibedakan dari kesatuan yang berlainan berdasarkan identitas unsur kebudayaan yang mengakar kuat, terutama dengan bahasa yang merupakan salah satu aspek penting dalam budaya. Garis keturunan anggota suatu suku bangsa atau etnis umumnya ditentukan menurut garis keturunan ayah (patrilinial) ataupun garis keturunan ibu (matrilineal), atau menurut keduanya seperti suku Jawa. Ada pula ditentukan menurut agamanya, sebutan Melayu di Malaysia untuk orang bumiputera yang Muslim, orang Serani bagi yang beragama Kristen (peranakan Portugis seperti orang Tugu), suku Muslim di Bosnia, orang Moro atau Bangsa Moro di Filipina Selatan, dan sebagainya. Berikut beberapa pengertian Etnis Menurut Para Ahli.
1) Frederich Barth mengartikan istilah etnis sebagai suatu kelompok manusia tertentu yang bersama karena mempunyai kesamaan dalam hal ras, agama dan kepercayaan, asal-usul serta kombinasi dari kategori-kategori tersebut yang terikat pada sistem nilai budayanya sendiri.
2) Anthony Smith mengartikan kelompok etnis sebagai suatu konsep/sistem yang dipakai untuk menjabarkan sebuah kelompok manusia yang mempunyai asal-usul nenek moyang yang sama, ingatan sosial yang sama serta beberapa elemen kultural lain yang mengikat. Elemen-elemen kultural tersebut ialah keterkaitan kelompok manusia terhadap sebuah tempat tertentu, dan kelompok manusia tersebut memiliki sejarah yang kurang lebih sama satu dengan yang lainnya.
3) Koentjaraningrat, etnis merupakan sebuah kelompok sosial atau kesatuan hidup sekelompok manusia yang memilki sistem interaksi satu sama lainnya, mempunyai sistem norma yang mengatur interaksi tersebut, terdapat kontinuitas dan rasa memiliki identitas yang mempersatuan manusia-manusia tersebut, serta memiliki sistem kepemimpinan sendiri dalam kelompok manusia tersebut.
4) Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bahwa istilah etnis atau etnik memiliki makna sebagai suatu kelompok sosial masyarakat yang berada dalam sebuah sistem sosial atau kebudayaan yang menjadi pedoman. Kelompok sosial ini memiliki peran dan kedudukan tertentu berdasar pada faktor genetik, adat maupun tradisi, agama dan kepercayaan, sistem bahasa dan lain sebagainya.
5) Pertemuan internasional tentang tantangan-tantangan dalam mengukur dunia etnis pada tahun 1992, etnisitas adalah sebuah faktor fundamental dalam kehidupan manusia. Ini adalah sebuah gejala yang terkandung dalam pengalaman manusia, meskipun definisi ini sering kali mudah diubah-ubah.
6) Hassan Shadily MA, etnis adalah rumpun masyarakat yang dipandang memiliki keterkaitan biologis yang relatif mendominasi. Selain itu, etnis mengandung makna himpunan sosial yang berbaur, serta menjadi karakeristik yang membedakan golongan masyarakat berdasarkan asal usul wilayah.

B. Identitas Etnis

Identitas Etnis adalah individu-individu mempunyai banyak identitas yang berkaitan dengan peranan-peranan khusus. Salah satu identitas-identitas ini berhubungan dengan latar belakang etnis mereka yang dianggap sebagai inti diri mereka. Jadi identitas etnis suatu ciri khas yang dimiliki oleh sekelompok orang yang dianggap sebagai inti dari diri mereka. Identitas etnis sebenarnya merupakan bentuk spesifik dari identitas budaya. Identitas etnis bisa dilihat sebagai sekumpulan ide tentang satu kepemilikan keanggotaan kelompok etnis. Hal ini menyangkut beberapa dimensi.
1) Identifikasi diri
2) Pengetahuan mengenai budaya etnis (tradisi, kebiasaan, nilai-nilai dan tingkah laku)
3) Perasaan memiliki pada kelompok etnis tertentu.

C. Pendekatan Perubahan Identitas Etnis

1) Pendekatan objektif (struktural), melalui asumsi dasar ilmu alam bahwa ada keteraturan dalam realitas sosial juga dalam perilaku manusia. Mencari hukum umum dengan menjelaskan variabel mana menyebabkan atau berkorelasi dengan variabel lainnya. Pendekatan ini cenderung etnosentrik, di mana kaum objektivitas mengklaim bahwa tanda-tanda budaya seperti ras secara dekat berhubungan, kalaupun tak terpisahkan dengan etnik.
2) Pendekatan Subjektif (Fenomenologi)
a) Kaum subjektif memandang bahwa identitas etnik mengemuka lewat tanda-tanda budaya, mereka menekankan diri, dan juga perasaan identitas yang berkaitan dengan kelompok dan pengakuannya oleh orang-orang lain.
b) Identitas etnik sebagai dinamik, cair dan situasional, pendekatan deterministik telah dikritik sebagai terlalu simplistik, karena proses perubahan identitas etnik pada kelompok-kelompok etnik, sebenarnya, sirkuler, interaksional dan dinamik, serta melibatkan konflik-konflik dalam kelompok etnis.

D. Model-Model Perubahan Identitas Etnis

Pada dasarnya identitas etnik muncul bila dua atau lebih kelompok etnik berhubungan. Pada masa lalu terdapat berbagai model tentang tabiat dan proses transformasi identitas etnik, terutama model akulturasi dan model asimilasi yang kadang-kadang dipertukarkan. Asimilasi cenderung sejajar dengan hilangnya etnisitas, sementara pluralisme budaya cenderung menonjolkan kesinambungan etnisitas (Kim, 1988:30). Asimilasi merujuk pada sejauh mana suatu kelompok yang semula khas telah kehilangan identitas subjektifnya dan telah terserap kedalam struktur sosial suatu kelompok lain. Memang, akulturasi adalah suatu prasyarat, atau sekurang-kurangnya seiring dengan asimilasi karena bagaimana mungkin seseorang kehilangan perasaan khasnya dan sepenuhnya diterima suatu kelompok lain kecuali bila ia lancar dalam bahasa dan budaya kelompok penerima.

Konsep akulturasi dan konsep asimilasi bermula dari dan berkembang di Amerika Serikat. Perbedaan di antara dua proses itu adalah bahwa akulturasi merupakan proses dua arah, sedangkan asimilasi merupakan proses satu arah. Sejak definisi yang autoritatif muncul, banyak ahli mengemukakan definisi akulturasi. Banyak definisi mengandung interpretasi serupa, yaitu bahwa akulturasi adalah suatu bentuk perubahan budaya yang diakibatkan oleh kontak kelompok- kelompok budaya, yang menekankan penerimaan pola-pola dan budaya baru dan ciri-ciri masyarakat pribumi oleh kelompok- kelompok minoritas.

E. Contoh Etnis

1) Garis keturunan, anggota sebuah suku bangsa pada dasarnya ditentukan menurut garis keturunan ayah (patrilinial), seperti suku batak, menurut garis keturunan ibu (matrilineal) seperti suku minang atau seperti kebudayaan suku jawa. Ada juga ditentukan menurut agamanya, sebutan Melayu di Malaysia untuk orang bumiputera yang Muslim, sedangkan orang Serani yang beragama Nasrani (peranakan Portugis seperti orang Tugu), suku Muslim di Bosnia dan sebagainya.
2) Suku bangsa campuran, ada juga suku bangsa dengan berdasarkan percampuran ras, contohnya orang peranakan yang merupakan campuran bangsa Melayu dengan Tionghoa, orang Indo sebutan campuran bule dengan bangsa Melayu, orang Mestis untuk campuran Hispanik dengan bumiputra, orang Mulato campuran ras Negroid dengan ras Kaukasoid, dan yang lainnya.

F. Politik Identitas

Gabriel Almond (Tri Yudha Handoko, 2009) menjelaskan politik identitas sebagai sarana-sarana, pengalaman-pengalaman, dan pengaruh-pengaruh tersebut, yang semuanya membentuk sikap-sikap individu, selanjutnya menciptakan apa yang disebut politik identitas seseorang, yaitu suatu kombinasi dari beberapa perasaan dan sikap:
1) Di dalam sistem politik terdapat sikap-sikap dan keyakinan-keyakinan dasar seperti nasionalisme, identifikasi etnik atau kelas, keterikatan ideologis, dan perasaan fundamental akan hak-hak, keistimewaan dan kewajiban pribadi.
2) Kurang terdapat komitmen emosional terhadap, dan pengetahuan tentang, lembaga-lembaga pemerintahan dan politik seperti pemilihan umum, struktur badan perwakilan, kekuasaan badan eksekutif, struktur badan pengadilan; dan sistem hukum.
3) Lebih banyak terdapat pandangan-pandangan yang cepat berubah tentang peristiwa-peristiwa, kebijaksanaan politik, issue-issue politik dan tokoh-tokoh politik yang sedang terkenal. Politik identitas memang sejauh ini dipahami dan diarahkan dalam artian identitas personal dan identitas kolektif seperti identitas yang dibangun atas dasar gender, orientasi seksual, suku, agama dan bangsa.

G. Jenis Etnis

Etnis dapat dibedakan ke dalam jenis- jenis sebagai berikut:
1) Suku Bangsa Maya, merupakan golongan suku yang menempati wilayah semenanjung Yucatan, Amerika Tengah yang berbatasan langsung dengan Samudera Pasifik di sebelah barat, dan Laut Karibia di sebelah timur. Suku maya dengan perkembangannya mampu menghasilkan karya dan peradaban unik seperti bangunan berupa Chichen Itza, di bidang pertanian berupa kanal drainase, tanaman jagung dan latex, bangunan sumurnya yang disebut cenotes.
2) Suku Bangsa Persia, merupakan salah satu suku yang termasuk dalam golongan Bangsa Iran, yang mana dalam komunikasi sehari- hari menggunakan bahasa Persia. Bangsa ini mayoritas menempati wilayah Iran dan sebagian kecil menempati wilayah di beberapa negara-negara lain seperti Afganistan, Tajikistan, Uzbekistan, Amerika Serikat, Kuwait, Turki, Uni Emirat Arab, Irak dan juga beberapa negara di Timur Tengah.
3) Suku Bangsa Amazon, merupakan suku bangsa yang secara keseluruhan penduduknya adalah berjenis kelamin perempuan, bermula pada Era Klasik dalam mitologi Yunani. Menurut Herodotos, suku Amazon menempati wilayah perbatasan Skithia di Sarmatia (Ukraina). Para historigrafer lainnya pun berpendapat bahwa suku Amazon menempati wilayah Asia Minor, Libya, atau India.
4) Suku Bangsa Aborigin, merupakan sekumpulan manusia yang bermukim di  benua Australia, yang muncul pada sekitar abad 18 atau sering dikenal sebagai abad-abad kedatangan bangsa kulit putih. Populasinya mencapai 300.000 orang. Mereka mendiami wilayah pantai-pantai utara dan timur serta lembah sungai Murray dan sebagain kecil lainnya berada di Tasmania (Kitley, 1994;362). Suku Aborigin bertahan hidup dengan cara berburu dan meramu.
5) Suku Bangsa Han, mendiami wilayah Tiongkok, dengan populasi penduduk mencapai 91,59% dari keseluruhan penduduk Tiongkok. Tidak hanya suku terbesar di Tiongkok, Suku Han merupakan suku dengan populasi penduduk terbesar di dunia. Suku Han memiliki sebanyak kurang lebih 4000 tahun catatan sejarah. Suku Han tersebar di seluruh wilayah Tiongkok, dengan menggunakan Hanyu Bahasa Han dalam komunikasi yang digunakan sehari- hari.
6) Suku Gypsy, merupakan suku yang tergolong nomaden, di mana tidak memiliki tempat tinggal yang tetap ,atau dengan kata lain berpindah- pindah tempat tinggal. Suku bangsa ini memiliki pandangan hidup tersendiri yang unik dan tersebar luas di benua benua Amerika dan juga Timur Tengah. Populasi Suku Gypsy diperkirakan mencapai lebih dari 5 juta orang yang tinggal tersebar di setiap wilayah di penjuru dunia.
7) Suku Bangsa Yunani, merupakan nama suku bangsa yang mendiami wilayah Yunani semenjak abad ke-17 SM hingga sekarang. Populasi Suku Bangsa Yunani diketemukan di semenanjung Yunani di bagian tenggara Eropa, kepulauan Yunani, dan Siprus.


Dari berbagai sumber

Ket. klik warna biru untuk link

Download

Lihat Juga 
1. Kekerabatan (kinship)
2. Kebudayaan dan masyarakat
 
3. Etnosentrisme
4. Enkulturasi
 
5. Globalisasi, partikularisasi, dan pengalaman kolonialisme
6. Multikulturalisme dan problem minoritas di Indonesia
7. Multikulturalisme dan Isu SARA

8. Persamaan
9. Hak asasi manusia
10. Demokrasi

11. Hak-hak Kaum Minoritas dalam Masyarakat Multikultural
12. Definisi Struktur Sosial
13. Fungsi Struktur Sosial dalam Kehidupan Masyarakat
14. Ciri-ciri Struktur Sosial
15. Pengertian Masyrakat Majemuk, Ciri, Faktor Penyebab, Jenis, Konfigurasi dan strukturnya 
16. Tradisi
17. Unsur-unsur kebudayaan
 
18. Tabu
19. Stereotip
20. Ras atau etnik

21. Daerah budaya (culture area)
22. Pengertian Ras, Faktor, Klasifikasi, dan Jenisnya 
23. Pengertian Klan, Ciri, dan Bentuknya 
24. Pengertian Amalgamasi, Latar Belakang, Dampak, dan Contohnya 
25. Pengertian Prestise dan Implikasinya dalam Kehidupan Sosial
26. Pengertian Kasta, Warna, dan Sistem Kasta di Bali

Materi Sosiologi SMA
1. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 3.1 Perbedaan, Kesetaraan, dan Harmoni Sosial (Kurikulum Revisi 2016)
2. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 3.2 Perbedaan, Kesetaraan, dan Harmoni Sosial (Kurikulum Revisi 2016)
3. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 3.3 Perbedaan, Kesetaraan, dan Harmoni Sosial (Kurikulum Revisi 2016)
4. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 3.4 Perbedaan, Kesetaraan, dan Harmoni Sosial (Kurikulum Revisi 2016)   
5. Materi Sosiologi Kelas XI. Bab 3. Perbedaan, Kesetaraan, dan Harmoni Sosial (Kurikulum 2013)
6. Materi Sosiologi Kelas XI. Bab 1. Bentuk-bentuk Struktur Sosial (KTSP)
7. Materi Ujian Nasional Kompetensi Dinamika Struktur Sosial 
8. Materi Sosiologi Kelas XI. Bab 6. Masyarakat Multikultural (KTSP)
9. Materi Ujian Nasional Kompetensi Masyarakat Multikultural
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment