Teori Ketergantungan (Dependency Theory)
Teori Ketergantungan |
Apa itu Teori Ketergantungan (Dependency Theory)?
Teori Ketergantungan atau dikenal teori depedensi (bahasa inggris: Dependency Theory) adalah salah satu teori yang melihat permasalahan pembangunan dari sudut Negara Dunia Ketiga. Teori ketergantungan dikembangkan pada akhir tahun 1950-an dibawah bimbingan Direktur Komisi Ekonomi PBB untuk Amerika Latin, Raul Presbisch yang menekankan pada konsep ekonomi yang mengidentifikasi ketergantungan finasial antara negara maju dan negara dunia ketiga.
Teori ini muncul sebagai reaksi terhadap teori pembangunan sebelumnya yaitu teori modernisasi yang sangat mendominasi sejak akhir tahun 1940-an. Selain itu, dunia dihadapkan pada adanya kenyataan bahwa pertumbuhan ekonomi di negara-negara industri maju ternyata tidak serta merta mengarah pada pertumbuhan di negara-negara miskin. Aspek penting dalam kajian sosiologi adalah adanya pola ketergantungan antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya dalam kehidupan berbangsa di dunia.
Menurut teori ketergantungan, dasar kesejahteraan negara-negara yang berada di pusat kehidupan internasional ialah akibat dari eksploitasi terhadap negara-negara lain yang ada di periferinya. Kaum elit setempat dan perusahaan multinasional mempertahankan pengaturan sosial dan struktural yang menimbulkan ketergantungan itu. Teori ketergantungan pada intinya berusaha untuk menjelaskan keadaan terbelakang banyak negara di dunia dengan memeriksa pola interaksi antar bangsa dan dengan alasan bahwa ketidaksetaraan antarbangsa merupakan bagian intrinsik dari interaksi tersebut.
Pengertian Ketergantungan atau Dependency Menurut Beberapa Ahli
1. Osvaldo Sunkel (1969) mendefinisikan ketergantungan sebagai penjelasan tentang perkembangan ekonomi sebuah negara dalam hal berbagai pengaruh eksternal seperti politik, ekonomi, dan budaya terhadap kebijakan pembangunan nasional.
2. Theotonio Dos Santos (1971) mendefinisikan ketergantungan sebagai sebuah kondisi sejarah yang membentuk struktur tertentu di dunia ekonomi sehingga menguntungkan beberapa negara dan merugikan beberapa lainnya dan membatasi kemungkinan pengembangan ekonomi subordinat. Situasi di mana ekonomi suatu kelompok negara tertentu dikondisikan oleh pengembangan dan perluasan dari ekonomi lain yang menjadi sasaran mereka sendiri.
3. Susanne Bodenheimer mendefinisikan ketergantungan sebagai sebuah proses yang berkelanjutan. Lebih lanjut ia menyatakan bahwa Amerika Latin sekarang ini dan sejak abad ke-16 merupakan bagian dari sistem internasional yang didominasi oleh negara-negara yang sekarang berkembang. Keterbelakangan Latin adalah hasil dari serangkaian hubungan tertentu dengan sistem internasional.
A. Latar Belakang Teoretis
Awal mula teori ketergantungan (Dependency Theory) dikembangkan pada akhir tahun 1950-an oleh Raul Presibich (Direktur Economic Commission for Latin America, ECLA). Dalam hal ini Raul Presbich dan rekannya bimbang terhadap pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju yang tumbuh pesat, namun tidak serta merta memberikan perkembangan yang sama kepada pertumbuhan ekonomi di negara-negara miskin. Bahkan dalam kajiannya mereka mendapati aktivitas ekonomi di negara-negara yang lebih kaya sering kali membawa kepada masalah-masalah ekonomi di negara-negara miskin.
Lahirnya teori dependensi juga merupakan merupakan jawaban atas krisis teori Marx ortodoks di Amerika Latin. Menurut Marxsis ortodoks, Amerika Latin harus melihat tahap revolusi industri borjuis sebelum melampaui revolusi sosialisasi proletar. Namun demikian revolusi Republik Rakyat Tiongkok tahun 1949 dan Revolusi Kuba pada akhir tahun 1950-an mengajak pada kaum cedekiawan bahwa negara dunia ketiga tidak harus selalu mengikuti tahap-tahap perkembangan tersebut. Tertarik pada model pembangunan RRC dan Kuba, banyak intelektual radikal di Amerika latin berpendapat bahwa negara-negara di Amerika Latin dapat saja berlangsung menuju dan berada pada tahapan revolusi sosialis.
Teori dependensi ini segera menyebar dengan cepat di belahan Amerika Utara pada akhir tahun 1960-an oleh Andre Gunder Frank, yang kebetulan berada di Amerika Utara pada tahun 1960-an. Di Amerika Serikat teori ini memperoleh sambutan hangat, karena kedatangannya hampir bersamaan waktunya dengan lahirnya kelompok intelektual muda radikal, yang tumbuh dan berkembang subur pada massa revolusi kampus, akibat pengaruh kegiatan protes antiperang, gerakan kebebasan wanita, dan menyebarnya kerusuhan rasial pada pertengahan tahun 1960 yang diikuti oleh inflasi kronis, develuasi mata uang dollar Amerika dan perasaan kehilangan kepercayaan diri pada masa awal tahun 1970-an, menyebabkan hilangnya keyakinan landasan moral teori modernisasi.
B. Hipotesis
Adapun hipotesis yang berkaitan dengan pembangunan di negara-negara Dunia Ketiga menurut teori ketergantungan adalah sebagai berikut (Reyes, 2001) :
1. Berbeda dengan perkembangan negara-negara maju yang mandiri, perkembangan negara-negara dunia ketiga memerlukan subordinasi terhadap negara maju.
2. Negara-negara pinggiran mengalami perkembangan terbesar mereka saat ikatan mereka dengan negara maju berada pada titik yang paling lemah.
3. Ketika negara maju pulih dari krisis dan membangun kembali hubungan perdagangan dan investasi, perusahaan ini sepenuhnya menggabungkan negara-negara perifer sekali lagi ke dalam sistem sehingga pertumbuhan industrialisasi di wilayah ini menjadi terhambat.
4. Mengacu pada adanya fakta bahwa wilayah yang sangat terbelakang dan masih beroperasi pada sistem feodal tradisional adalah wilayah yang pada masa lalu memiliki hubungan terdekat dengan negara maju.
C. Prinsip Teoretis
Menurut Bodenheimer (1970) dan Reyes (2001) dalam Hamza dkk, terdapat beberapa prinsip dasar yang merupakan inti dari teori ketergantungan di awal tahun 1950-an dan sekaligus merupakan inti dari model Presbisch. Menurutnya, untuk menciptakan kondisi pembangunan di dalam suatu negara perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut (Bodenheimer, 1970 dan Reyes, 2001) :
1. Menempatkan lebih banyak penekanan pada kebijakan fiskal daripada moneter untuk mengendalikan nilai tukar moneter
2. Mempromosikan peran pemerintah yang lebih efektif dalam hal pembangunan nasional
3. Menciptakan platform investasi, memberi peran istimewa kepada ibu kota nasional
4. Membolehkan masuknya modal eksternal mengikuti prioritas yang telah ditetapkan dalam rencana pembangunan nasional
5. Mempromosikan permintaan internal yang lebih efektif dalam hal pasar domestik sebagai dasar untuk memperkuat proses industrialisasi
6. Menghasilkan permintaan internal yang lebih besar dengan meningkatkan upah dan gaji pekerja yang pada gilirannya akan berdampak positif terhadap permintaan agregat di pasar dalam negeri
7. Mengembangkan cakupan layanan sosial yang lebih efektif dari pemerintah, terutama ke sektor-sektor tersebut agar menjadi lebih kompetitif
8. Mengembangkan strategi nasional sesuai dengan modal substitusi impor, melindungi produksi nasional dengan menetapkan kuota dan tarif di pasar luar
D. Ruang Lingkup
Menurut Reyes (2001), dari prinsip dasar di atas, terlihat teori ketergantungan mengkombinasikan berbagai elemen dari perspektif neo-Marxis dan teori ekonomi Keynes yaitu sebuah gagasan ekonomi liberal yang berakar dari teori liberalisme yang muncul di Amerika Serikat dan Eropa sebagai respon terhadap tahun-tahun depresi di tahun 1920-an. Berdasarkan teori ekonomi Keynes, teori ketergantungan mencakup empat hal utama, yaitu :
1. Untuk mengembangkan sebuah permintaan efektif internal yang penting dalam lingkup pasar domestik
2. Untuk mengetahui bahwa sektor industri sangat penting untuk mencapai tingkat pembangunan nasional yang lebih baik karena sektor ini dapat memberikan kontribusi nilai tambah pada produk yang lebih banyak dibandingkan dengan sektor pertanian
3. Untuk meningkatkan pendapatan pekerja sebagai alat untuk menghasilkan lebih banyak permintaan agregat dalam kondisi pasar nasional
4. Mempromosikan peran pemerintah yang lebih efektif untuk memperkuat kondisi pembangunan nasional dan meningkatkan standar kehidupan nasional
E. Bentuk-bentuk Ketergantungan
Dos Santos menguraikan ada 3 bentuk ketergantungan di antaranya,
1. Ketergantungan Kolonial
a. Terjadi penjajahan dari negara pusat ke negara pinggiran
b. Kegiatan ekonominya adalah ekspor barang-barang yang dibutuhkan negara pusat
c. Hubungan penjajah—penduduk sekitar bersifat eksploitatif negara pusat
d. Negara pusat menanamkan modalnya baik langsung maupun melalui kerja sama dengan pengusaha lokal
2. Ketergantungan Teknologis-Industrial
a. Bentuk ketergantungan baru
b. Kegiatan ekonomi di negara pinggiran tidak lagi berupa ekspor bahan mentah untuk negara pusat
c. Perusahaan multinasional mulai menanamkan modalnya di negara pinggiran dengan tujuan untuk kepentingan negara pinggiran
F. Pendekatan
Terdapat dua jenis pendekatan teori ketergantungan yaitu pendekatan Struktural Amerika Latin yang ditandai oleh karya Presbich, Celso Furtado, dan Anibal Pinto dari Komisi Ekonomi PBB untuk Amerika Latin dan Marxis Amerika yang dikembangkan oleh Paul A. Baran, Paul Sweezy, dan Andre Gunder Frank.
1. Struktural
Pendekatan struktural adalah sebuah pendekatan ekonomi dalam teori ketergantungan yang menekankan pentingnya mempertimbangkan fitur struktural ketika melakukan analisis ekonomi. Pendekatan ini berasal dari kerja Komisi Ekonomi PBB untuk Amerika Latin terkait dengan Raul Prebisch dan Celso Furtado. Prebisch berargumen bahwa ketidaksetaraan ekonomi dan perkembangan yang menyimpang merupakan ciri struktural yang melekat pada pertukaran sistem global. Dengan demikian, model strukturalis awal menekankan pada disekuilibrium internal dan eksternal yang timbul dari struktur produktif dan interaksinya dengan hubungan ketergantungan yang dimiliki oleh negara-negara berkembang dengan negara maju.
2. Neo-Marxis
Pendekatan Neo-Marxis terhadap ekonomi pembangunan terkait dengan teori ketergantungan dan teori sistem dunia. Dalam pandangan neo-Marxis, eksploitasi dalam pendekatan Marxis mengandung makna eksploitasi eksternal dan bukan eksploitasi normal modern terhadap Marxisme ortodoks atau klasik. Dalam ekonomi industri, pendekatan neo-marxis menekankan pada monopoli daripada persaingan. Tokoh-tokoh yang terkait dengan pendekatan ini diantaranya adalah Paul A. Baran, Paul Sweezy, dan Andre Gunder Frank.
G. Pemikiran Teoretis
1. Raul Prebisch
Pada tahun 1950, Presbich menerbitkan karyanya yang berjudul The Economic Development of Latin America and its Principal Problems. Teori Pembagian Kerja Secara Internasional, didasarkan pada Teori Keunggulan Komparatif, membuat negara-negara di dunia melakukan spesialisasi produksinya, sehingga negara di dunia terpecah menjadi dua kelompok, negara-negara pusat yang menghasilkan barang industri dan negara-negara pinggiran yang menghasilkan produksi pertanian. Menurut teori di atas, seharusnya keduanya saling beruntung dan sama-sama kaya, tetapi kenyataan menunjukkan hal yang sebaliknya.
Ini dikarenakan terjadinya penurunan nilai tukar dari komoditi pertanian terhadap komoditi industri, yang akhirnya menimbulkan defisit neraca perdagangan secara terus-menerus. Atas dasar analisisnya ini, Prebish berpendapat bila ingin keluar dari ketertinggalan ini, negara pinggiran harus melakukan industrialisasi yang dimulai dari industri subsitusi impor, pemerintah perlu melindungi industri yang baru tumbuh ini melalui kebijakan proteksi. Bagi Prebisch, campur tangan pemerintah merupakan sesuatu yang sangat penting untuk membebaskan negara-negara ini dari rantai keterbelakangannya.
2. Perdebatan tentang Imperialisme dan Kolonialisme
Ada tiga kelompok yang memberikan jawaban terhadap dorongan utama bagi bangsa Eropa melakukan ekspansi keluar dan menguasai bangsa-bangsa lain (imperialisme dan kolonialisme), baik secara politis maupun ekonomis di antaranya,
a. Teori God, teori ini pada dasarnya menyatakan bahwa motivasi utama dari orang-orang Eropa untuk mengarungi samudera dan bertualang di negara-negara lain adalah untuk menyebarkan agama dan menciptakan dunia lebih baik.
b. Teori Glory, A Schumpeter, salah satu pencetus teori ini membantah bahwa imperialisme dan kolonialisme digerakkan oleh dorongan ekonomi, dengan memberikan bukti bahwa banyak negara Eropa sebenarnya mengalami kerugian secara ekonomi, melainkan kehausan akan kekuasaan dan kebesaran.
c. Teori Gold, teori ini menjelaskan imperialisme dan kolonialisme melalui motivasi keuntungan ekonomi, teori ini juga yang menekankan pada keserakahan manusia, yang selalu berusaha mencari tambahan kekayaan, yang termasuk dalam teori ini adalah A.Habson dan V.I. Lenin.
3. Paul Baran
Bila Marx mengatakan bahwa sentuhan negara-negara kapitalis maju kepada negara-negara pra-kapitalis yang terkebelakang akan membangunkan negara tersebut untuk berkembang seperti negara-negara kapitalis di Eropa, maka Baran berpendapat lain, baginya sentuhan ini akan mengakibatkan negara-negara pra-kapitalis tersebut terhambat kemajuan dan akan terus hidup dalam keterbelakangan.
Perkembangan kapitalisme di negara pinggiran berbeda dengan perkembangan kapitalisme di negara-negara pusat. Di negara pinggiran, sistem kapitalisme seperti terkena penyakit kretinisme. Orang yang dihinggapi penyakit ini tetap kerdil dan tidak bisa besar. Teori ini menyatakan bahwa:
a. Negara-negara pinggiran yang pra kapitalis mempunyai dinamika sendiri yang bila tidak disentuh oleh negara-negara kapitalis maju akan berkembang secara mandiri, dan
b. Justru karena sentuhan negara-negara kapitalis maju ini, perkembangan negara-negara pinggiran menjadi terhambat.
4. Teori Ketergantungan Klasik
a. Andre Gunder Frank
Keterbelakangan di negara pinggiran (oleh Frank disebut negara satelit) akibat langsung dari terjadinya pembangunan di negara pusat (oleh Frank disebut negara metropolis). Menurut Frank, ciri-ciri dari perkembangan kapitalisme satelit adalah:
a) Kehidupan ekonomi yang tergantung
b) Terjadinya kerjasama antara modal asing dengan kelas-kelas yang berkuasa di negara-negara satelit, yakni para pejabat pemerintah, klas tuan tanah dan klas pedagang, dan
c) Terjadinya ketimpangan antara yang kaya (kelas yang dominan yang melakukan eksploitasi) dan yang miskin (rakyat jelata yang dieksploitir) di nagara-negara satelit
b. Theotonio Dos Santos
Ia menyatakan bahwa perkembangan negara pinggiran hanya bayangan dari negara-negara pusat atau metropolis atau perkembangan ikutan yang tergantung. Impuls dan dinamika perkembangan itu berasal negara induknya. Bila negara induknya mengalami krisis, negara satelitnya pun ikut kejangkitan krisis. Di sini Santos membedakan tiga bentuk ketergantungan yaitu, ketergantungan kolonial, ketergantungan finansial-industrial, dan ketergantungan teknologi-industri.
Dari berbagai sumber
Download
Ket. Klik warna biru untuk link
Lihat Juga
1. Teori Modernisasi
2. Immanuel Wallerstein. Sekilas Biografi
3. Immanuel Wallerstein. Teori Sistem Dunia
4. Teori-Teori Globalisasi
Post a Comment