Pengertian Ideologi, Ciri, Fungsi, Dimensi, Jenis, dan Macamnya
Table of Contents
Ideologi |
A. Pengertian Ideologi
Dari bahasanya, ideologi berasal dari perpaduan dua istilah Yunani yaitu idein dan logos. Idein berarti memandang, melihat, ide, cita-cita. Logos adalah logia atau ilmu. Dari perpaduan kata tersebut, ideologi dapat diartikan sebagai seperangkat ide yang membentuk keyakinan dan paham untuk mewujudkan cita-cita manusia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ideologi merupakan kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat (kejadian) yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup. Ideologi merupakan sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Tujuan utama di balik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Demikian, ideologi merupakn sistem ide yang bercita-cita untuk menjelaskan dunia dan juga untuk mengubahnya. Ideologi sangat erat kaitannya dengan berbagai bidang kehidupan manusia, yaitu politik (hukum, pertahanan, dan keamanan), agama, sosial, dan kebudayaan.
Ideologi pertama kali muncul pada Revolusi Prancis yang diperkenalkan oleh seorang filsuf Destutt de Tracy pada abab ke-18. Pada abad ke-19, ideologi semakin populer. Kata ini berasal dari bahasa Prancis idéologie, merupakan gabungan 2 kata yaitu, idéo yang mengacu kepada gagasan dan logie yang mengacu kepada logos, kata dalam bahasa Yunani untuk menjelaskan logika dan rasio. Destutt de Tracy menggunakan kata ini dalam pengertian etimologinya, sebagai ilmu yang meliputi kajian tentang asal usul dan hakikat ide atau gagasan.
Destutt de Tracy dan rekan-rekannya merancang sistem pendidikan nasional yang mereka yakini akan mengubah Prancis menjadi masyarakat yang rasional dan ilmiah. Di mana menggabungkan keyakinan kuat pada kebebasan individu dengan program perencanaan negara dan pada 1795 menjadi doktrin resmi Republik Prancis. Napoleon pada awalnya mendukung Destutt de Tracy, namun kemudian berbalik melawan. Bahkan pada 1812 menyalahkan tentaranya yang kalah karena pengaruh ideologi tersebut. Beberapa sejarawan filsafat menyebut abad ke-19 merupakan zaman ideologi.
Beberapa ilmuwan sosial merumuskan definisi ideologi sebagai berikut:
1) Drs. Moerdiono, ideologi berarti a system of ideas, akan mensistematisasikan seluruh pemikiran mengenai kehidupan ini dan melengkapinya dengan sarana serta kebijakan dan strategi dengan tujuan menyesuaikan keadaan nyata dengan nilai-nilai yang terkandung dalam filsafat yang menjadi induknya
2) Gunawan Setiardjo, ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan atau aqidah 'aqliyyah (akidah yang sampai melalui proses berpikir) yang melahirkan aturan-aturan dalam kehidupan
3) Moh. A Safaudin, ideologi adalah pemikiran menuju keadilan, kesetaraan dan kesejahteraan bersama yang melalui proses berfikir manusia untuk menentukan aturan-aturan dalam kehidupan
4) Muhammad Ismail, ideologi (Mabda’) adalah Al-Fikru al-asasi al-ladzi hubna Qablahu Fikrun Akhar, pemikiran mendasar yang sama sekali tidak dibangun (disandarkan) di atas pemikiran pemikiran yang lain. Pemikiran mendasar ini merupakan akumulasi jawaban atas pertanyaan dari mana, untuk apa dan mau ke mana alam, manusia dan kehidupan ini yang dihubungkan dengan asal muasal penciptaannya dan kehidupan setelahnya?
5) Dr. Hafidh Shaleh, ideologi adalah sebuah pemikiran yang mempunyai ide berupa konsepsi rasional (aqidah aqliyah), yang meliputi akidah dan solusi atas seluruh problem kehidupan manusia. Pemikiran tersebut harus mempunyai metode, yang meliputi metode untuk mengaktualisasikan ide dan solusi tersebut, metode mempertahankannya, serta metode menyebarkannya ke seluruh dunia
6) Taqiyuddin An-Nabhani, ideologi (mabda’) adalah suatu aqidah aqliyah yang melahirkan peraturan. Yang dimaksud aqidah adalah pemikiran yang menyeluruh tentang alam semesta, manusia, dan hidup, serta tentang apa yang ada sebelum dan setelah kehidupan, di samping hubungannya dengan Zat yang ada sebelum dan sesudah alam kehidupan di dunia ini. Atau Mabda’ adalah suatu ide dasar yang menyeluruh mengenai alam semesta, manusia, dan hidup. Mencakup dua bagian yaitu, fikrah dan thariqah
7) William James, ideologi yaitu “ A man’s total view or thought about live” yang dituli dalam buku yang berjudul Varietis Religious Eksperience. Menyimpulkan bahwa ideologi merupakan pemikiran manusia yang dapat digunakan untuk merujuk pada totalitas yang dapat ia lakukan
8) Mubyarto, ideologi adalah sebagai sejumlah doktrin, kepercayaan, dan simbol-simbol sekelompok masyarakat atau satu bangsa yang menjadi pegangan dan pedoman kerja (atau perjuangan) untuk mencapai tujuan masyarakat atau bangsa itu
9) Satrapratedja, ideologi sebagai seperangkat gagasan atau pemikiran yang berorientasi pada tindakan dengan organisasi sistem yang teratur
10) Alfian, ideologi merupakan pandangan atau sistem bilateral yang menyeluruh dan mendalam mengenai suatu cara hidup yang secara moral dianggap benar dan adil
11) Soerjanto Poespowardojo, ideologi sebagai konsep pengetahuan dan nilai yang secara keseluruhan menjadi landasan bagi seseorang atau kelompok orang untuk memahami bumi dan jagat raya serta menentukan sikap dasar untuk mengolahnya
B. Ciri-Ciri Ideologi
Ideologi memiliki ciri seperti dibawah ini:1) Memiliki derajat tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan
2) Mewujudkan suatu asas kerohanian, pandangan dunia, pandangan hidup, pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara, diamalkan, dilestarikan kepada generasi berikutnya, diperjuangkan, dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban
C. Fungsi Ideologi
Ideologi diformulasikan, dipelajari, dan disematkan pada tataran abstrak dalam alam pikiran atau jiwa manusia. Ideologi mampu membentuk struktur kognitif, yaitu landasan dasar yang menjadi cara pandang manusia untuk memahami dan menafsirkan dunia1) Ideologi mampu menjadi pemandu tindakan sosial manusia
2) Ideologi mampu menjadi inspirasi norma dan nilai sosial
3) Ideologi mampu memberikan jalan bagi manusia untuk menemukan identitas dirinya
4) Ideologi mampu menjadi motivasi untuk mengejar cita-cita dan tujuan hidup
D. Dimensi kekuatan ideologi
Pada prinsipnya, terdapat tiga dimensi utama yang menentukan kekuatan ideologi.1) Dimensi realitas ideologi merupakan nilai-nilai dasar yang secara riil hidup dalam kebudayaan dan pengalaman sejarah manusia
2) Dimensi idealisme ideologi merupakan nilai-nilai dasar yang berwujud visi ke depan sebagai cita-cita orang yang menganutnya
3) Dimensi pengembangan ideologi merupakan nilai-nilai dasar yang berwujud keluwesan untuk mempelajari adanya perbedaan nilai dalam masyarakat
E. Jenis Ideologi
1) Ideologi TerbukaPandangan yang bersifat terbuka, tidak memaksa dan tidak menuntut. Pemikiran ide atau gagasan yang berasal dari proses demokratis dan bukan berasal dari satu golongan kekuasaan saja. Pada penerapannya ideologi terbuka menitikberatkan pada kemuliaan norma. Dengan sifatnya yang terbuka maka penerapan ideologi dapat diterima oleh setiap orang dengan latar belakang yang berbeda. Bersifat dinamis dan dapat menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi. Baik dalam bentuk ilmu pengetahuan dan teknologi. Pandangan hidup yang tidak bersifat kaku, bersifat dinamis, serta fleksibel dalam berkembang dan bertumbuh mengikuti tuntutan perkembangan zaman. Berikut ciri-ciri ideologi terbuka di antaranya,
a. Merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat
b. Berupa nilai-nilai dan cita-cita yang berasal dari dalam masyarakat sendiri
c. Hasil musyawarah dan konsensus masyarakat
d. Bersifat dinamis dan reformis
2) Ideologi Tertutup
Pengertian ideologi tertutup menunjukan bahwa ideologi yang dilaksanakan cenderung bersifat kaku dan tetap. Merupakan pemikiran sebagian golongan berkuasa yang diterapkan secara menyeluruh. Oleh karenanya pemikiran ide dari ideologi tertutup sebenarnya tidak sesuai dengan beberapa golongan minoritas. Meskipun terkesan banyak hal negatif yang menyelubungi dari penerapan ideologi tertutup. Namun kelebihan dari penerapan ideologi ini akan mengakibatkan pencapaian cita-cita akan terlaksana dalam waktu yang singkat. Hal ini diakibatkan oleh ambisi golongan penguasa yang besar. Pandangan hidup yang bersifat kaku, mutlak, dan tidak dapat dirubah–rubah kembali sehingga ajaran yang menentukan tujuan serta norma politik dan sosial tidak dapat dipersoalkan lagi. Berikut ciri-ciri ideologi tertutup di antaranya,
a. Bukan merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat
b. Bukan berupa nilai dan cita-cita
c. Kepercayaan dan kesetiaan ideologis yang kaku
d. Terdiri atas tuntutan konkret dan operasional yang diajukan secara mutlak
F. Macam Ideologi
1) Ideologi NasionalismeBersumber pada semangat kebangsaan yang tinggi. Ideologi nasionalis menjadikan kepentingan negara diatas segalanya. Berlandaskan pada cita-cita yang sama yaitu cita-cita nasional. Perbedaan suku,agama, budaya dan latar belakang tidak ditonjolkan namun dilebur dalam satu kesamaan rasa nasionalis. Gagasan inti nasionalisme adalah tindakan individu atau kelompok harus diorientasikan untuk kepentingan nasional. Lingkup nasional yang dimaksud adalah negara-bangsa. Kesadaran dan semangat cinta tanah air dan bangsa yang ditunjukkan melalui sikap individu dan masyarakat.
2) Ideologi Sosialisme
Ideologi sosialisme lebih fokus pada tujuan ekonomi. Menghapus kepentingan golongan dan menyamakan kedudukan semua warga negara. Gagasan inti sosialisme adalah kesetaraan sosial yang didorong oleh peran dominan pemerintah atau negara atas individu. Hak milik pribadi tidak diakui oleh sistem yang menganut sosialisme.
3) Ideologi Marxisme
Penerapan gagasan yang berpegang teguh pada kesamaan hak segala lapisan dan golongan masyarakat. Ideologi ini timbul untuk menentang ideologi kapitalis yang mementingkan satu golongan saja. Dalam penerapannya hak pribadi menjadi tidak dipentingkan. Namun lebih mengutamakan pada kesamaan yangg diperoleh semua masyarakat. Marxisme mengambil inspirasi konseptual dari pemikiran Marx tentang bagaimana masyarkat bekerja.
4) Ideologi Fasisme
Fasisme bertujuan pembentukan tatanan baru dibawah satu golongan berkepentingan. Bahwa kehidupan bernegara menurut paham ini harus diatur oleh satu golongan saja. Pemikiran yang keras dan mengatur semua sendi kehidupan. Tidak memberikan kebebasan dan pemberian hak pada masyarakat.
5) Ideologi Konservatif
Keyakinan dalam pencapaian tujuan dengan cara pemulihan. Ideologi ini menginginkan tatanan yang sesuai dengan nilai luhur masyarakat setempat. Karena menitikberatkan pada kearifan lokal, maka tujuan ideologi konservatif tidak ada patokan pasti yang baku. Dan bersifat berbeda-beda di antara daerah-daerah pelaksanaan paham ini. Pertentangan dengan pemikiran modern terjadi dengan panas. Paham ideologi konservatif menilai bahwa kemodernan hanya akan menyisakan efek negatif pada kehidupan bernegara.
6) Ideologi Kapitalisme
Penerapan ideologi yang hanya menitikberatkan pada satu golongan. Salah satu pihak menjadi lebih berkuasa terhadap negara. Bahwa hakikatnya menerapkan ideologi ini hanya akan memberikan keuntungan besar pada golongan penguasa. Gagasan inti kapitalisme adalah kebebasan individu untuk melakukan akumulasi kapital individual. Negara tidak boleh membatasi atau mengintervensi peran individu untuk mengakumulasi kekayaan.
7) Ideologi Liberalisme
Diartikan sebagai ideologi yang bebas. Tidak terpusat pada negara atau golongan. Kontrol dari pelaksanaan ideologi dibebankan pada setiap diri individu. Menekankan pada kesamaan hak dan kewajiban setiap masyarakat tanpa dibedakan. Dalam prakteknya pemegang kekuasaan tertinggi ada ditangan rakyat. Oleh karenanya pemerintah hanya berfungsi sebagai pengawas dalam penerapan ideologi liberalis. Gagasan inti ideologi liberalisme adalah kebebasan individu. Liberalisme menjungjung tinggi kesetaraan. Hak-hak dasar tiap individu harus dilindungi oleh negara.
8) Feminisme
Gagasan inti feminisme adalah perlawanan dominasi terhadap perempuan. Ideologi feminisme berusaha mengangkat perspektif perempuan dari posisi semula yang subordinat. Perjuangan kesetaraan hak dan tanggung jawab bagi perempuan dalam politik, ekonomi, budaya, ruang pribadi dan ruang publik.
Dari berbagai sumber
Ket. klik warna biru untuk link
Download
Lihat Juga
1. Integrasi masyarakat
2. Tahap-tahap resolusi konflik
3. Enkulturasi
4. Disorganisasi (disintegrasi) dan reorganisasi (reintegrasi)
5. Difusi
6. Bentuk-bentuk integrasi sosial
7. Belajar berdemokrasi dan hidup dalam pluralisme
8. Persamaan
9. Desentralisasi
10. Hak asasi manusia
11. Demokrasi
12. Kontrak sosial
13. Perkawinan
14. Definisi Kebiasaan, Tahap dan Pembentukan Adat
15. Demonstrasi
16. Definisi Pergolakan Daerah, Faktor Penyebab dan Contohnya
17. Definisi Harmoni Sosial
18. Pengertian Disintegrasi Sosial, Gejala, Penyebab, Bentuk, Contoh, dan Upaya Penanggulangannya
19. Definisi Pemulihan (Recovery) Pasca Konflik
20. Definisi Reintegrasi dan Upaya Reintegrasi Sosial
Materi Sosiologi SMA
Bab 5. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 5.1 Integrasi dan Reintegrasi Sosial
1. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 5.1 Integrasi dan Reintegrasi Sosial (Kurikulum Revisi 2016)
2. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 5.2 Integrasi dan Reintegrasi Sosial (Kurikulum Revisi 2016) (Lanjutan)
Post a Comment